Seminar Proposal Skripsi

Makna Praktek  “ROKAT Tashe’ “ (Upacara Selamatan Laut)
Bagi masyarakat Nelayan Pulau Mandangin sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang
(Studi Sosiologi Budaya di Pulau Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang)

Proposal Penelitian
Diajukan Sebagai Tugas Akhir
Mata Kuliah Seminar








OLEH :
Misbahul Munir
08.05.211.00040

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2011

I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan sendiri mencakup segala sesuatu yang termasuk pengetahuan (knowledge), kepercayaan (trust), seni (art), moral, hukum dan adat istiadat serta kebiasaan yang ada di masyarakat dilakukan oleh anggotanya. Berbagai mesin, ilmu pengetahuan, peralatan hidup, karya sastra dan ideologi merupakan hasil dari kebudayaan (Edward Taylor, 1897). Mengingat keadaan tersebut, maka, kebudayaan perlu untuk ditelusuri unsur-unsurnya. Unsur kebudayaan terdiri dari sistem religi, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian dan sistem teknologi kebudayaan.
Kebudayaan juga merupakan keseluruhan pola tingkah laku baik implisit maupun eksplisit yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk perwujudannyadalam benda-benda materi. Lebih lanjut diungkapkan bahwa kebudayaan makhluk terdapat unsur-unsur universal seperti sistem organisasi sosial, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi, sistem pengetahuan, kesenian, bahasa dan religi. Kemudian dapat dijelaskanbahwa sistem-sistem tersebut selanjutnyamsih dibagi lagi dalam wujud kebudayaan menjadi sistem budaya, sistem sosial dan artefak, hal tersebut juga berlaku pula pada sistem-sistem lain yang ada.
Kebudayaan juga didefinisikan ddengan berbagai cara . dimulainya dengan suatu definisi tipikal yank diusulkan oleh Marvin Harris, bahwa “konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompok-kelompok masyarakat tertentu, seperti “adat” (Custom), atau “cara hidup” masyarakat” (1986:16). Lebih lanjut, kebudayaan terspesialisasi pada rangka sistem kebudayaan tampak yang disebut dengan overt culture yang meliputi sesuatu yang dapat divisualisasikan melalui pengamatan panca indra, dan kebudayaan yang tidak tampak yang disebut covert culture dan meliputi ide, gagasan dan sesuatu yang abstrak melalui berbagai  cakupan yang terdiri dari sistem budaya meliputi sistem nilai, konsep, tema berpikir dan keyakinan. Kebudayaan adalah segala hal yang dimiliki oleh manusia, hanya diperolehnya dengan belajar dan menggunakan akalnya. Manusia dapat berjalan karena kemampuan untuk berjalan itu didorong oleh nalurinya, dan terjadi secara Ilmiah.Tipologi kebudayaan yang mendasar dari masyarakat di daerah pedesaan atau pedalaman sangat kuat dalam menjaga mental dari sistem nilai budaya (culture value system) dan sikap (attitude) menimbulkan pola pikir tertentu yang berpengaruh pada tindakan seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau keputusan yang penting dalam hidupnya (Sayogjo, 1980). Sistem nilai atau budaya merupaka suatu rangkaian konsepsi abstrak yang hidup dalam sebagian besar warga masyarakat. Sistem nilai menjadi acuan bagi setiap orang untuk melakukan sesuai dengan anjuranyang diperbolehkan. Dengan adanya sistem nilai, maka manusia akan terdorong untuk hidup, karena itu sistem nilai budaya sukar sekali untuk hilang dari diri dan masyarakat karena merupakan pengejawantahan dari pola kehidupan kita sebagai makhluk yang dinamis.
Sebagai masyarakat dinamis kehidupan masyarakat berasas pada ketenangan, kedamaian dan jaminan kebahagian yang berorientasi pada penanaman nilai dan norma yang dihasilkan serta didapatkan melalui sistem religiusasi yang didapatkan dan direnungkan. Pada perkembangannya kebudayaan masyarakat Indonesia masih kental dengan aroma dan suasana budaya animisme. Hal tersebut dapat kita lihat dari berbagai ritual –ritual yang dilakukan masyarakat. Upacara warisan animisme terliaht dibeberapa upacara seperti memetri, salapan, ruwat kolo,upacara  larungan, upacara saketanan, upacara kasodo dan sebagainya. Seperti yang terjadi di Jawa mengenal kebiasaan methil atau  upacara panen padi yang dilakukan di sawah-sawah secara beramai-ramai dan di tiap petak sawah upacara juga dilakukan selamatan sendiri apabila akan memanen.
Etnografi berasal dari kata etnos yang berarti suku bangsa dan graphein yang berarti gambaran. Jadi etnografi adalah gambaran tentang suku-suku bangsa. Etnografi merupakan pekerjaan mendiskripsikan kebudayaan. Tujuan utama aktivis ini adalah memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang asli. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Menurut para ahli Meville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Jadi kesimpulannya, etnografi dan kebudayaan tujuannya untuk memahami hal yang di lihat, di dengar dan di amati betul-betul untuk kemudian menarik kesimpulan (memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang asli). Dari satu sisi, hal ini sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem atau struktur dari ke-2nya dalam mendiskripsikan pandangan hidup masyarakat sehari-hari, karena ke-2 metode ini saling mempengaruhi satu sama lain. Jadi, etnografi dan kebudayaan mempunyai kaitan yang sangat erat. Karena jika etnogafi tidak dipengaruhi dengan adanya struktur-struktur kebudayaan suatu penelitian, penelitian itu tidak akan sistematik.
secara lebih spesifik, Spradley kemudian mendefinisikan budaya sebagai system pengetahuan yang diperoleh manusia melalui proses belajar, yang mereka gunakan untukmenafsirkan (menginterpretasikan)dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka.( James P.Spradley, 1982)
Dalam memahami metode ethongrafi. Mempunyai dua bagian utama dalam buku karangan James P.Spradley yang di Essai oleh DR.Amri Marzali menjadi sebuah pengantar, Pada bagian awal, penulis memberikan lambaran akademis tentang makna dan posisi etnografi dalam kajian kebudayaan. Adapun di bagian selanjutnya, lebih dijelaskan para hal-hal yang berkaitan dengan teknik wawancara ethnografi yang dituangkan dalam dua belas langkah. Sebagai sebuah metode, etnografi banyak menawarkan beberapa pendekatan ; pengumpulan kisah-kisah kehidupan, wawancara etnografis, observasi partisipatif, kombinasi, ataupun studi dokumentasi. Buku ini sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai buku metode wawancara etnografis dimana Spradley menawarkan konsep The Development Research (Alur Penelitian Maju Bertahap) dalam melakukan wawancara. Dalam pengantar itu Amri memberikan penjelasan singkat tentang sejarah dan perkembangan etnografi. Etnografi sebenarnya adalah metode penelitian yang dilahirkan dari tradisi  ilmu antropologi. Awalnya etnografi hadir sebagai titik tolak pendekatan penelitian antropologi yang hanya berkutat pada dokumen dan artefak untuk merekonstruksi sejarah peradaban masyarakat pedalaman. Metode etnografi kemudian lebih memperhatikan aspek interaksi langsung kepada masyarakat/etnic pedalaman yang hendak diteliti.
Seiring perkembangan intelektual dan menguatnya gerakan pos-strukturalisme dalam kajian antropologi, metode ethnografipun mengalami perubahan paradigma yang cukup significant. Etnografi kemudian tidak “ngurusi” dan menganalisis tentang masyarakat/komunitas pedalaman atau sebuah suku/etnic tertentu saja. Etnografi kemudian juga bekerja pada ruang keseharian masyarakat kontemporer yang hidup di sekitar. Spradley, sang penilis buku, adalalah  tokoh ilmu antropologi “paradigma baru”  dalam buku ini banyak memberikan contoh-contoh teknik etnografi yang sangat kontekstual untuk dilakukan dalam penelitian sederhana sehari-hari. Memahami konsep kebudayaan menjadi pintu awal dalam menelusuri gagasan Spradley. Menurut Spadley, Kebudayaan hendaknya dipahami sebagai pengetahuan yang diperoleh dan dipergunakan untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku serta strategi tindakan dalam hidup sehari-hari (Spradley, 2007 : 6). Dalam konteks pemahaman seperti inilah buku ini secara teori dan metodik lebih menekankan pada penyelidikan terhadap makna budaya melalui pendekatan wawancara dengan bahasa sebagai salah satu medianya Upacara warisan animisme tersebut juga dapat kita jumpai dikalangan masyarakat Madura terutama masyarakat pesisir dan masyarakat kepulauan yang notabene berprofesi sebagai nelayan. Setiap tahun masyarakat mengadakan upacara atau ritual khusus membuat acara ”selamatan” yang dikenal dikalangan masyarakat Madura dengan nama ”rokat” serta dilaksanakan dilaut tempat masyarakat melakukan aktifitas melautnya, sehingga, masyarakat Madura mengenalnya dengan ”rokat tashe’ ” (upacara menyelamati laut) yang menjadi tradisi dan kebudayaan masyarakat Madura pada umumnya dan mayarakat nelayan Pulau Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang pada khususnya.
Keyword : Makna, Rokat Tase’
    Dengan Latar belakang diatas maka Aspek Sosiologisnya adalah Makna (Meaning) merupakan aspek Sosiologisnya sedangkan Rokat Tase’ merupakan aspek Budaya.
Rokat tase’ adalah upacara masyarakat nelayan untuk menyelamatkan nelayan dari bahaya-bahaya yang mungkin akan dihadapi ketika melaut dan dapat memberikan hasil tangkapan ikan yang banyak setiap tahun oleh mayoritas kaum Nelayan Pesisir maupun para Nelayan kaum Kepuluan pada masyarakat Madura pada umumnya dan masyarakat Pulau Mandangin Kecamatan dan Kabupaten Sampang pada khususnya, serta keunikan Pulau tersebut ritual ” Rokat Tase’ ” tiadak hanya dilakukan pada setiap tahun sekali akan tetapi pada saat – saat tertentu ritual rokat tase’ dilakukan oleh masyarakat Nelayan jika diantara mereka dirasuki oleh makhluk halus/Penjaga Laut.. Rokat tase’ ini sudah menjadi kebiasaan mereka secara turun temurun (warisan nenek moyang).
Simbol-simbol yang digunakan dalam rokat ini antara lain adalah. Pengajian yang bertujuan untuk mendoakan keselamatan nelayan saat melaut. Sesajen (larung laut) sebagai keberkahan pada laut supaya laut dapat bersahabat dengan nelayan,Kepala Sapi, Kepala Kambing. Hati Ayam, Sesajen dan bendera-bendera untuk memeriahkan Rokat tase’ dikalangan kaum nelayan serta masyarakat Pulau Mandangin.
Tabel 1. Simbol – Simbol Rokat Tase’(Petik Laut)
No    Simbol – Simbol    Makna
1    Pengajian    Mendoakan para Nelayam agar Selamat waktu melaut
2    “Ronnang,madura/Ludruk”    Untuk memeriahkan Rokat Tase’ & Hiburan warga
3    Kepala Sapi    -
4    Ayam    -
5    Sesajen (Larung Laut)    Sebagai keberkahan pada laut supaya bisa bersahat dengan para Nelayan
7    Uang    Rasa syukur Kepada Allah SWT serta mensukuri hasil tangkapan dari laut
8    Bendera    Menggunakan Bendera Merah Putih menunjukkan Nelayan Pulau Mandangin adalah Bangsa Indonesia

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan sistematika latar belakang yang bersifat diskripif-kualitatif terhadap suatu peristiwa Praktek ”rokat tashe’”yang secara khusus terjadi di masyarakat nelayan Madura, khususnya Masyarakat Pulau Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang. Maka, butuh perumusan yang lebih spesifik untuk mendiskripsikan peristiwa tersebut, yaitu:
1.2.1 Apa makna dari praktek “rokat tase’ ”menurut masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang ?
1.2.2 Apa Fungsi praktek “rokat tase’ ” terhadap kepercayaan masyarakat Nelayan Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Khusus
•    Ingin mengetahui makna   praktek  “rokat tashe’ “bagi masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang.
•    Ingin mengetahui fungsi   praktek  “rokat tashe’ “ terhadap kepercayaan masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang melaui berbagai perspektif khususnya perbandingan dengan agama.



1.3.2 Tujuan Umum
•    Sebagai upaya memberikan deskripsi secara universal mengenai makna praktek  “rokat tashe’ “  bagi masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang.   
       
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat
•    Supaya menjadi bahan kajian internal bagi masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang.

1.4.2    Bagi Penulis
•    Sebagai pengalaman dan peningkatan kemampuan dalam memberikan satu masukan bagi semua pihak dalam suatu peristiwa terutama bagi masyarakat pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang pada khususnya dan Madura pada umumnya.
1.6.2    Bagi Universitas
•    Menjadi referensi mengenai makna   praktek  “rokat tashe’ “  bagi masyarakat Pulau Mandangin kecamatan Sampang kabupaten Sampang.   
       
1.7 Kerangka Teori
1.7.1 Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead (1934)
            Mead menganalisa bahwa terbentuknya suatu lingkungan sosial merupakan satu proses yang di dahului oleh keseluruhan atau masyarakat, sebab, masyarakat mempunyai peran membentuk prilaku individu. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan bagian awal sebelum bagian individu. Meskipun bagian tecipta terlebih dahulu tercipta sebelum keseluruhan, akan tetapi, bagian-bagian tersebut diterangkan berdasarkan keseluruhan. Keputusan dari Tindakan tersebut di dapatkan dari proses sosial berdasarkan bagaimana terbentuknya rangsangan (stimulus) yang menjadi dasar individu menanggapi (respon) terhadap rangsangan tersebut.   Berdasarkan analoginya tersebut Mead (1938) melakukan rumusan lanjutan dengan mengenalkan teoritis dalam mengidentifikasi empat basis dan tahapan tindakan berdasarkan dua kutub stimulus dan respon yang dijelaskan sebelumnya. Keempat tahap tersebut mencerminkan satu kesatuan organik yang mempunyai korelasi secara dialektis. Keempat basis tersebut adalah :
1)    Impuls : suatu dorongan yang dihasilkan melalui rangsangan melaui perantara alat indera, aktor bereaksi terhadap rangsangan yang dilihat atau dirasakan dengan berbagi respon yang diaktualisasikan baik secara spontan maupun melalui pemikiran yang matang. Secara spesifik, impuls menghubungkan dua kutub utama yaitu hubungan aktor dan lingkungan.
2)    Persepsi : dalam rangkaiannya persepsi berdekatan dengan impuls, persepsi mempunyai kuasa baik otonom maupun autonom untuk menanggapi stimuli yang datang berdasarkan pilihan rasa yang akan di respon. Dalam proses persepsi terdapat proses memamhami dan menilai terhap stimuli yang dilihat maupun dirasakan, sebab, hal ini menjadi pilihan bagi aktor untuk menerima dan menolak stimuli yang datang. Secara spesifik persepsi menghubungkan dua kutub utamanya yaitu hubungan antara aktor dan objek.
3)    Manipulasi : ketika impuls dan persepsi memberikan pemahaman terhadap lingkungan dan objek berdsarkan stimuli yang dilihat atau dirasa, maka aktor mempunyai kuasa untuk memikitkan dan memahami secara panjang maupun sejenak. Hal tersebut dilakukan supaya keputusan dalam tindakan tidak berdasarkan aksentuasi yang spontan. Dalam proses ini aktor dapat menggunakan mentalnya untuk menguji stimuli yang datang. Dalam hal ini manipulasi secara spesifik menghubungkan antara aktor dan pertimbangan dalam melakukan tindakan. 
4)    Konsumasi : tahap ini merupakan tahap tindakan yang dilakukan aktor terhadap stimuli yang di prosesnya sejak awal, apakah tindakan akan dilakukan atau tidak. Eksekusi dilakukan setelah melalui tiga proses sebelumnya.
1.8  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-diskriptif  dengan menggunakan pendekatan etnografi.



1.8.1 Metode Pengambilan Data
•    Metode pengambilan data adalah dengan observasi partisipan dengan melakukan wawancara mendalam (interview depth) dengan informan, dengan menggunakan teknik snowball samplel, yaitu memaksimalisasikan waktu yang ada dan pengumpulan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dikaji .
1.8.2 Metode Analisis Data
•    Dengan menggunakan trianggulasi yaitu pemeriksaan kembali informasi yang diperoleh serta menelaah kembali seluruh dat adari berbagai sumber yang kita dapatkan dilapangan, baik melalui hasil wawancara, pengamatan, dokumen dan lain-lain
1.8.3 Metode Pemeriksaan Keabsahan data
•    Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan trianggulasi sumber data baik primer maupun skunder.
•    Pengertian,Sejarah,dan Tujuan Penelitian Etnometodologi.
•    Etnometodologi mempunyai pengertian sekumpulan pengetahuan berdasarkan akal sehat dan rangkaian prosedur serta pertimbangan (metode) yang mana masyarakat biasa dapat memahami, mencari tahu, dan bertindak berdasarkan situasi dimana meraka menemukan jati diri. Penelitian etnometododologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menjelaskan dan menggambarkan kata hidup mereka sendiri
•    Penelitian etnometodologi pertama kali ditemukan dan dipraktekkan secara langsung oleh Harold Grafinkel pada tahun 1950-an. Pada waktu itu Grafinkel melakukan di sebuah toko,di sana Grafinkel mengamati setiap pembeli yang keluar dan masuk di toko tersebut serta mendengar apa yang dipercakapkan orang-orang tersebut. Seementata untuk eksperimen (simulasi), Grafinkel melakukan beberapa latihan pada beberapa orang. Latihan ini terdiri dari beberapa sifat, yaitu responsif, provokatif dan subersif. Pada latihan responsif yang ingin diungkap adalah bagaimana seseorang menanggapi apa yang pernah dialaminya. Pada latihan provokatif yang ingin diungkap adalah reaksi orang terhadap suatu situasi atau bahasa. Sementara latihan subersif menekankan pada perubahan status atau peran yang biasa dimainkan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Pada latihan subersif, seseorang diminta untuk bertindak secara berlainan dari apa yang seharusnya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Etnometodologi adalah studi menganalisis mengenai aktifitas/kegiatan manusia sehari-hari khususnya yang berkaitan dengan aspek interaksi sosial. Adapun hal-hal yang telah dianalisa oleh Garfinkel yaitu,
1.    Analisis percakapan (conversation analysis), dalam analisisnya aktifitas dan interaksi menunjukkan aktifitas yang stabil
2.    Eksperimen pelanggaran (breaching experiment)
3.    Percakapan lewat telephone
4.    Membuat tertawa (laught)
5.    Merangsang tepuk tangan
6.    Ejekan (booing)
7.    Malu dan percaya diri
8.    Studi institusi dalam interview kerja kerja
9.    ‘Negosiasi eksekutif
10.    Menelpon pusat gawat darurat
11.    Resolusi perselisihan dalam mediasi
12.    Penelitian Etnometodologi
1.9    Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah pulau Mandangin Kecamatan Sampang kabupaten Sampang pada tanggal.



E-COMMERCE (Perniagaan Elektronik)

E-COMMERCE (Perniagaan Elektronik)

Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan penggunanya kini ialah e-commerce. Makhluk apa sesungguhnya e-commerce itu? bagaimana ia dapat mempermudah penggunanya? 

Pengertian e-commerce menurut beberapa ahli yaitu:
•    e-commerce secara umum dapat diartikan sebagai proses transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet.
•    Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung e-commerce atau yang lebih dikenal dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan "get and deliver"
•    Menurut David Baum, pengertian e-commerce adalah: E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik (David Baum dalam Onno W. Purbo, 2000 : 2).

Sedangkan Onno W. Purbo dan Aang Wahyudi yang mengutip pendapatnya David Baum, menyebutkan bahwa: “e-commerce merupakan suatu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.
E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, antara perusahaan dengan pelanggan (customer), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan public.





Jika diklasifikasikan, sistem e-commerce terbagi menjadi tiga tipe aplikasi, yaitu:
Electronic Markets (EMs).
EMs adalah sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan/menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan adalah terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu. Sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.
Electronic Data Interchange (EDI).
EDI adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi reguler yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal EDI didefinisikan oleh International Data Exchange Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disetujui yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain dengan menggunakan media elektronik”.
EDI sangat luas penggunaannya, biasanya digunakan oleh kelompok retail yang besar ketika melakukan bisnis dagang dengan para supplier mereka.
EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer yang satu ke sistem komputer yang lain tanpa memerlukan hardcopy, faktur, serta terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan dalam menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, memperoleh respon yang cepat, pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.
Internet Commerce.
Internet commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet; harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat; internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan.
Dari beberapa sumber ini saya menggaris bawahi / menyimpulkan bahwasanya E-Commerce itu merupakan bagian dari e-bisnis/ e-dagang.  Jadi tak heran sering kita temukan perdagangan yg di lakukan oleh pembisnis-pembisnis melalui media elektronek yang terkoneksi dengan internet(media online/internet). Mungkin bagi kalangan masyarakat masih meragukan apasih keunggulan atau manfaat dan kelemahan dari e-commerce itu sendiri? Pertanyaan ini yang sering terjadi kepada kita kan? Tentunya ketika nanti kalian mau belanja di internet biasanya timbul asumsi “waah nanti saya di tipu” nah dari asumsi inilah kita harus memilah-milah mana perusahaan yang integritas serta loyalitasnya tinggi, jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal yang tentunya kita tidak inginkan.
 
Peluang dan tantangan e-commerce
Peluang e-commerce yaitu :
•    Pasar Indonesia yang besar
•    Jenis layanan khas Indonesia yang hanya dimengerti oleh orang Indonesia
Pasar Indonesia yang besar
    Pasar Indonesia yang besar
    Potensi
    Jumlah penduduk Indonesia yang besar
    Masih banyak yang belum terjangkau oleh Internet
    Jumlah pengguna Internet masih sekitar 5 juta orang
    Market belum saturasi
    Rentang fisik yang lebar merupakan potensi e-commerce
    Jenis layanan khas Indonesia
    Orang Indonesia gemar berbicara (tapi kurang suka menulis / dokumentasi)
    Contoh layanan khas Indonesia
    Wartel & Warnet
    SMS
    Berganti-ganti handphone (lifestyle?)
    Games, kuis
    Peluang bisnis baru yang khas Indonesia
    SMS-based applications
    nonton TV dengan chatting
    Games, kuis

Hambatan e-commerce
•    Internet bust! Hancurnya bisnis Internet
•    Infrastruktur telekomunikasi yang masih terbatas dan mahal
•    Delivery channel
•    Kultur dan Kepercayaan (trust)
•    Munculnya jenis kejahatan baru
    Internet bust! Hancurnya bisnis Internet
    Tahun 1999 – 2000 bisnis “DOTCOM” menggelembung (bubble)
    Banyak model bisnis yang belum terbukti namun ramai-ramai diluncurkan. Akhirnya hancur dengan matinya banyak perusahaan dotcom
    Pengalaman buruk sehingga membuat orang lebih berhati-hati
    Membuat model bisnis baru?
    Infrastruktur telekomunikasi yang masih terbatas dan mahal
•    Infrastruktur Telekomunikasi di Indonesia masih terbatas dan harganya masih relatif lebih mahal
•    Padahal e-commerce bergantung kepada infrastruktur telekomunikasi
•    Peluang: deregulasi, muncul bisnis baru
    Delivery channel
•    Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan. Masih banyak “tikus”
•    Ketepatan waktu dalam pengiriman barang
•    Jangkauan daerah pengiriman barang
•    Peluang: pengiriman barang yang terpercaya
    Kultur dan Kepercayaan (trust)
•    Orang Indonesia belum (tidak?) terbiasa berbelanja dengan menggunakan catalog
•    Masih harus secara fisik melihat / memegang barang yang dijual
    Perlu mencari barang-barang yang tidak perlu dilihat secara fisik. Misal: buku, kaset,
•    Kepercayaan antara penjual & pembeli masih tipis
•    Kepercayaan kepada pembayaran elektronik masih kurang. Penggunaan kartu kredit masih terhambat
•    Peluang: model bisnis yang sesuai dengan kultur orang Indonesia, membuat sistem pembayaran baru, pembayaran melalui pulsa handphone
    Munculnya jenis kejahatan baru
•    Penggunaan kartu kredit curian / palsu
•    Penipuan melalui SMS, kuis
•    Kurangnya perlindungan kepada konsumen
    Hukum? Awareness?
•    Kurangnya kesadaran (awareness) akan masalah keamanan
Kesimpulannya
•    Meskipun banyak hambatan, e-commerce tidak dapat dihindari karena merupakan tuntutan dari masyarakat
•    Masih banyak peluang dalam e-commerce
•    Masih banyak hambatan. Namun hambatan bisa diubah menjadi peluang
Karakteristik E-Commerce.
Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :
    Transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri.Dewasa ini dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa batas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan melakukan transaksi secara on line.
    Transaksi anonym
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia sistem pembayaran yang ditentukan, yang biasanya dengan kartu kredit.
    Produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software komputer, musik dan produk lain yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan hidup lainnya.
    Produk barang tak berwujud
Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commercen dengan menawarkan barang tak berwujud separti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet. Implementasi e-commerce pada dunia industri yang penerapannya semakin lama semakin luas tidak hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global, namun telah membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (Electronic Business Community).
Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi, dan berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran (supply).
Transaksi yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang bersangkutan berada dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuan dan perkembangan teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce.
Secara umum e-commerce dapat diklasifasikan menjadi dua jenis yaitu; Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C).

Business to Business (B2B) adalah sistem komunikasi bisnis on-line antar pelaku bisnis, sedangkan Business to Consumer (B2C) merupakan mekanisme toko on-line (electronic shopping mall), yaitu transaksi antara e-merchant dengan e-customer
Dalam Business to Business pada umumnya transaksi dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama. Sedangkan dalam Business to Customer sifatnya terbuka untuk publik, sehingga setiap individu dapat mengaksesnya melalui suatu web server. Dalam kajian ini, untuk selanjutnya yang akan dibahas adalah Business to Customer.
Mekanisme E-Commerce.
Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau jasa melalui internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau jasa melalui internet) yang terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya berlangsung secara paperless transaction, sedangkan dokumen yang digunakan dalam transaksi tersebut bukanlah paper document, melainkan dokumen elektronik (digital document).
Kontrak on line dalam e-commerce menurut Santiago Cavanillas dan A. Martines Nadal, seperti yang dikutip oleh Arsyad Sanusi memiliki banyak tipe dan variasi yaitu :
Kontrak melalui chatting dan video conference; Kontrak melalui e-mail; Kontrak melalui web atau situs. Chatting dan Video Conference adalah alat komunikasi yang disediakan oleh internet yang biasa digunakan untuk dialog interaktif secara langsung. Dengan chatting seseorang dapat berkomunikasi secara langsung dengan orang lain persis seperti telepon, hanya saja komunikasi lewat chatting ini adalah tulisan atau pernyataan yang terbaca pada komputer masing-masing.
Sesuai dengan namanya, video conference adalah alat untuk berbicara dengan beberapa pihak dengan melihat gambar dan mendengar suara secara langsung pihak yang dihubungi dengan alat ini. Dengan demikian melakukan kontrak dengan menggunakan jasa chatting dan video conference ini dapat dilakukan secara langsung antara beberapa pihak dengan menggunakan sarana komputer atau monitor televisi.
Kontrak melalui e-mail adalah salah satu kontrak on-line yang sangat populer karena pengguna e-mail saat ini sangat banyak dan mendunia dengan biaya yang sangat murah dan waktu yang efisien. Untuk memperoleh alamat e-mail dapat dilakukan dengan cara mendaftarkan diri kepada penyedia layanan e-mail gratis atau dengan mendaftarkan diri sebagai subscriber pada server atau ISP tertentu. Kontrak e-mail dapat berupa penawaran yang dikirimkan kepada seseorang atau kepada banyak orang yang tergabung dalam sebuah mailing list, serta penerimaan dan pemberitahuan penerimaan yang seluruhnya dikirimkan melalui e-mail. Di samping itu kontrak e-mail dapat dilakukan dengan penawaran barangnya diberikan melalui situs web yang memposting penawarannya, sedangkan penerimaannya dilakukan melalui e-mail.
Kontrak melalui web dapat dilakukan dengan cara situs web seorang supplier (baik yang berlokasi di server supplier maupun diletakkan pada server pihak ketiga) memiliki diskripsi produk atau jasa dan satu seri halaman yang bersifat self-contraction, yaitu dapat digunakan untuk membuat kontrak sendiri, yang memungkinkan pengunjung web untuk memesan produk atau jasa tersebut. Para konsumen harus menyediakan informasi personal dan harus menyertakan nomor kartu kredit.
Selanjutnya, mekanismenya adalah sebagai berikut:
- untuk produk on line yang berupa software, pembeli diizinkan untuk men-download-nya;
- untuk produk yang berwujud fisik, pengiriman barang dilakukan sampai di rumah konsumen;
- untuk pembelian jasa, supplier menyediakan untuk melayani konsumen sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan dalam perjanjian.
Mekanisme transaksi elektronik dengan e-commerce dimulai dengan adanya penawaran suatu produk tertentu oleh penjual (misalnya bertempat kedudukan di USA) di suatu website melalui server yang berada di Indonesia (misalnya detik.com). Apabila konsumen Indonesia melakukan pembelian, maka konsumen tersebut akan mengisi order mail yang telah disediakan oleh pihak penjual.













Daftar Pustaka
http://www.binushacker.net/definisi-ecommerce-e-commerce-www-kotadingin-cc-cc.html

(http://r-marpaung.tripod.com/ElectronicCommerce.doc diakses tanggal 22 April 2007).

http://budi.insan.co.id







Jawaban UTS KLB

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA (FISIB)
PRODI ILMU KOMUNIKASI
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, Madura 69162


UJIAN TENGAH SEMESTER
    Tahun Akademik 2012/2013


Mata Kuliah          : Komunikasi Lintas Budaya (C)
Mahasiswa             : Badrus Sholeh (100531100052)
Hari/Tanggal          : Kamis, 25 Oktober 2012
Waktu                    : 07:30 – 09:00
Ruang                    : FH 01
Sifat                       : Take Home Exam
Perihal                    : Jawaban UTS KLB



1. Budaya-budaya yang barbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain selalu mengandung potensi komunikasi lintas budaya atau antar budaya, karena kita akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun kecilnya perbedaan itu.
Perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau pertentangan antar etnis.
Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-prinsip komunikasi lintas budaya dan mempraktekkannya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kebutuhan untuk mempelajari komunikasi lintas budaya ini semakin terasakan karena semakin terbukanya pergaulan kita dengan orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda, disamping kondisi bangsa Indonesia yang sangat majemuk dengan berbagai ras, suku bangsa, agama, latar belakang daerah (desa/kota),latar belakang pendidikan, dan sebagainya.
1.1    Alasan mempelajari Komunikasi Lintas Budaya adalah sebagai berikut;
Untuk memerinci alasan dan tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya Litvin (1977) menyebutkan beberapa alasan diantaranya sebagai berikut:
a.    Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan.
b.    Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.
c.    Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.
d.    Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.
e.    Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-pola budaya mendasar yang berlaku.
f.    Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.
g.    Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalah manusia.
h.    Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar pribadi adalah suatu usaha yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.
i.    Pengalaman-pengalaman antar budaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan kepribadian.
j.    Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke pandangan multikultural.
k.    Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah menyusahkan atau memudahkan.
l.    Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan bukan pula stereotip. Karena itu seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi situasi. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan komunikasi yang efektif dan saling memuaskan.

1.2 Sedangkan mengenai tujuan mempelajari komunikasi lintas budaya, Litvin (1977) menguraikan bahwa tujuan itu bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk:
a.     Menyadari bias budaya sendiri
b.     Lebih peka secara budaya
c.  Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari budaya lain untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan orang tersebut.
d.     Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
e.     Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang
f.     Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
g.     Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya
h.     Membantu memahami kontak antar budaya sebagai suatu cara memperoleh pandangan ke dalam budaya sendiri:asumsi-asumsi, nilai-nilai, kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.
i.     Membantu memahami model-model, konsep-konsep dan aplikasi-aplikasi bidang komunikasi antar budaya.

2. Menjadi Manusia Antar Budaya
Pengertian manusia, budaya dan bahasa
•    Dipandang dari sudut linguistik, manusia tidak lahir bebas. Manusia mewarisi suatu bahasa yang penuh dengan ungkapan-ungkapan pelik, kata-kata kuno dan bahasa yang membosankan.
•    Setiap masyarakat memiliki kebudayaan dan setiap masyarakat yang berkebudayaan berarti memiliki bahasa.
Kosa kata
•    Orang-orang eskimo dapat menggunakan kira-kira 20 kata untuk menyebut wujud-wujud salju yang berlainan. Orang yang berbahasa inggris hany dapat membedakan salju yang lengket, hujan es bercampur salju, dan es.
•    Orang inggris memiliki beberapa kata untuk mengartikan kuda (horse). Binatang ini bisa disebut chessnut (kuda cokelat kemerah-merahan), mare (kuda betina), atau stallion (kuda jantan). Sudah tentu anda dan saya tidak bisa melihat seekor kuda yang ada dalam pikiran orang inggris adalah mare.
Idiomatik
•    masing-masing anggota mempunya makna hanya jika bersama (anggota) yang lain.
•    Misal: frase "kambing hitam" dalam kalimat " Dalam peristiwa itu hansip hanya menjadi kambing hitan".
•    Kadang-kadang idiom merupakan bahasa dan dialek yang khas, yang menandai suatu bangsa, suku, atau kelompok.
•    Idiomatik adalah segala hal yang berhubungan dengan idiom sesuai dengan kekhususan bahasa.
Gramatikal-Sintaktikal
Konsep yang menerangkan bahwa setiap bahasa memiliki tata bahasa dan ilmu tentang sintaksis, ilmu tentang kalimat.
Pengalaman Berbahasa
•    Kata-kata dalam setiap bahasa berkembang sesuai dengan pengalaman berkomunikasi dengan orang atau media lain.
•    Pengalaman berbahasa dari TV atau radio mendorong orang untuk berbahasa yang baik dan benar, tetapi sebaliknya juga mempengaruhi kita untuk menggunakan kata-kata asing yang mungkin tidak proporsional.
Batasan dan peranan manusia antar budaya

Menurut Gudykunst dan Kim
    Manusia antar budaya adalah orang yang telah mencapai tingkat dalam proses antar budaya yang kognisi,  afeksi dan perilakunya tidak terbatas, tetapi terus berkembang melewati parameter-parameter psikologi suatu budaya.
Menurut Adler
    Manusia multibudaya adalah orang yang identitas dan loyalitasnya melewati batas-batas kebangsaan dan komitmennya bertaut dengan suatu pandangan bahwa dunia ini adalah komunitas global.
Menurut Adler
   Identitas manusia multibudaya tidak berlandaskan pada "pemilikan" yang mengisyaratkan memiliki atau dimiliki budaya, tetapi berlandaskan pada kesadaran diri yang mampu bernegosiasi tentang rumusan-rumusan realitas yang baru.

   Peranan manusia antarbudaya dewasa ini untuk mengurangi kesalahpahaman antara orang-orang yang berbeda budaya.
Pendidikan Manusia Antar Budaya
•    Usaha untuk menanggulangi konflik antar budaya adalah dengan pendidikan manusianya.
•    Melalui pendidikan dapat menciptaakan generasi-generasi baru yang tidak terkukung oleh perspektif nasional, rasial, etnik, dan teritorial.
•    Pendidikan bisa formal atau nonformal berupa pelajaran bahasa asing, studi etnik, komunikasi antar budaya adalah bidang-bidang studi yang cukup penting diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi.
•    Pertukaran siswa, mahasiswa, ilmuwan, artis dan olah raga antar bangsa.
•    Media masa sebagai sarana untuk memasyarakatkan nilai universal.
Konflik Antar Bangsa
•    Konflik dan peperangan antar disebabkan karena para pemimpin bangsa yang satu tidak memahami dan menghargai budaya bangsa lain.
•    Konflik yang terjadi dikarenakan sifat entrosentris dan stereotip terhadap bangsa lain misalnya Hitler.
Kesalahpahaman antar budaya
•    Kesalahpahaman yang terjadi antara orang indonesia dengan orang Amerika seperti, orang barat sangat risi dan tidak sopan apabila kita menanyakan Berapa usia kamu?, Apakah anda sudah menikah?, Berapa anak anda??... Begitu pula orang Indonesia tersinggung apabila anak-anak barat memanggil nama depan kita tanpa sebutan Bapak. karena batasan Usia yang jauh.
•    Kesalahpahaman antara bangsa lazimnya dikarenakan stereotip antarbangsa tanpa disadari.

3. Analisis Jurnal Komunikasi Antarbudaya dalam Kehidupan Manusia
Dewi Widowati (Dosen STIKOM Wangsajaya Banten)
Manusia diciptakan oleh Sang Pencipta tidak ada yang  sama. Kenyataan itu membuat manusia harus berpikir  tentang  apa makna dibalik perbedaan tersebut. Bila dunia diciptakan dan diisi dengan manusia-manusia yang sama, yang seragam, baik sifat, karakter, perilaku, maupun nilai-nilai yang dianut, profesi, status dan lain-lain, maka tidak akan ada  riak gelombang kehidupan, tidak ada dinamika kehidupan. Kadang, perbedaan juga membuat suatu hubungan/relasi menjadi saling melengkapi, bahkan terkadang terasa indah.
Berbicara tentang komunikasi antar budaya tidak akan lepas dari membahas tentang dua konsep yang berbeda, tetapi pada akhirnya keduanya saling mendukung, bahkan ada saling ketergantungan (interdependency). Smith (1976) menyatakan bahwa “komunikasi dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan” atau pernyataan Edward T.Hall (1959) yaitu “ komunikasi adalah kebudayaan dan kebudayaan adalah komunikasi”.
Ini berkaitan dengan berbagai perbedaan gagasan, ide, karya yang dibuat,dipelajari oleh manusia yang berada dalam kelompoknya masing-masing. Bila masuk dalam pemaknaan apa itu komunikasi antar budaya, maka dapat diartikan bahwa komunikasi antar budaya itu sendiri sebagai pengalihan informasi dari seseorang yang berkebudayaan tertentu kepada seorang yang berkebudayaan lain.
Bila terjadi perbedaan makna dalam komunikasi antar budaya, dan perbedaan tersebut dapat diterima oleh masing-masing budaya secara apa adanya, maka komunikasi yang terjadi diharapkan dapat efektif. Tetapi, bila budaya lain kita maknai dari kacamata budaya kita maka efek komunikasi justru sebaliknya. Inilah uniknya komunikasi antar budaya, kelihatannya sulit untuk diterapkan, tetapi sebenarnya tidak, asalkan kita mampu dan mau ber-empati terhadap orang lain yang berbeda latarbelakang budayanya dengan kita.
Gudykunst dan Kim (1994) menunjukkan bahwa orang-orang yang kita kenal selalu berusaha mengurangi tingkat ketidakpastian melalui peramalan yang tepat atas relasi antar pribadi. Tingkat ketidakpastian adalah keraguan kita akan perilaku dan sikap orang lain, seperti pertanyaan-pertanyaan yang kadang muncul dalam diri kita saat kita sedang berkomunikasi dengan orang lain, apalagi yang berbeda budaya, seperti misalnya : apakah saya terlihat aneh di depan dia? apakah dia nyaman berbicara dengan saya?. Menurut Gudykunst dan Kim, bahwa untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yaitu (1) pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui  simbol verbal maupun non-verbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari komunikasi); (2) initial contact and imppression, atau tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tersebut; misalnya anda bertanya pada diri sendiri; apakah saya seperti dia? Apakah dia mengerti saya? Apakah saya rugi waktu kalau berkomunikasi dengan dia?. (3)  closure, mulai membuka diri anda yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Ditambahkannya pula bahwa teori atribusi menganjurkan agar kita harus lebih mengerti perilaku orang lain dengan menyelidiki motivasi atas suatu perilaku atau tindakan dia. Pertanyaan yang relevan adalah apa yang mendorong dia berkata, berpikir atau berbuat demikian?. Segala pertanyaan-pertanyaan inilah yang membuat munculnya tingkat ketidakpastian dalam suatu komunikasi antarbudaya. Tetapi, apabila kita dapat memahami dan dapat menjawabnya melalui ucapan dan perilaku yang tepat,maka kesepahaman akan terjadi.
Berkomunikasi dengan orang yang berbeda latarbelakang budaya dengan kita akan memberi suatu nuansa yang unik. Contoh yang cantik dari sebuah komunikasi antar budaya adalah dalam sebuah peristiwa penerbangan dari Denpasar (Bali) menuju Guam, di mana pramugari mengumumkan tata cara penggunaan pelampung penyelamat diri yang disampaikan dalam bahasa Inggris, Jepang, Cina dan Tagalog secara bergantian. Ketika ditanya kepada pramugarinya, mengapa tidak cukup hanya dengan menggunakan bahasa Inggris saja, ternyata maskapai penerbangan itu mempunyai semboyan “Senyumlah kepada dunia, maka dunia akan tersenyum kepada Anda. Oleh  karena itu pendekatan yang kami gunakan adalah menyapa para penumpang dengan bahasa mereka. Kami belajar dari pengalaman, kami selalu mengangkut mayoritas penumpang orang Jepang, Cina, dan Filipina. Karena itu kami menyapa dengan bahasa mereka, dan termasuk bagaimana penumpang merasa sedang menumpang sebuah pesawat miliknya sendiri”.(Liliweri, 2003)



DAFTAR REFERENSI

    Budisantoso, 2005, Sistem Komunikasi Indonesia Baru, Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN)
    Effendy, Onong Uchjana, 2007, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
    Keesing, Roger M., 1981, Antropologi Budaya Suatu Perspektif Kontemporer, Jakarta: Erlangga
    Mulyana, Deddy & Rakhmat, J., 1993, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya










Integrated Marketing Communication


            Menegemen Strategik Pada Mustika Ratu Tbk.



Di Susun Oleh :

Badrus Sholeh        100531100052




Fakultas Ilmu Sosial Dan Budaya

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Thn 2011/2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) adalah sebuah proses perencanaan marketing komunikasi yang memperkenalkan konsep perencanaan komprehensif untuk mengevaluasi peranan strategis dari berbagai elemen komunikasi pemasaran, seperti  public relation, advertising,  direct selling,  sales promotion, dan interactive marketing, untuk memberikan kejelasan, konsistensi, serta pengaruh komunikasi yang maksimum. Komunikasi Pemasaran Terpadu sering disebut dengan IMC merupakan sebuah proses strategi bisnis dalam mengelola hubungan dengan konsumen yang intinya untuk menggerakkan brand value. Setelah kita memahami apa yang di maksudkan oleh IMC (integrated Marketing Communication), yang seharusnya kita lakukan adalah menciptakan usaha melalui teori yg telah di terapkan di dalam IMC itu sendiri, dan pada kesempatan ini saya mencoba meneliti tentang perusahaan kosmetik yang ada di Indonesia ini dari sudut pandang IMC.
Industri kosmetik di Indonesia saat ini berkembang pesat, dari data International Cosmetics Clubmen menyebutkan bahwa import produk kosmetik mencapai Rp 4 miliar sampai Rp 10 miliar per bulan. Bahkan, pada tahun 2006 import selama setahun mencapai Rp 1 triliun. Sementara itu untuk pasaran lokal, menurut Persatuan Kosmetik Indonesia (Petosmi) omzet penjualan kosmetik bisa mencapai Rp 40 miliar untuk satu perusahaan besar dalam satu bulan, Darmadji, (2008).
PT. Mustika Ratu sebagai salah produk kosmetika tradisional Indonesia yang saat ini sudah mencapai puncaknya berusaha untuk terus menyempurnakan dan mengembangkan setiap aspek usahanya. Bila dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang besar, sekitar 220 juta jiwa, dan hampir lebih dari setengahnya adalah kaum wanita, Mustika Ratu mempunyai kesempatan untuk mendominasi pasar kosmetika nasional dengan produk-produknya yang berbahan dasar alami.

Sayangnya image PT. Mustika Ratu sebagai kosmetika “kalangan menengah ke bawah” sampai saat ini masih melekat di benak setiap orang, sehingga hal ini dapat mengganggu promosi dan kampanye Mustika Ratu dalam menggusung kosmetika tradisional ke pasar luar negeri. Walaupun sampai saat ini, PT. Mustika Ratu tetap menjadi salah satu sponsor utama dalam Pemilihan Puteri Indonesia dan sekarang sudah mulai Go Internasional dengan mengirimkan Puteri Indonesia untuk mengikuti pemilihan Miss Universe, tetap saja aktivitas ini tidak mengangkat image Mustika Ratu. Produk ini biasanya dipakai oleh para artis, penyanyi ataupun model papan atas Indonesia tetapi kurang membawa Mustika Ratu ke posisi yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya isu global warning saat ini dan keadaan udara yang kotor membuat semua orang khawatir dengan keadaan kecantikan dan tubuh mereka khususnya wanita.
Dengan adanya peluang tersebut maka banyak perusahaan yang yang memproduksi produk kosmetika dan perawatan tubuh, sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Dengan situasi dan kondisi tersebut mau tidak mau memaksa setiap perusahaan terus mengembangkan usahanya serta secara intensif memantau kondisi pesaing. Demi tercapainya misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan tersebut, setidaknya dibutuhkan suatu rencana kerja yang bernama strategi pemasaran pada umumnya dan strategi kosmetika dan perawatan tubuh pada khususnya. Untuk menetapkan suatu strategi tersebut, perusahaaan kosmetika dan perawatan tubuh perlu mengamati lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan demikian perusahaan dapat melihat apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.



BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1.  Profil Perusahaan Mustika Ratu
PT Mustika Ratu didirikan Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh di dalam Kerajaan Keraton Surakarta, dibawah pengawasan kakek dan neneknya. Tradisi keluarga yang aristokrat sudah menjadi bagian hidup sehari-hari dari puteri ini sejak kecil. Dengan sangat sabar dan perhatian, puteri keraton ini mempelajari keterampilan meramu bahan-bahan alami untuk dibuat Jamu untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Dibimbing langsung oleh eyang puterinya, Mooryati tak hanya mempelajari tetapi juga mewarisi pengetahuan memilih tetumbuhan berkhasiat, serta meraciknya menjadi ramuan yang bermanfaat bagi kesehatan maupun kecantikan yang selama ini hanya menjadi monopoli para bangsawan. Menginjak usia 15 tahun, Mooryati sudah menguasai teknik tata rias dengan baik. Puteri yang cekatan ini mulai membantu merias penari Bedhaya dan Serimpi yang akan pentas di Keraton.
Pada tahun 1956, Mooryati menikah dan meninggalkan kehidupan keraton yang serba dilayani. Ia mulai terjun ke masyarakat, memasuki kehidupan perkawinan dengan mendampingi dalam tugas-tugas suaminya. Dengan hidup barunya inilah, datang kesempatan untuk mengembangkan ketrampilannya. Dalam mengisi waktu luangnya, ibu muda ini membuat lulur dan jamu untuk diberikan secara cuma-cuma kepada isteri teman sejawat suami. Keterampilan Mooryati Soedibyo menjadi terkenal di kalangan ibu-ibu setempat. Ibu-ibu yang hendak mengawinkan anaknya minta tolong dibuatkan jamu Komajaya, Komaratih, Lulur, Mangir, Parem lengkap, dan lain lain. Saat itu belum terlintas untuk berwiraswasta di bidang jamu dan kosmetika tradisional. Semua itu beliau lakukan semata-mata sebagai hobi, bukan bisnis. Akan tetapi, merasa senang dengan pesanan yang meningkat dari teman-temannya, pada tahun 1973 beliau memulai untuk membuatnya dalam skala besar, di garasi rumahnya, dibantu dengan dua orang pembantu.
Awal pendirian Perseroan ini pada tahun 1975, dimulai dari garasi kediaman Ibu Mooryati Soedibyo. Tahun 1978 Perseroan mulai menjalankan usahanya secara komersial, yaitu dengan memproduksi jamu yang didistribusikan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan. Dalam perkembangannya permintaan konsumen semakin meningkat, hingga pada tahun 1980-an Perseroan mulai mengembangkan berbagai jenis kosmetika tradisional. Pada tanggal 8 April 1981 pabrik Perseroan resmi di operasikan. Dalam rangka memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai perusahaan Kosmetika dan Jamu Alami Berteknologi Tinggi Terbaik di Indonesia., Perseroan melakukan penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di PT. Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995. Perseroan mulai menerapkan standar internasional ISO 9002 tentang Sistem Manajemen Mutu serta ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan sejak tahun 1996. Ruang lingkup kegiatan Perseroan meliputi pabrikasi, perdagangan dan distribusi jamu dan kosmetik tradisional serta minuman sehat, dan kegiatan usaha lain yang berkaitan.Perseroan berdomisili di Jalan Gatot Subroto Kav. 74 – 75, Jakarta Selatan dan pabrik berlokasi di Jalan Raya Bogor KM 26,4 Ciracas Jakarta Timur.
Perusahaan ini pun telah lama tumbuh berdasarkan prinsip tersebut. Produk-produk jamu dan kosmetika tradisional Mustika Ratu dibuat dari bahan-bahan alami. Hampir seluruh produk Mustika Ratu diramu sesuai resep leluhur, pusaka Keraton Surakarta Hadiningrat, yang diwariskan turun menurun. Namun kini produk-produk ini dibuat dengan menggunakan teknik dan mesin modern yang memenuhi standar ketat kualitas dan keamanan. Berawal dari usaha rumah tangga,kini telah tumbuh menjadi perusahaan consumer products yang besar. Produk-produk Mustika Ratu kini menempati posisi puncak di pasar domestik dan diterima baik di pasar luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. Bertolak dari keberhasilan ini, perusahaan berencana untuk meningkatkan ekspor dan penetrasi ke pasar internasional.
Mustika Ratu kini memusatkan usahanya pada produk jamu dan kosmetika tradisional, yang kategori produknya  baik jenis produk maupun mereknya terus berkembang. Mustika Ratu akan terus menyempurnakan dan mengembangkan setiap aspek usahanya. Dengan ini, kami berharap untuk terus meningkatkan performa perusahaan sekaligus meningkatkan kontribusi pada masyarakat. Setelah mendapat tanggapan positif dari negara sendiri, Mustika Ratu mencoba melangkah ke mancanegara. Di tengah persaingan yang semakin ketat dan kompetitif untuk menembus pasar internasional, Mustika Ratu melakukan ekspor ke sejumlah negara. Pasar terbesar Mustika Ratu adalah Malaysia, menyusul Brunei dan Singapura. Ternyata, apa yang dimulai sebagai industri kecil dari rumah, setelah bertahun-tahun, berkembang menjadi perusahaan manufaktur yang besar. Ketekunan dan kepemimpinan Mooryati Soedibyo terbukti menghasilkan bisnis keluarga yang berhasil dibidang kesehatan dan kecantikan. Saat ini bisnis yang bermula dari bidang jamu-jamuan itu telah meluas pada bisnis perawatan kecantikan seperti SPA.
Selain daripada itu, bisnis ini telah membantu mengurangi pengangguran, dengan merekrut sekitar 3000 tenaga kerja. Dengan kata lain, Mustika Ratu turut memperbaiki taraf hidup 3000 keluarga Indonesia. Tidak hanya itu, bisnis ini juga turut menjadi kebanggaan Indonesia sebagai salah satu produk bermutu yang berbahan dasar, dibuat, dan dihasilkan dari sumber daya Indonesia, yang disukai di mancanegara. Tentu saja, ini akan membuahkan devisa bagi negara kita, dan turut berperan menjaga kestabilan ekonomi negara ini.
2.2. Analisis SWOT
a)    Strength (Kekuatan)
Produk Mustika Ratu sudah di terima baik di dalam negri maupun di luar negri, serta Pruduk Mustika Ratu banyak di gunakan oleh para artis untuk tata riasnya, ini bisa menumbuhkan minat bagi khalyak ramai untuk menggunakan produk ini dalam hal kecantikan dan kesehatan tubuh konsumen.
b)    Weakness (Kelemahan)
Image PT. Mustika Ratu sebagai kosmetika “kalangan menengah ke bawah” sampai saat ini masih melekat di benak setiap orang, sehingga hal ini dapat mengganggu promosi dan kampanye Mustika Ratu dalam menggusung kosmetika tradisional ke pasar luar negeri. Walaupun sampai saat ini, PT. Mustika Ratu tetap menjadi salah satu sponsor utama dalam Pemilihan Puteri Indonesia dan sekarang sudah mulai Go Internasional dengan mengirimkan Puteri Indonesia untuk mengikuti pemilihan Miss Universe, tetap saja aktivitas ini tidak mengangkat image Mustika Ratu
c)    Opportunity (Peluang)
    Perluasan pangsa pasar ke mancanegara
    Dengan menjadi sponsor utama PPI (Pemilihan Putri Indonesia)
d)    Threat (Ancaman)
    Adanya para pesaing yang mulai eksis di Indonesia
    Adanya promosi yang gencar dari para pesaing




BAB III
PERMASALAHAN

3. Masalah Pokok
Seperti yang diketahui, mulai banyaknya produk kecantikan murah dari luar negeri yang menyerbu Tanah Air, hal ini dapat dilihat dari keikut sertaan mereka dalam pameran Cosmobeaute Indonesia 2006 yang berlangsung di Jakarta beberapa waktu lalu dan adanya perusahaan yang menerapkan Multi Level Marketing (MLM) pada produk kecantikan yang sedikitnya 80% dari 100 peserta pameran tersebut berasal dari luar negeri yang menawarkan berbagai macam produk dan peralatan kecantikan. Penurunan daya beli konsumen di karenakan adanya persaingan dari produk luar yang promosinya lebih agresif seperti memberikan katalog produk mereka sehingga konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan. Hal itulah yang mempengaruhi penjualan di industri kosmetik dan perlu diperhitungkan oleh PT. Mustika Ratu dalam mempertahankan produknya agar tetap exist di pasaran.
3.1  Masalah Pokok Internal
a. SDM
Sebagai perusahaan yang memperkerjakan sekitar 3040 pegawai baik di pabrik, kantor pusat, maupun cabang-cabangnya, sebagian dari mereka sudah tergolong tua, sehingga baik secara kreativitas dan inovatif kurang mampu mengikuti permintaan pasar.
b. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik yang terletak disekitar pasar dan kurang strategis, tidak mendukung dalam pendistribusian produk-produk Mustika Ratu. Kantor HRD yang berlokasi sama dengan pabrik, yaitu di Jl. Raya Bogor Km 26,4 Ciracas, Pasar Rebo Jakarta Timur, jauh dari kantor pusat yang merupakan pusat kegiatan, kuranglah menguntungkan baik bagi pihak internal maupun eksternal.

c. Distribusi
Saluran distribusi yang belum merata ke seluruh pelosok daerah merupakan salah satu kendala PT. Mustika Ratu dalam memasarkan produknya. Walaupun PT. Mustika Ratu memiliki jaringan distribusi yang luas, di beberapa cabang di kota-kota besar di pulau Jawa dan puluhan distributor di seluruh Indonesia dan mancanegara, tetap saja banyak ditemukannya barang kosong untuk beberapa produk di counter-counter Mustika Ratu. Khususnya untuk kawasan di luar pulau Jawa, belum adanya kantor cabang sehingga menyulitkan dalam mengukur penjualan di setiap daerah dalam mengontrol barang.
e. Bahan Baku
Di karenakan bahan yang dipakai oleh PT. Mustika Ratu adalah bahan baku dasar alami, untuk mendapatkannya tidaklah mudah, dan sangat tergantung akan iklim dan ketersediaan pasokan juga kualitas akan bahan baku tersebut. Sehingga PT. Mustika Ratu harus dapat mengantisipasi bila bahan baku tidak tersedia dan tidak memenuhi standar kualitas.
f. Produk
Banyaknya produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu menyebabkan PT. Mustika Ratu tidak dapat fokus untuk membuat salah satu produknya menjadi “brand image”. Dan bentuk packaging setiap produknya dapat dikatakan kurang menarik, kurang praktis dan ekonomis dibandingkan dengan kompetitor sejenisnya.
3.2 Masalah Pokok Eksternal
a. Promosi
Kurangnya program promosi Above The Line, seperti di media elektronik maupun media cetak dan Below the Line (demo kecantikan, consumer promotion dsb-nya), menyebabkan produk yang dikeluarkan oleh PT. Mustika Ratu kurang mendapat tanggapan positif dari masyarakat luas.

b. Customer Service Centre
Kehadiran Customer Service Centre dapat dikatakan tidak maksimal digunakan oleh para konsumen karena diantara mereka kebanyakan tidak mengetahui hal tersebut dan kurangnya informasi.
c. Kompetitor
Banyaknya kompetitor baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dan murah dengan hasil yang lebih maksimal merupakan kendala yang harus ditangani oleh PT. Mustika Ratu agar konsumennya tetap loyal menggunakan produk mereka.
d. Keadaan Ekonomi
Adanya krisis global memberikan dampak terhadap masyarakat untuk lebih mengutamakan kebutuhan primernya. Dengan kondisi serba sulit ini, berdampak pula pada penurunan daya beli konsumen, khususnya industri kosmetik yang hanya merupakan kebutuhan sekunder.
e. Image
Selama ini produk kosmetik Mustika Ratu dikenal sebagai kosmetika kalangan bawah, dikarenakan bentuk fisiknya yang tidak mengikuti zaman dan kurangnya peran Public Relations dalam memposisikan produk tersebut.
f. Duta Produk
Para talent yang digunakan PT. Mustika Ratu untuk mempromosikan produknya kurang sesuai dengan produk yang mereka bawakan. Dan kadang kala talent tersebut tidak dapat mempresentasikan produk tersebut dengan baik dan tidak dapat menunjukkan bahwa mereka adalah duta dari produk itu.

3.3 Strategi Perusahaan
a. Strategi Promosi
Strategi yang dapat dilakukan pihak manajemen PT. Mustika Ratu untuk memperbaiki strategi promosinya selama ini yang menggunakan endorser puteri Indonesia
1. Menjadikan Puteri Indonesia sebagai bintang iklan produk Mustika Ratu.
2. Meningkatkan kegiatan promosi diluar ajang pemilihan Puteri Indonesia.
3. PT. Mustika Ratu harus menginformasikan kepada masyarakat bahwa Puteri Indonesia
adalah duta PT. Mustika Ratu.
4. Memanfaatkan secara maksimal citra yang positif dari Puteri Indonesia.
5. Perseroan juga menjalankan program promosi secara efektif dan terarah dengan lebih
menekankan pada promosi the bottom line seperti demo kecantikan di counter-counter ,
consumer promotion melalui kunjungan ke sekolah-sekolah, dan lain sebagainya.

b. Strategi Penjualan
Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan penjualan ke depan, perusahaan senantiasa memperbaiki sistem pendistribusian barang agar penyebarannya dapat merata ke seluruh pelosok daerah baik melalui cabang-cabang perseroan yang dibantu dengan depo-deponya maupun dari distributor-distributor yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Perseroan juga terus meningkatkan penetrasi pasar di mancanegara yang mengalami pertumbuhan penjualan cukup besar pada tahun 2005.


c. Strategi Pelayanan
Di pertengahan tahun 2005, perseroan membentuk consumer service center untuk mengaplikasikan konsep-konsep pemenuhan harapan pelanggan terhadap produk-produk perseroan. Dengan adanya consumer service center ini, perseroan diharapkan dapat berinteraksi dengan konsumen akhir , pelanggan maupun mitra usaha dan pada akhirnya dapat menciptakan hubungan yang harmonis diantara mereka.
d. Strategi Pemasaran
Perseroan terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam pasar domestik dan mancanegara dengan memproduksi dan memasarkan produk untuk segala jenis usia, jender maupun tingkat social masyarakat. Sebagai pelopor kecantikan, Perseroan senatiasa mengikuti trend tat arias yang menjadi dambaan seluruh wanita Indonesia dengan meluncurkan Trend Warna 2006 “Swarna Puspa Swarga” untuk seri Mustika Ratu dan “Uniquely You” untuk seri Mustika Puteri sebagai trend setter dalam tat arias remaja.
e. Strategi SDM
Perseroan secara aktif terus mengembangkan seluruh aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia .Pengembangan usaha perseroan menuntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan standar kualitas yang tinggi pada setiap lini organisasi.Strategi utama yang dilakukan oleh perseroan adalah membangun dan mengembangkan kapabilitas organisasi untuk mendukung pertumbuhan usaha.Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan penguasaan teknis karyawan dalam mendukung seluruh kegiatan perseroan, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal.
Dalam mengelola sumber daya manusia, Perseroan senantiasa mengacu kepada ketentuan yang terkandung dalam ISO 9001 versi 2000 dan ISO 14001 versi 2004.Perseroan melakukan inisiatif dengan mengadakan training yang bertujuan untuk meningkatakan motivasi dan kemampuan kerja karyawan. Selama tahun 2005 Perseroan telah mnegadakan training “The Power of Motivation and Personality”.Trainign yang dihadiri oleh 77 karyawan yang terdiri dari level Supervisor, Superintendent dan manajer tersebut bertujuan untuk memperbaiki karakter karyawan sehingga dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja.
Di samping itu, Perseroan juga mengadakan training “Kiat jitu mengoptimalkan Performa Karyawan dengan prinsip Empati”.Training yang khusus ditujukan bagi para manajer ini menginformasikan tentang kiat-kiat untuk meningkatkan performa karyawan dengan prinsip empati.Dalam training tersebut dibahas cara-cara jitu untuk mengelola anak buah dan mempertahankan loyalitas bawahan dengan pendekatan empati. Selama tahun 2005 Perseroan telah mengirim 23 karyawan untuk mengikuti barbagai pelatihan maupun seminar dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kerja dari karyawan.
f. Strategi Pasar Luar Negeri
Dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri atas produk-produk perseroan. Pada tahun 2005 Perseroan telah membuka pasar ekspor baru untuk Negara China dan Pakistan.Sedangkan rencana pengembangan pasar ekspor ke depan meliputi beberapa Negara seperti Nigeria, Philipina, dan Thailand. Saat ini perseroan tengah giat melakukan strategi pemasaran khususnya di Negara Malaysia dengan meningkatkan penetrasi pasar di modern market dan menempatkan sales representative pada tiap-tiap distributor.Selain itu, perseroan juga menggiatkan aktivitas promosi above the line dan bottom the line.Sedangkan untuk Negara-negara lainnya strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan penambahan jenis item produk misalnya produk Ginteh di Arab Saudi dan produk seri Ayudara di Negara Rusia.Sedangkan di Negara Brunei Darussalam dan Hongkong, perseroan melakukan penerapan system Pareto Product sehingga persediaan produk menjadi lebih terkontrol dan service level meningkat.Disamping itu, perseroan terus meningkatkan promosi terutama kegiatan promosi below the line.
g. Strategi Distribusi
Perseroan memiliki jaringan distribusi yang luas, di beberapa cabang di kota-kota besar di pulau Jawa ditambah dengan puluhan distributor di seluruh Indonesia dan Mancanegara.Lalu menjadikan produk-produk perseroan tersebar di hampir setiap jenis outlet baik pasar tradisional maupun pasar modern.Pada tahun 2005 perseroan melakukan penataan kembali system distribusi dengan pengambilalihan distributor di kota-kota besar menjadi cabang beserta depo-deponya.
Perseroan juga melakukan persiapan yang diperlukan dengan menggunakan tim pengiriman khusus untuk memenuhi kebutuhan produk di outlet-outlet perseroan.Selain itu, perseroan melakukan perluasan fungsi cabang denga menyediakan sarana-sarana yang canggih, dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga target penjualan dapat tercapai dan selanjutnya dapat memberikan keuntungan yang diperlukan untuk perputaran modal kerja bagi operasional perseroan.
Dalam rangka mempercepat proses distribusi dan informasi kepada distributor dan retailer perseroan mengadakan kerjasama dengan PT.Indosat Tbk. Melalui kerjasama ini para retailer dan distributor dapat menikmati layanan menu M-Mustika Ratu melalui kartu Matrix. Menu tersebut memungkinkan para retailer dan distributor melakukan pemesanan barang, mendapatkan berita terkini mengenai perseroan serta menyampaikan saran dan masukan dengan praktis melalui telepon seluler.Dengan layanan ini diharapkan para retailer dan distributor dapat menikmati manfaat berupa penghematan waktu dan penyederhanaan prosedur pemesanan barang sehingga mempercepat proses distribusi barang ke pasar.
h. Strategi Produksi
Dalam melakukan proses produksi perseroan telah menerapkan CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik) agar hasil produksinya bisa diterima pasar local maupun mancanegara.Dalam iklim bisnis yang tingkat persaingannya sangat ketat, tuntutan produk yang sesuai dengan selera konsumen menjadi sulit karena pilihan dipasar yang sangat beragam, sehingga diperlukan produk yang berkualitas, praktis dan ekonomis. Kinerja yang optimal san efisiensi di segala bidang menjadi suatu keharusan agar pemenuhan kebutuhan konsumen tercapai.
Perseroan berupaya selalu melakukan inovasi produk baik dengan diversifikasi produk, diversifikasi pasar, penggantian kemasan, ukuran dan label sejalan dengan kebutuhan pasar, gaya hidup dan trend.Pada tahun 2005 telah diluncurkan produk trend warna untuk Eye Shadow dan Lipstick seri Mustika Ratu dan Mustika Puteri.Selain itu, perseroan melakukan penggantian kemasan Body Care Mustika Ratu dan meluncurkan produk Body Milk seri Mustika Puteri, Roll On seri Bask dan Masker 7,5 gram seri Mustika Ratu guna mendukung pengembangan produk.Perseroan juga menambah investasi mesin label dan melakukan modernisasi proses jamu untuk pembuatan Tapel, Parem, Pilis serta system pengeringannya. Perseroan selalu berupaya meningkatkan kompetensi karyawan dibidangnya masing-masing dengan melakukan training internal maupun eksternal sesuai dengan persyaratan dalam penerapan system manajemen mutu sehingga didapat produk yang berkualitas dengan biaya ekonomis karena setiap tahap proses selalu dikontrol agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar yang diterapkan.
Untuk meghadapi dinamika pasar yang penuh tantangan, perseroan mengambil langkah-langkah strategis yang tepat agar mampu memenuhi ataupun menyesuaikan diri dengan perubahan dan keinginan pasar, seperti membuat produk dengan biaya yang lebih rendah dan kemasan yang lebih ekonomis tanpa mengurangi manfaat dan kualitas, sehingga harganya menjadi lebih kompettitif. Perkembangan usaha spa melalui system franchise masih memiliki potensi yang sangat besar, baik di dalam mauppun di luar negeri.Perubahan gaya hidup dalam masyarakat yang menuntut adanya keseimbangan antara kerja keras dan relaksasi telah menciptakan peluang-peluang dalam usaha spa menjadi potensial. Jamu sebagai salah satu produk asli Indonesia memegang peranan penting bagi perseroan di pasar ekspor, dimana hamper 80% produk ekspor perseroan adalah jamu.Oleh karena itu, perseroan tetap mengembangkan produk-produk jamu baru untuk dipasarkan ke Negara-negara tujuan ekspor.Produk jamu memiliki unique selling point yang tinggi sehingga mampu diterima dengan baik di pasar ekspor.
Dengan melakukan analisis SWOT perusahaan dapat dengan segera memberikan respon terhadap kebutuhan konsumen dan mempertahankan pangsa pasarnya dari pesaing. Dengan menggunakan metode SWOT pula, penulisan ilmiah ini berujuan untuk mengetahui penentuan strategi pemasaran yang relevan bagi PT. Mustika Ratu. Tbk, serta mengetahui persaingan usaha kosmetika dan perawatan tubuh lainnya. Hasil dari analisis strategi faktor internal dan eksternal diketahui bahwa posisi Mustika Ratu berada dalam posisi pertumbuhan, posisi dimana strategi tersebut merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri atau upaya diversifikasi, dengan tetap mengantisipasi tantangan dan ancaman pesaing yaitu semua perusahaan kosmetika dan perawatan tubuh baik pesaing besar, pesaing lama dan pendatang baru, serta tetap mengontrol kekuatan dan kelemahan internal serta terus melihat dan memanfaatkan peluang yang setiap saat muncul.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Banyak produk kosmetik yang bermunculan di pasaran dan persaingan semakin ketat terutama dalam produk kosmetik dalam memberikan penawaran – penawaran yang menarik sehingga dapat mempengaruhi konsumen, hal ini yang menyebabkan salah satu factor yang menyebabkan penurunan daya beli konsumen. Hal ini merupakan kendala yang sangat berat yang dihadapi salah satu perusahaan kosmetik ternama yaitu PT Mustika Ratu dalam mempertahankan produknya dan menjaga kepercayaan konsumennya dalam produk – produknya. Kendala tersebut muncul dari dua aspek yaitu dari aspek internal dan aspek eksternal diantaranya yaitu kurangnya tenaga SDM yang muda yang masih banyak pemikiran kreatif, lokasi perusahaan yang kurang strategis, kurangnya promosi – promosi, kemasan produk yang kurang menarik sehingga konsumen beralih ke produk yang lain, kurang tanggap dalam merespon selera pasar, dsb.
Dengan mempertimbangkan banyak factor di atas PT Mustika Ratu harus segera mengambil solusi yang terbaik dengan beberapa cara yaitu dengan tanggap merespon selera pangsa pasar apa yang dibutuhkan atau apa yang sesuai dengan trend saat ini, membuat kemasan yang menarik sehingga konsumen tertarik untuk membeli dan mengkonsumsinya dalam jangka waktu lama dengan tetap memperhatikan komposisi dan keamanannya, dengan promosi – promosi seperti sebagai sponsor utama dalam Pemilihan Putri Indonesia (PPI), dan tetap mempertahankan CPKB (Cara Produksi Kosmetika yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik) sehingga aman dikonsumsi oleh wanita dan ramah lingkungan.





Refrensi
1.http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran_terpadu
2.  www.mustika-ratu.co.id
3. http://library.gunadarma.ac.id/
4. http://elibrary.mb.ipb.ac.id/
5. http://www.detikfinance.com
6. www.idx.co.id




























PROPOSAL PELATIHAN

            PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA       ” PELATIHAN PEMBUATAN BLOG PENDIDIKAN BAGI GURU-GURU DI KOTA BANGKALA...