Daftar Dana BM Bulan September sampai November | ||||||||
No | Nama | SMA | Jumlah | No | Nama | SMK | Jumlah | |
1 | Zaini | SMA | 100.000 | 1 | Suliha | SMK | ||
2 | Imroatul soleha | SMA | 50.000 | 2 | Qomaruddin | SMK | 100.000 | |
3 | Hafifah Yuliani | SMA | 3 | Romli | SMK | 100.000 | ||
4 | Hayatun Toyyibah | SMA | 100.000 | 4 | Holili | SMK | 50.000 | |
5 | Siti Reziyah | SMA | 100.000 | 5 | Badriatul Qomariyah | SMK | ||
6 | Lia Kapor | SMA | 50.000 | 6 | Wiwin | SMK | 100.000 | |
7 | Anis | SMA | ||||||
8 | Badrus Sholeh | SMA | ||||||
9 | Makmuria | SMA | 50.000 | |||||
10 | Malik | SMA | ||||||
11 | Holifah | SMA | ||||||
12 | Jumlah | 450.000 | ||||||
Jumlah | 450.000 | Jumlah | 350.000 |
Blog ini sebagai wadah menampung tugas kuliah dan kreasi yang lain. hanya buat kenang-kenangan pribadi
Dana BM
Dana BM
Daftar Dana BM Bulan Juli Dan Agustus | |||||||
No | Nama | SMA | Jumlah | No | Nama | SMK | Jumlah |
1 | Zaini | SMA | 100.000 | 1 | Suliha | SMK | 100.000 |
2 | Imroatul soleha | SMA | 100.000 | 2 | Qomaruddin | SMK | |
3 | Hafifah Yuliani | SMA | 3 | Romli | SMK | 100.000 | |
4 | Hayatun Toyyibah | SMA | 100.000 | 4 | Holili | SMK | 100.000 |
5 | Siti Reziyah | SMA | 100.000 | 5 | Badriatul Qomariyah | SMK | |
6 | Lia Kapor | SMA | 100.000 | 6 | Wiwin | SMK | 100.000 |
7 | Anis | SMA | |||||
8 | Badrus Sholeh | SMA | 100.000 | ||||
9 | Makmuria | SMA | 100.000 | ||||
10 | Malik | SMA | |||||
11 | Holifah | SMA | 100.000 | ||||
12 | Jumlah | 800.000 | Jumlah | 400.000 | |||
Jumlah | 1.200.000 |
Dana BM Anis Bulan Februari - April | ||||
No | Nama | SMA | Jumlah | |
1 | Anis | SMA | 300.000 | |
2 | Jumlah | 300.000 |
Dana BM
Daftar kurangan Dana BM Bulan mei Dan Juni | |||||||
No | Nama | SMA | Jumlah | No | Nama | SMK | Jumlah |
1 | Zaini | SMA | 200.000 | 1 | Suliha | SMK | 100.000 |
2 | Imroatul hasanah | SMA | 200.000 | 2 | Qomaruddin | SMK | |
3 | Hafifah Yuliani | SMA | 3 | Romli | SMK | 200.000 | |
4 | Hayatun Toyyibah | SMA | 100.000 | 4 | Holili | SMK | |
5 | Siti Reziyah | SMA | 200.000 | 5 | Badriatul Qomariyah | SMK | |
6 | Lia Kapor | SMA | 200.000 | 6 | Wiwin | SMK | 100.000 |
7 | Anis | SMA | |||||
8 | Badrus Sholeh | SMA | |||||
9 | Makmuria | SMA | 100.000 | ||||
10 | Malik | SMA | |||||
11 | Holifah | SMA | 100.000 | ||||
12 | Jumlah | 1.100.000 | Jumlah | 400.000 | |||
Jumlah | 1.500.000 |
Dana BM
Daftar Dana BM Bulan Desember Dan Januari | |||||||
No | Nama | SMA | Jumlah | No | Nama | SMK | Jumlah |
1 | Zaini | SMA | 200.000 | 1 | Suliha | SMK | 200.000 |
2 | Imroatul hasanah | SMA | 200.000 | 2 | Qomaruddin | SMK | 200.000 |
3 | Hafifah Yuliani | SMA | 600.000 | 3 | Romli | SMK | 200.000 |
4 | Hayatun Toyyibah | SMA | 600.000 | 4 | Holili | SMK | 100.000 |
5 | Siti Reziyah | SMA | 200.000 | 5 | Badriatul Qomariyah | SMK | |
6 | Lia Kapor | SMA | 200.000 | ||||
7 | Anis | SMA | 200.000 | ||||
8 | Badrus Sholeh | SMA | 100.000 | ||||
9 | Makmuria | SMA | 100.000 | ||||
10 | Malik | SMA | 100.000 | ||||
11 | Holifah | SMA | 100.000 | ||||
12 | Jumlah | 2.600.000 | Jumlah | 700.000 | |||
Jumlah | 3.300.000 |
Qowa'idun Nahwi
أَقْسَامُ الْكَلِمَةُ
PEMBAGIAN KALIMAT
Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:
1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
Contoh: م - س - ج - د
2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut
"kata".
Contoh: مَسْجِدٌ (=
masjid)
3. Rangkaian kata yang mengandung pikiran yang lengkap yang disebut
"kalimat".
Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)
Dalam tata bahasa Arab, "kalimat" dibagi ke dalam tiga
golongan besar:
1. ISIM ( اِسْم ) atau
"kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)
2. FI'IL ( فِعْل ) atau
"kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)
3. HARF ( حَرْف ) atau
"kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)
Penggunaan istilah Kata Benda,
Kata Kerja dan Kata Tugas dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan
Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab. Namun bisalah dipakai untuk
sekadar mendekatkan pengertian.
اِسْم عَلَمُ
ISIM 'ALAM (Kata Benda Nama)
Dalam golongan Isim, ada yang
disebut dengan Isim 'Alam yaitu Isim yang merupakan nama dari seseorang atau
sesuatu. Di bawah ini beberapa contoh Isim 'Alam (nama), bacalah dengan suara
nyaring dan jelas satu persatu:
مُحَمَّد - آدَم - إِدْرِيْس - نُوْح - إِبْرَاهِيْم -
إِسْمَاعِيْل - إِسْحَاق - يَعْقُوْب - يُوْسُف - مُوْسَى - سُلَيْمَان - يُوْنُس
- عِيْسَى - مَرْيَم - خَدِيْجَة - عَائِشَة - فَاطِمَة - عُمَر - عُثْمَان -
جِبْرِيْل - مِيْكَال - لُقْمَان - زَيْد - فِرْعَوْن - قَارُوْن - إِبْلِيْس -
عِفْرِيْت - مَكَّة - مَدِيْنَة
Cari dan tuliskanlah Isim-isim Alam yang lain yang anda temukan dan
ketahui!
مُؤَنَّث - مُذَكَّر
MUDZAKKAR (Laki-laki) - MUANNATS (Perempuan)
Dalam tata bahasa Arab,
dikenal adanya penggolongan Isim ke dalam Mudzakkar (laki-laki) atau Muannats
(perempuan). Penggolongan ini ada yang memang sesuai dengan jenis kelaminnya
(untuk manusia dan hewan) dan adapula yang merupakan penggolongan secara bahasa
saja (untuk benda dan lain-lain).
Contoh Isim Mudzakkar Contoh
Isim Muannats
عِيْسَى (= 'Isa) مَرْيَم (= Maryam)
اِبْنٌ (=
putera) بِنْتٌ (= puteri)
بَقَرٌ (= sapi
jantan) بَقَرَةٌ (= sapi betina)
بَحْرٌ (=
laut) رِيْحٌ (= angin)
Dari segi bentuknya, Isim
Muannats biasanya ditandai dengan adanya tiga jenis huruf di belakangnya yaitu:
a) Ta Marbuthah ( ة ).
Misalnya: فَاطِمَة (=Fathimah), مَدْرَسَة
(=sekolah)
b) Alif Maqshurah ( ى ).
Misalnya: سَلْمَى (=Salma), حَلْوَى
(=manisan)
c) Alif Mamdudah ( اء ).
Misalnya: أَسْمَاء (=Asma'), سَمْرَاء
(=pirang)
Namun adapula Isim Muannats
yang tidak menggunakan tanda-tanda di atas.
Misalnya: رِيْحٌ (=
angin), نَفْسٌ (= jiwa, diri), شَمْسٌ (=
matahari)
Bahkan ada pula beberapa Isim Mudzakkar yang menggunakan Ta Marbuthah.
Contoh: حَمْزَة (=
Hamzah), طَلْحَة (= Thalhah), مُعَاوِيَة (= Muawiyah)
Ingat, jangan melangkah ke
halaman selanjutnya sebelum mengerti pelajaran di atas dan menghafal kosakata
yang baru anda temukan!
مُثَنَّى- جمع - مُفْرَد
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dua) - JAMAK (Banyak)
Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:
1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (Banyak) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dua) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan
huruf Nun Kasrah ( نِ ), baik
untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats. Contoh:
Mufrad Tarjamah
Mutsanna Tarjamah
رَجُلٌ = seorang laki-laki رَجُلاَنِ = dua orang laki-laki
جَنَّةٌ = sebuah kebun جَنَّتَانِ = dua buah kebun
مُسْلِمٌ = seorang muslim مُسْلِمَانِ =
dua orang muslim
مُسْلِمَةٌ = seorang muslimah مُسْلِمَتَانِ = dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( جمْع سَالِم ) yang
bentuknya beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
اِبْنٌ =
seorang putera بَنُوْنَ = putera-putera
بِنْتٌ =
seorang puteri بَنَاتٌ = puteri-puteri
مُسْلِمٌ =
seorang muslim مُسْلِمُوْنَ = muslim-muslim
مُسْلِمَةٌ =
seorang muslimah مُسْلِمَاتٌ = muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR (جَمْع تَكْسِيْر ) yang
bentuknya tidak beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
رَسُوْلٌ =
seorang rasul رُسُلٌ = rasul-rasul
عَالِمٌ =
seorang alim عُلَمَاءُ = orang-orang alim
رَجُلٌ =
seorang laki-laki رِجَالٌ = para laki-laki
اِمْرَأَةٌ =
seorang perempuan نِسَاءٌ = perempuan-perempuan
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti
pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
اِسْم إِشَارَة
ISIM ISYARAH (Kata Tunjuk)
Untuk lebih memahami
penggunaan Mudzakkar dan Muannats, serta Mufrad, Mutsanna dan Jamak dalam
pengelompokan Isim, kita akan mempelajari tentang Isim Isyarah atau Kata Tunjuk
dan Isim Maushul atau Kata Sambung.
Pertama, Isim Isyarah. Pada dasarnya, ada dua macam Kata Tunjuk:
1) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang dekat: هَذَا (ini).
Contoh dalam kalimat: هَذَا كِتَابٌ (= ini
sebuah buku)
2) Isim Isyarah atau Kata Tunjuk untuk yang jauh: ذَلِكَ (itu).
Contoh dalam kalimat: ذَلِكَ كِتَابٌ (itu sebuah
buku)
Bila Isim Isyarah itu menunjuk kepada Isim Muannats maka:
1) هَذَا menjadi: هَذِهِ (ini).
Contoh: هَذِهِ مَجَلَّةٌ ( ini
sebuah majalah)
2) ذَلِكَ menjadi: تِلْكَ (itu).
Contoh: تِلْكَ مَجَلَّةٌ ( itu
sebuah majalah)
Adapun bila Isim yang ditunjuk itu adalah Mutsanna (Dua), maka:
1) هَذَا menjadi هَذَانِ. Contoh:
هَذَانِ كِتَابَانِ ( ini
dua buah buku)
2) هَذِهِ menjadi هَتَانِ. Contoh:
هَتَانِ مَجَلَّتَانِ ( ini
dua buah majalah)
3) ذَلِكَ menjadi ذَانِكَ. Contoh:
ذَانِكَ كِتَابَانِ ( itu
dua buah buku)
4) تِلْكَ menjadi تَانِكَ. Contoh:
تَانِكَ مَجَلَّتَانِ ( itu
dua buah majalah)
Sedangkan bila Isim yang
ditunjuk itu adalah Jamak (lebih dari dua), maka baik Mudzakkar maupun
Muannats, semuanya menggunakan: هَؤُلاَءِ (ini)
untuk menunjuk yang dekat; dan أُلَئِكَ ( itu)
untuk menunjuk yang jauh. Contoh:
هَؤُلاَءِ كُتُبٌ أُلَئِكَ كُتُبٌ
( ini adalah buku-buku) (
itu adalah buku-buku)
هَؤُلاَءِ مَجَلاَّتٌ أُلَئِكَ مَجَلاَتٌ
(ini adalah majalah-majalah) (itu
adalah majalah-majalah)
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti
pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
اِسْم مَوْصُوْل
ISIM MAUSHUL (Kata Sambung)
Isim Maushul (Kata Sambung)
adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa kalimat atau pokok
pikiran menjadi satu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini
diwakili oleh kata: "yang".
Bentuk asal/dasar dari Isim
Maushul adalah: الَّذِيْ (yang).
Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushul dalam menggabungkan dua kalimat di
bawah ini:
Kalimat I جَاءَ الْمُدَرِّسُ = datang guru itu
Kalimat II اَلْمُدَرِّسُ يَدْرُسُ
الْفِقْهَ = guru itu
mengajar Fiqh
Kalimat III جَاءَ الْمُدَرِّسُ الَّذِيْ
يَدْرُسُ الْفِقْهَ = datang guru yang mengajar
Fiqh
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushul: الَّذِيْ
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Muannats maka: الَّذِيْ menjadi:
الَّتِيْ
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَةُ الَّتِيْ تَدْرُسُ الْفِقْهَ = datang guru (pr) yang mengajar
Fiqh itu
Bila Isim Maushul itu digunakan untuk Mutsanna (Dua) maka:
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذَانِ
sedangkan الَّتِيْ
menjadi: الَّتَانِ
جَاءَ الْمُدَرِّسَانِ الَّذَانِ يَدْرُسَانِ الْفِقْهَ = datang dua orang guru (lk) yang mengajar Fiqh itu
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَتَانِ الَّتَانِ تَدْرُسَانِ
الْفِقْهَ = datang dua orang guru (pr)
yang mengajar Fiqh
Bila Isim Maushul itu dipakai untuk Jamak maka:
1) الَّذِيْ menjadi: الَّذِيْنَ sedangkan: الَّتِيْ menjadi: اللاَّتِيْ/اللاَّئِيْ
جَاءَ الْمُدَرِّسُوْنَ الَّذِيْنَ يَدْرُسُوْنَ
الْفِقْهَ = datang guru-guru (lk) yang
mengajar Fiqh itu
جَاءَتِ الْمُدَرِّسَاتُ اللاَّتِيْ يَدْرُسْنَ
الْفِقْهَ = datang guru-guru (pr) yang
mengajar Fiqh itu
Ingat, jangan melangkah ke halaman selanjutnya sebelum mengerti
pelajaran di atas dan menghafal semua kosa kata yang baru anda temukan!
نَكِرَة - مَعْرِفَة
NAKIRAH (Umum) - MA'RIFAH (Khusus)
Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:
1) ISIM NAKIRAH atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak
tentu).
2) ISIM MA'RIFAH atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).
Isim Nakirah merupakan bentuk
asal dari setiap Isim, biasanya ditandai dengan huruf akhirnya yang bertanwin (
ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma'rifah biasanya ditandai
dengan huruf Alif-Lam ( ال ) di
awalnya.
Contoh Isim Nakirah: بَيْتٌ (sebuah rumah), وَلَدٌ (seorang anak)
Contoh Isim Ma'rifah: اَلْبَيْتُ (rumah itu), اَلْوَلَدُ (anak itu)
Coba bandingkan dan perhatikan
perbedaan makna dan fungsi antara Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah dalam dua buah
kalimat di bawah ini:
ذَلِكَ بَيْتٌ. اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ. =
Itu sebuah rumah. Rumah itu besar.
جَاءَ وَلَدٌ. اَلْوَلَدُ مُؤَدِّبٌ. =
Datang seorang anak. Anak itu sopan.
Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma'rifah
adalah:
1. ISIM 'ALAM (Nama). Semua
Isim 'Alam termasuk Isim Ma'rifah, meskipun diantara Isim 'Alam tersebut ada
yang huruf akhirnya bertanwin.
Contoh: أَحْمَدُ (Ahmad), عَلِيٌّ (Ali), مَكَّةُ (Makkah)
2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti).
Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan penyebutan sesuatu atau seseorang
atau sekelompok benda/orang.
Contoh: أَنَا (aku, saya), نَحْنُ (kami,
kita), هُوَ (ia, dia)
Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terperinci.
صِفَة-مَوْصُوْف / مُضَاف-مُضَاف إِلَيْهِ /
مُبْتَدَأ-خَبَر
SIFAT - MAUSHUF (Sifat dan Yang Disifati)
MUDHAF - MUDHAF ILAIH (Kata Majemuk)
MUBTADA' - KHABAR (Subjek dan Predikat)
Berkaitan dengan Nakirah dan
Ma'rifah, khususnya penggunaan Alif-Lam di awal kata atau baris Tanwin di akhir
kata, ada beberapa pola kalimat (rangkaian kata) yang perlu kita ketahui
perbedaannya dengan baik. Yaitu:
1. SHIFAT ( صِفَة ) dan
MAUSHUF ( مَوْصُوْف )
Bila rangkaian dua buah Isim
atau lebih, semuanya dalam keadaan Nakirah (tanwin) atau semuanya dalam keadaan
Ma'rifah (alif-lam) maka kata yang di depan dinamakan Maushuf (yang disifati)
sedang yang di belakang adalah Shifat.
بَيْتٌ جَدِيْدٌ = (sebuah) rumah baru
اَلْبَيْتُ الْجَدِيْدُ = rumah yang baru
بَيْتٌ كَبِيْرٌ وَاسِعٌ = (sebuah) rumah besar serta luas
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ الْوَاسِعُ = rumah yang besar serta luas
2. MUDHAF ( مُضَاف ) dan
MUDHAF ILAIH ( مُضَاف إِلَيْه )
Rangkaian dua buah Isim atau
lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin)
dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan
Mudhaf Ilaih. Contoh:
بَيْتُ الْمُدَرِّسِ (buku guru)
بَيْتُ زَيْدٍ (rumah
Zaid) --> Zaid = Isim 'Alam (Ma'rifah)
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْمُدَرِّسِ (kunci rumah guru)
Bila Mudhaf berupa Isim
Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di akhirnya dihilangkan.
Perhatikan contoh di bawah ini:
مُسْلِمَا الْجَاوِيِّ (dua muslim Jawa)
مُسْلِمُو الْجَاوِيِّ (muslimin Jawa)
مُسْلِمَا dari
kata مُسْلِمَانِ (dua
orang muslim) --> Mutsanna
مُسْلِمُو dari
kata مُسْلِمُوْنَ
(orang-orang muslim) --> Jamak Salim
Baik Shifat-Maushuf maupun
Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bukanlah merupakan sebuah JUMLAH MUFIDAH (جُمْلَة مُفِيْدَة) atau Kalimat Sempurna. Berikut ini kita akan
mempelajari sebuah pola Jumlah Mufidah (Kalimat Sempurna).
3. MUBTADA' ( مُبْتَدَأ ) dan
KHABAR ( خَبَر )
Sebuah JUMLAH ISMIYYAH (جُمْلَة اِسْمِيَّة) atau Kalimat Nominal (kalimat sempurna yang semua
katanya adalah Isim), selalu terdiri dari dua bagian kalimat yakni Mubtada'
(Subjek) dan Khabar (Predikat). Pada umumnya seluruh Mubtada' dalam keadaan
Ma'rifah sedangkan seluruh Khabar (Predikat) dalam keadaan Nakirah. Perhatikan
contoh kalimat-kalimat di bawah ini:
Jumlah Ismiyyah Mubtada' Khabar
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
(rumah itu besar) (rumah
itu) (besar)
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ
(rumah yang besar itu mahal) (rumah
yang besar itu) (mahal)
بَيْتُ الْكَبِيْرِ جَمِيْلٌ بَيْتُ الْكَبِيْرِ جَمِيْلٌ
(rumah besar itu indah) (rumah
besar itu) (indah)
مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ صَغِيْرٌ مِفْتَاحُ بَيْتِ الْكَبِيْرِ صَغِيْرٌ
(kunci rumah besar itu kecil) (kunci
rumah besar itu) (kecil)
Dari contoh kalimat di atas diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Baik Mubtada' maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata ataupun
lebih.
2. Mubtada' pada umumnya selalu dalam keadaan Ma'rifah.
3. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan Nakirah.
4. Mubtada' yang terdiri dari
beberapa kata bisa merupakan Shifat-Maushuf (contoh kalimat II) maupun
Mudhaf-Mudhaf Ilaih (contoh kalimat III dan IV)
Sebagai penutup, untuk
mengingat-ingat perbedaan antara Shifat-Maushuf, Mudhaf-Mudhaf Ilaih dan
Mubtada'-Khabar, perhatikanlah perbedaan bentuk dan makna masing-masing pola
tersebut dalam kalimat sederhana di bawah ini:
Shifat-Maushuf Mudhaf-Mudhaf
Ilaih Mubtada'-Khabar
بَيْتٌ جَدِيْدٌ بَيْتُ الْجَدِيْدِ اَلْبَيْتُ جَدِيْدٌ
(sebuah rumah baru) (rumah baru) (rumah itu baru)
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ بَيْتُ الْكَبِيْرِ اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ
(rumah yang besar) (rumah
besar) (rumah itu
besar)
Selanjutnya kita akan membahas tentang Isim Dhamir atau Kata Ganti.
ضَمِيْر
DHAMIR (Kata Ganti)
Dhamir atau "kata
ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili
penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk
dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti
dengan هُوَ (dia), sedangkan الأَوْلاَد (anak-anak) diganti dengan هُمْ
(mereka). Kata هُوَ dan هُمْ
dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang
berfungsi sebagai Subjek.
2) DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang
berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri
sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri
atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (Dia
menyayangi mereka):
- Kata هُوَ (dia)
adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata هُمْ (mereka)
adalah Dhamir Nashab.
ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR RAFA' (Kata Ganti Subjek)
Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau
pembicara (orang pertama). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنَا (aku,
saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (kami,
kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau
lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (engkau)
untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk
Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (kamu
berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (kalian)
untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk
Muannats.
3. GHAIB ( غَائِب ) atau
tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (dia)
untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk
Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا ( mereka
berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (mereka)
untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk
Muannats.
Hafalkanlah keduabelas bentuk
Dhamir Rafa' di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya!
ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan
(bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Rafa' Dhamir Nashab Dhamir Rafa' Dhamir Nashab
أَنَا ي أَنْتُنَّ كُنَّ
نَحْنُ نَا هُوَ هُ
أَنْتَ كَ هِيَ هَا
أَنْتِ كِ هُمَا هُمَا
أَنْتُمَا كُمَا هُمْ هُمْ
أَنْتُمْ كُمْ هُنَّ هُنَّ
Dhamir Nashab berfungsi
sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain
dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ = saya seorang muslim, agamaku Islam
نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ = kami orang-orang muslim, agama kami Islam
أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ = engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam
أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ = engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا = kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ = kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ = kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian
هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ = dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ مُسْلِمَةٌ، لَهَا رَحْمَةُ اللهِ = dia (pr) adalah seorang muslimah, untuknya rahmat Allah
هُمَا مُسْلِمَانِ، لَهُمَا رَحْمَةُ اللهِ = mereka berdua adalah muslim, untuk mereka berdua rahmat Allah
هُمْ مُسْلِمُوْنَ، لَهُمْ رَحْمَةُ اللهِ = mereka (lk) adalah muslimin, untuk mereka rahmat Allah
هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، لَهُنَّ رَحْمَةُ اللهِ = mereka (pr) adalah muslimat, untuk mereka rahmat Allah
Gabungan Dhamir Nashab yang
melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih
dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya
merupakan Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ
(rumahku) --> بَيْتٌ [Mudhaf]
+ ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (bukumu)
--> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf
Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (sekolah
mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf]
+ هُمْ [Mudhaf Ilaih]
Hafalkanlah semua Dhamir
Nashab di atas beserta artinya masing-masing sebelum melangkah ke pelajaran
selanjutnya!
فِعْل
FI'IL (Kata Kerja)
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu
terjadinya:
1. FI'IL MADHY ( فِعْل مَاضِي ) atau
Kata Kerja Lampau.
2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau
Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il
Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari
Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku pekerjaan
itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan
bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan
bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Dhamir Fi'il
Madhy Fi'il Mudhari' Tarjamah
أَنَا فَعَلْتُ أَفْعَلُ = saya mengerjakan
نَحْنُ فَعَلْنَا نَفْعَلُ = kami mengerjakan
أَنْتَ فَعَلْتَ تَفْعَلُ = engkau (lk) mengerjakan
أَنْتِ فَعَلْتِ تَفْعَلِيْنَ = engkau (pr) mengerjakan
أَنْتُمَا فَعَلْتُمَا تَفْعَلاَنِ = kamu berdua mengerjakan
أَنْتُمْ فَعَلْتُمْ تَفْعَلُوْنَ = kalian (lk) mengerjakan
أَنْتُنَّ فَعَلْتُنَّ تَفْعَلْنَ = kalian (pr) mengerjakan
هُوَ فَعَلَ يَفْعَلُ = dia (lk) mengerjakan
هِيَ فَعَلَتْ تَفْعَلُ = dia (pr) mengerjakan
هُمَا فَعَلاَ يَفْعَلاَنِ = mereka berdua (lk) mengerjakan
هُمَا فَعَلَتَا تَفْعَلاَنِ = mereka berdua (pr) mengerjakan
هُمْ فَعَلُوْا يَفْعَلُوْنَ = mereka (lk) mengerjakan
هُنَّ فَعَلْنَ يَفْعَلْنَ = mereka (pr) mengerjakan
Perlu diketahui, bahwa dalam
sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau
Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il
(Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ -
هُوَ ).
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il
maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan
Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ دَخَلَتِ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ دَخَلاَ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ دَخَلَتَا الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ دَخَلُوا الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ دَخَلْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah
Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ يَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid
b. Sedangkan bila Fi'il
mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya
Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap
dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( تأتأ تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats" pada Fi'il
yang Fa'il-nya adalah Muannats.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim
itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum
Fa'il:
يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ = muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ = muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ = dua muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ = kaum muslimin memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ = kaum muslimat memasuki masjid
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ -
أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ (أَنَا)
أَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
saya telah memasuki masjid saya memasuki masjid
دَخَلْنَا الْمَسْجِدَ (نَحْنُ)
نَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
kami telah memasuki masjid kami memasuki masjid
دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ (أَنْتَ)
تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
engkau telah memasuki masjid engkau
memasuki masjid
دَخَلْتِ الْمَسْجِدَ (أَنْتِ)
تَدْخُلِيْنَ الْمَسْجِدَ
engkau (pr) telah memasuki masjid engkau
(pr) memasuki masjid
دَخَلْتُمَا الْمَسْجِدَ (أَنْتُمَا)
تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
kamu berdua telah memasuki masjid kamu
berdua memasuki masjid
دَخَلْتُمُ الْمَسْجِدَ (أَنْتُمْ)
تَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (lk) telah memasuki masjid kalian
(lk) memasuki masjid
دَخَلْتُنَّ الْمَسْجِدَ (أَنْتُنَّ)
تَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (pr) telah memasuki masjid kalian
(pr) memasuki masjid
Carilah sebanyak-banyaknya
contoh-contoh Fi'il Madhy dan Fi'il Mudhari' dalam ayat-ayat al-Quran dan
al-Hadits!
فِعْل اْلأمْر
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)
Fi'il Amar atau Kata Kerja
Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim
(pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan
bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang
menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir
Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang
diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ -
أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Fa'il Fi'il Amar Tarjamah
أَنْتَ اِفْعَلْ = (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ اِفْعَلِيْ = (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا اِفْعَلاَ = (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ اِفْعَلُوْا = (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ اِفْعَلْنَ = (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (
beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ = bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ = bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا = bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ = bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ = bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
Dari fi'il أَقَامَ
(mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ = dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ = dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا = dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ = dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ = dirikanlah shalat kalian (pr)
Dari fi'il كَبَّرَ
(membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ رَبَّكَ =
besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
كَبِّرِيْ رَبَّكِ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
كَبِّرَا رَبَّكُمَا = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ = besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf
akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah
Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi
baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ + أَقِمْ = أَقِمِ الصَّلاَةَ
(shalat) (dirikanlah) (dirikanlah shalat)
Carilah contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
فِعْل النَّهْي
FI'IL NAHY (Kata Kerja Larangan)
Fi'il Nahy atau "kata
kerja larangan" adalah bentuk negatif dari Fi'il Amar. Untuk membentuk
Fi'il Nahy, kita tinggal menambahkan harf لاَ
(=jangan) dan memasukkan huruf تَ di awal
Fi'il Amar. Perhatikan polanya di bawah ini:
Fa'il Fi'il Amar Fi'il Nahy Tarjamah
أَنْتَ اِفْعَلْ لاَ
تَفْعَلْ = jangan
(engkau -lk) kerjakan
أَنْتِ اِفْعَلِيْ لاَ
تَفْعَلِيْ = jangan
(engkau -pr) kerjakan
أَنْتُمَا اِفْعَلاَ لاَ
تَفْعَلاَ = jangan
(kamu berdua) kerjakan
أَنْتُمْ اِفْعَلُوْا لاَ
تَفْعَلُوْا = jangan
(kalian -lk) kerjakan
أَنْتُنَّ اِفْعَلْنَ لاَ
تَفْعَلْنَ = jangan
(kalian -pr) kerjakan
Contoh dalam kalimat:
Dari fi'il خَافَ ( takut)
dan fi'il حَزِنَ (sedih) menjadi Fi'il
Nahy:
لاَ تَخَفْ وَلاَ تَحْزَنْ = jangan
(engkau -lk) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافِيْ وَلاَ تَحْزَنِيْ = jangan (engkau -pr) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافَا وَلاَ تَحْزَنَا = jangan
(kamu berdua) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَافُوْا وَلاَ تَحْزَنُوْا = jangan (kalian -lk) takut dan jangan sedih
لاَ تَخَفْنَ وَلاَ تَحْزَنَّ = jangan
(kalian -pr) takut dan jangan sedih
Carilah contoh-contoh Fi'il Nahy dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
فِعْل مَعْلُوْم - فِعْل
مَجْهُوْل
FI'IL MA'LUM (Kata Kerja Aktif) - FI'IL MAJHUL (Kata Kerja Pasif)
Dalam tata bahasa Indonesia,
dikenal istilah Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif. Perhatikan contoh
berikut ini:
Abubakar membuka pintu. --> kata "membuka" disebut Kata
Kerja Aktif.
Pintu dibuka oleh Abubakar. --> kata "dibuka" disebut Kata
Kerja Pasif.
Dalam tata bahasa Arab, dikenal pula istilah Fi'il Ma'lum dan Fi'il
Majhul yang fungsinya mirip dengan Kata Kerja Aktif dan Kata Kerja Pasif.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini:
ضَرَبَ عُمَرُ ضُرِبَ عُمَرُ
(Umar memukul) (Umar
dipukul)
Fi'il ضَرَبَ
(memukul) adalah Fi'il Ma'lum (Kata Kerja Aktif). Fa'il atau Pelakunya adalah
Umar bersifat aktif (melakukan pekerjaan yakni memukul).
Fi'il ضُرِبَ
(dipukul) adalah Fi'il Majhul (Kata Kerja Pasif). Fa'il atau Pelakunya tidak
diketahui (tidak disebutkan). Untuk itu, dalam Fi'il Majhul, dikenal istilah
Naib al-Fa'il ( نَائِبُ الْفَاعِل ) atau
Pengganti Fa'il (Pelaku). Dalam contoh di atas, Umar adalah Naib al-Fa'il
(pengganti Pelaku).
Fi'il Majhul dibentuk dari Fi'il Ma'lum dengan perubahan sebagai
berikut:
a) Huruf pertamanya menjadi berbaris Dhammah
b) Huruf sebelum huruf terakhirnya menjadi berbaris Kasrah untuk Fi'il
Madhy dan menjadi berbaris Fathah untuk Fi'il Mudhari'.
Fi'il Madhy Fi'il Mudhari'
Fi'il Ma'lum Fi'il Majhul Fi'il Ma'lum Fi'il
Majhul
فَعَلَ فُعِلَ يَفْعَلُ يُفْعَلُ
Contoh-contoh dalam kalimat:
Fi'il Madhy أَمَرَ
(memerintah) menjadi Fi'il Majhul أُمِرَ
(diperintah):
أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ = aku diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَا أَنْ نَعْبُدَ اللهَ = kami diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = engkau (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتِ أَنْ تَعْبُدِي اللهَ = engkau (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = kamu berdua diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُمْ أَنْ تَعْبُدُوا اللهَ = kalian (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْتُنَّ أَنْ تَعْبُدْنَ اللهَ = kalian (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَ أَنْ يَعْبُدَ اللهَ = dia (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتْ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ = dia (pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَا أَنْ يَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرَتَا أَنْ تَعْبُدَا اللهَ = mereka (2 pr) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرُوْا أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ = mereka (lk) diperintah agar menyembah Allah
أُمِرْنَ أَنْ يَعْبُدْنَ اللهَ = mereka (pr) diperintah agar menyembah Allah
Fi'il Mudhari' يَعْرِفُ
(mengenal) menjadi Fi'il Majhul يُعْرَفُ
(=dikenal):
أُعْرَفُ بِكَلاَمِيْ = aku dikenal dari bicaraku
نُعْرَفُ بِكَلاَمِنَا = kami dikenal dari bicara kami
تُعْرَفُ بِكَلاَمِكَ = engkau (lk) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفِيْنَ بِكَلاَمِكِ = engkau (pr) dikenal dari bicaramu
تُعْرَفَانِ بِكَلاَمِكُمَا = kamu berdua dikenal dari bicara kamu berdua
تُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِكُمْ = kalian (lk) dikenal dari bicara kalian
تُعْرَفْنَ بِكَلاَمِكُنَّ = kalian (pr) dikenal dari bicara kalian
يُعْرَفُ بِكَلاَمِهِ = dia (lk) dikenal dari bicaranya
تُعْرَفُ بِكَلاَمِهَا = dia (pr) dikenal dari bicaranya
يُعْرَفَانِ بِكَلاَمِهِمَا = mereka (2 lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفُوْنَ بِكَلاَمِهِمْ = mereka (lk) dikenal dari bicara mereka
يُعْرَفْنَ بِكَلاَمِهِنَّ = mereka (pr) dikenal dari bicara mereka
Carilah contoh-contoh Fi'il Majhul dalam ayat-ayat al-Quran dan
al-Hadits!
حَرْف
HARF (Kata Tugas)
Harf adalah semua jenis kata
selain Isim dan Fi'il, yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak memiliki arti
yang jelas tanpa kata-kata lain dalam hubungan kalimat.
Contoh Harf: وَ (dan), مِنْ (dari), عَنْ (dari), إِلَى (ke,
kepada), فِيْ (di, dalam), حَتَّى
(hingga), لاَ (tidak, tidak ada), إِنْ (jika),
dan lain-lain.
Sekilas catatan penting tentang penggunaan beberapa macam Harf:
1. Beberapa Harf, seperti بِـ (dengan)
di dalam kalimat kadang mempunyai arti, dan kadang hanya sebagai tambahan yang
tidak mempunyai arti. Contoh:
أَعُوْذُ بِاللهِ = aku
berlindung kepada Allah
كَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا = cukuplah Allah (sebagai) saksi
2. Harf وَ mempunyai dua fungsi:
a) ATHAF (عَطْف) atau
Kata Sambung (=dan). Contoh:
ذَهَبَ أَحْمَدُ وَعَلِيٌّ = Ahmad dan Ali telah pergi
b) QASM (قَسْم}atau
Kata Sumpah (=demi). Contoh:
وَالْعَصْرِ = demi
waktu (Ashar)
Perlu dicamkan, bahwa di dalam
al-Quran, Allah subhanahu wata'ala sering bersumpah dengan nama makhluq-Nya
agar manusia mengambil pelajaran dari apa yang dijadikan sumpah tersebut.
Adapun manusia, hanya boleh bersumpah dengan nama dan sifat Allah, tidak boleh
bersumpah dengan nama makhluq.
3. Harf Lam لـ juga mempunyai beberapa fungsi:
a) MILIK (مِلْك) atau
kepunyaan.Contoh:
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ = kepunyaan Allah (seluruh) kerajaan langit dan bumi
b) TA'LIL (تَعْلِيْل) atau
peruntukan (untuk). Contoh:
أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ لِلتَّعْلِيْمِ = saya pergi ke sekolah untuk belajar
c) AMAR (أَمْر) atau
perintah (agar, supaya, hendaklah). Contoh:
لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ = hendaklah berinfak orang yang punya kelapangan
(rezki)
d) TAUKID (تَوْكِيْد) atau
penegasan (sungguh, pasti). Contoh:
لَأَقُوْلُ قَوْلَ الْحَقِّ = sungguh aku akan berkata perkataan yang benar
4. Harf إِنْ mempunyai dua macam arti:
a) Berarti "jika". Contoh:
إِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ = jika kalian menolong (agama) Allah, Dia akan menolong
kalian.
b) Berarti "tidak", bila sesudahnya terdapat kata إِلاَّ (kecuali). Contoh:
إِنْ أَنْتُمْ إِلاَّ تَكْذِبُوْنَ = tidak lain kalian hanyalah berdusta
5. Harf لاَ juga ada dua macam:
a. NAFY (نَفْي) atau
penidakan (tidak, bukan, tidak ada). Contoh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ = tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Allah
b. NAHY (نَهْي) atau
pelarangan (jangan). Contoh:
لاَ تَعْبُدُوْا إِلاَّ اللهَ = jangan kalian menyembah kecuali (kepada) Allah
Demikianlah sekelumit contoh
penggunaan Harf dan macam-macam artinya. Carilah contoh-contoh penggunaan Harf
dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits, pelajarilah aneka ragam fungsi dan
artinya masing-masing!
أَدَوَاتُ الاِسْتِفْهَام
ADAWAT AL-ISTIFHAM (Kata Tanya)
Di bawah ini dicantumkan
sejumlah Kata Tanya dengan contohnya masing-masing dalam kalimat beserta contoh
jawabannya:
Kata Tanya Contoh Kalimat
Tanya Contoh Jawaban
هَلْ / أَ هَلْ/أأَنْتَ مَرِيْضٌ ؟ لاَ، أَنَا
فِيْ صِحَّةٍ
(apakah) (apakah engkau
sakit?) (tidak, saya sehat)
مَاذَا / مَا ما/مَاذَا تَكْتُبُ ؟ أَكْتُبُ
رِسَالَةً
(apa) (apa yang
kau tulis?) (aku
menulis surat)
مَنْ ذَا / مَنْ مَنْ كَتَبَ هَذَا ؟ أَحْمَدُ
كَتَبَ هَذَا
(siapa) (siapa
yang menulis ini?) (Ahmad yang
menulis ini)
أَيَّةُ / أَيُّ أَيُّ
قَلَمٍ تُحِبُّ ؟ أُحِبُّ قَلَمَ اْلأَسْوَدِ
(yang mana) (pena yang mana kau
suka?) (aku suka pena yang hitam)
مَتَى مَتَى تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ غَدًا
(kapan) (kapan engkau pergi?) (aku pergi besok)
أَيْنَ أَيْنَ تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ
إِلَى الْقَرْيَةِ
(dimana) (dimana engkau
pergi?) (aku pergi ke kampung)
كَيْفَ كَيْفَ تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ
بِالْحَافِلَةِ
(bagaimana) (bagaimana engkau
pergi?) (aku pergi dengan bus)
كَمْ كَمْ يَوْمًا تَذْهَبُ ؟ أَذْهَبُ
ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ
(berapa) (berapa hari
engkau pergi?) (aku pergi selama tiga
hari)
لِمَاذَا / لِمَا لِمَاذَا تَأَخَّرْتَ ؟ الطَّرِيْقُ
مُزْدَحِمَةٌ
(mengapa) (mengapa kau
terlambat?) (jalanan macet)
لِمَ لِمَ سَأَلْتَ ذَلِكَ ؟ حَقِيْقَةً
لاَ أَفْهَمُ
(kenapa) (kenapa kau
bertanya itu?) (sungguh aku tidak
paham)
لِمَنْ لِمَنْ هَذَا الْقَلَمُ ؟ هَذَا
قَلَمُ أَحْمَدِ
(punya siapa) (kepunyaan siapa
pena ini?) (ini pena Ahmad)
Buatlah sendiri kalimat-kalimat tanya dari setiap kata-kata tanya di
atas!
اِسْم جَامِد
ISIM JAMID
Menurut asal kata dan pembentukannya, Isim atau Kata Benda terbagi dua:
1. ISIM JAMID ( اِسْم جَامِد ) yaitu
Isim yang tidak terbentuk dari kata lain.
2. ISIM MUSYTAQ ( اِسْم مُشْتَق ) yaitu
Isim yang dibentuk dari kata lain.
Isim Jamid terbagi dua:
a) ISIM DZAT ( اِسْم ذَات ) atau
ISIM JINS ( اِسْم جِنْس )
Contoh: رَجُلٌ (orang),
أَسَدٌ (singa), نَهْرٌ (sungai)
b) ISIM MA'NA ( اِسْم مَعْنَى ) atau
MASHDAR ( مَصْدَر )
Contoh: عِلْمٌ (ilmu), عَدْلٌ
(keadilan), شَجَاعَةٌ (keberanian)
Mashdar adalah Isim yang
menunjukkan peristiwa atau kejadian yang tidak disertai dengan penunjukan
waktu. Berbeda dengan Fi'il yang terikat dengan waktu, apakah di waktu lampau,
sekarang atau akan datang. Contoh:
أُرِيْدُ أَنْ أُصَلِّيْ (aku
ingin shalat) --> أُصَلِّي (aku
shalat) : Fi'il
أُرِيْدُ صَلاَةً (aku
ingin shalat) --> صَلاَة (shalat)
: Mashdar (Isim)
Setiap Fi'il memiliki Mashdar.
Dengan kata lain, Mashdar adalah bentuk Isim dari sebuah Fi'il. WAZAN (وَزْن) atau
Timbangan (pola pembentukan) Mashdar sangat beragam. Perhatikan contoh
pembentukan Mashdar di bawah ini:
Wazan Perubahan dari Fi'il ke Mashdar Tarjamah
فَعْلٌ نَصَرَ - يَنْصُرُ - نَصْرٌ = menolong
فِعْلٌ ذَكَرَ - يَذْكُرُ - ذِكْرٌ = mengingat, menyebut
فُعَالٌ بَكَى - يَبْكِيَ - بُكَاءٌ = menangis
فِعَالٌ قَامَ - يَقُوْمُ - قِيَامٌ = berdiri
فُعُوْلٌ سَجَدَ - يَسْجُدُ - سُجُوْدٌ = bersujud
إِفْعَالٌ أَطْعَمَ - يُطْعِمُ - إِطْعَامٌ = memberi makan
فِعَالَةٌ زَرَعَ - يَزْرَعُ - زِرَاعَةٌ = bertani
تَعْفِيْلٌ عَلَّمَ - يُعَلِّمُ - تَعْلِيْمٌ = mengajar, memberitahu
تَفْعِلَةٌ ذَكَّرَ - يُذَكِّرُ - تَذْكِرَةٌ = mengingatkan
Pahamilah baik-baik nama-nama
dan bentuk-bentuk Isim yang terdapat dalam pelajaran ini sebelum melangkah ke
pelajaran selanjutnya.
اِسْم مُشْتَق
ISIM MUSYTAQ
Isim Musytaq ialah Isim yang dibentuk dari kata lain dan memiliki makna
yang berbeda dari kata pembentuknya. Isim Musytaq itu ada tujuh macam:
1. ISIM FA'IL ( اِسْم فَاعِل ) atau
Isim Pelaku (yang melakukan pekerjaan).
Isim Fa'il ada dua wazan (pola pembentukan) yaitu:
a) فَاعِلٌ bila berasal dari Fi'il
Tsulatsi (Fi'il yang terdiri dari tiga huruf)
b) مُفْعِلٌ bila berasal dari Fi'il
yang lebih dari tiga huruf
Fi'il Isim Fa'il
عَلِمَ - يَعْلَمُ
(=mengetahui) عَالِمٌ (=yang
mengetahui)
نَامَ - يَنَامُ (=tidur) نَائِمٌ (=yang
tidur)
أَكَلَ - يَأْكُلُ (=makan) آكِلٌ (=yang
makan)
أَسْلَمَ - يُسْلِمُ (=menyerah) مُسْلِمٌ (=yang
menyerah)
أَنْفَقَ - يُنْفِقُ
(=berinfak) مُنْفِقٌ (=yang
berinfak)
اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (=mohon
ampun) مُسْتَغْفِرٌ (=yang mohon ampun)
Disamping itu dikenal pula istilah bentuk MUBALAGHAH ( مُبَالَغَة ) dari Isim Fa'il yang berfungsi untuk menguatkan
atau menyangatkan artinya. Contoh:
Fi'il Isim Fa'il Isim Mubalaghah
عَلِمَ-يَعْلَمُ عَالِمٌ عَلِيْمٌ / عَلاَّمٌ (=yang sangat mengetahui)
غَفَرَ-يَغْفِرُ غَافِرٌ غَفُوْرٌ / غَفَّارٌ (=yang suka mengampuni)
نَامَ-يَنَامُ نَائِمٌ نَئِيْمٌ / نَوَّامٌ (=yang
banyak tidur)
أَكَلَ-يَأْكُلُ آكِلٌ أَكِيْلٌ / أَكَّالٌ (=yang banyak makan)
2. SIFAT MUSYABBAHAH ( صِفَة مُشَبَّهَة ) ialah
Isim yang menyerupai Isim Fa'il tetapi lebih condong pada arti sifatnya yang
tetap. Misalnya:
Fi'il Isim Fa'il Sifat Musyabbahah
فَرِحَ-يَفْرَحُ
(=senang) فَارِحٌ فَرِحٌ (=orang
senang)
عَمِيَ-يَعْمَى (=buta) عَامِيٌ أَعْمَى (=orang
buta)
مَاتَ-يَمُوْتُ (=mati) مَائِتٌ مَيِّتٌ (= orang
mati)
جَاعَ-يَجُوْعُ (=lapar) جَائِعٌ جَوْعَانٌ (= orang
kelaparan)
3. ISIM MAF'UL ( اِسْم مَفْعُوْل ) yaitu
Isim yang dikenai pekerjaan.
Fi'il Isim Maf'ul
غَفَرَ - يَغْفِرُ
(=mengampuni) مَغْفُوْرٌ (=yang diampuni)
عَلِمَ - يَعْلَمُ
(=mengetahui) مَعْلُوْمٌ (=yang diketahui)
بَاعَ - يَبِيْعُ (=menjual) مَبِيْعٌ (=yang
dijual)
قَالَ - يَقُوْلُ
(=berkata) مَقَالٌ (=yang
diucapkan)
4. ISIM TAFDHIL ( اِسْم تَفْضِيْل ) ialah
Isim yang menunjukkan arti "lebih" atau "paling". Wazan
(pola) umum Isim Tafdhil adalah: أَفْعَلُ .
Contoh:
Isim Fa'il Isim Mubalaghah Isim Tafdhil
عَالِمٌ عَلِيْمٌ (=sangat
mengetahui) أَعْلَمُ (=yang
lebih mengetahui)
كَابِرٌ كَبِيْرٌ (=sangat
besar) أَكْبَرُ (=yang
lebih besar)
قَارِبٌ قَرِيْبٌ (=sangat
dekat) أَقْرَبُ (=yang
lebih dekat)
فَاضِلٌ فَضِيْلٌ (=sangat
utama) أَفْضَلُ (=yang
lebih utama)
Disamping itu, terdapat pula bentuk yang sedikit agak berbeda, seperti:
Sifat Musyabbahah Isim Tafdhil
شَدِيْدٌ (=yang
sangat) أَشَدُّ (=yang
lebih sangat)
حَقِيْقٌ (=yang
berhak) أَحَقُّ (=yang
lebih berhak)
عَزِيْزٌ (=yang
mulia) أَعَزُّ (=yang
lebih mulia)
5. ISIM ZAMAN ( اِسْم زَمَان ) yaitu
Isim yang menunjukkan waktu dan ISIM MAKAN ( اِسْم مَكَان ) yaitu Isim yang menunjukkan tempat.
Fi'il Isim Zaman/Makan
كَتَبَ / يَكْتُبُ
(=menulis) مَكْتَبٌ
(=kantor)
لَعِبَ / يَلْعَبُ
(=bermain) مَلْعَبٌ (=tempat
bermain)
سَجَدَ / يَسْجُدُ
(=bersujud) مَسْجِدٌ
(=masjid)
وَلَدَ / يَلِدُ
(=melahirkan) مَوْلِدٌ (=hari
kelahiran)
وَعَدَ / يَعِدُ
(=menjanjikan) مَوْعِدٌ (=hari
yang dijanjikan)
اِجْتَمَعَ / يَجْتَمِعُ
(=berkumpul) مُجْتَمَعٌ (=perkumpulan, pertemuan)
6. ISIM ALAT ( اِسْم آلَة ) yaitu
Isim yang menunjukkan alat yang digunakan untuk melakukan suatu Fi'il atau
pekerjaan.
Fi'il Isim Alat
فَتَحَ / يَفْتَحُ
(=membuka) مِفْتَاحٌ (=kunci)
وَزَنَ / يَزِنُ
(=menimbang) مِيْزَانٌ
(=timbangan)
جَلَسَ / يَجْلِسُ (=duduk) مَجْلِسٌ (=tempat
duduk)
جَهَرَ / يَجْهَرُ
(=nyaring) مِجْهَرٌ
(=pengeras suara)
Pahamilah baik-baik semua jenis-jenis Isim yang terdapat dalam pelajaran
ini serta contoh-contohnya sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
فِعْل مُجَرَّد
FI'IL MUJARRAD
Menurut asal kata dan pembentukannya, Fi'il terbagi dua:
1. FI'IL MUJARRAD ( فِعْل مُجَرَّد ) yaitu
fi'il yang semua hurufnya asli.
2. FI'IL MAZID ( فِعْل مَزِيْد ) yaitu
fi'il yang mendapat huruf tambahan.
Fi'il Mujarrad pada umumnya terdiri dari tiga huruf sehingga dinamakan
pula FI'IL MUJARRAD TSULATSI ( فِعْل مُجَرَّد ثُلاَثِي ) dan mempunyai enam wazan ( وَزْن ) atau
timbangan (pola huruf dan harakat) yakni:
1. فَعَلَ - يَفْعُلُ
misalnya: نَصَرَ - يَنْصُرُ
(=menolong)
2. فَعَلَ - يَفْعِلُ
misalnya: جَلَسَ - يَجْلِسُ (=duduk)
3. فَعَلَ - يَفْعَلُ
misalnya: فَتَحَ - يَفْتَحُ
(=membuka)
4. فَعِلَ - يَفْعَلُ
misalnya: عَلِمَ - يَعْلَمُ
(=mengetahui)
5. فَعُلَ - يَفْعُلُ
misalnya: كَثُرَ - يَكْثُرُ
(=menjadi banyak)
6. فَعِلَ - يَفْعِلُ
misalnya: حَسِبَ - يَحْسِبُ
(=menghitung)
Disamping Fi'il Mujarrad Tsulatsi yang terdiri dari tiga huruf, terdapat
pula Fi'il Mujarrad Ruba'i ( فِعْل مُجَرَّد رُبَاعِي ) yang
terdiri dari empat huruf. Fi'il Mujarrad Ruba'i ini hanya mempunyai satu wazan yaitu:
فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ .
Contoh: تَرْجَمَ - يُتَرْجِمُ
(=menerjemahkan), وَسْوَسَ - يُوَسْوِسُ
(=membisikkan waswas), زَلْزَلَ - يُزَلْزِلُ
(=menggoncang-goncangkan).
Carilah sebanyak-banyaknya contoh-contoh Fi'il Mujarrad Tsulatsi dari
al-Quran dan al-Hadits untuk setiap wazan di atas, beserta artinya
masing-masing.
فِعْل مَزِيْد
FI'IL MAZID
Fi'il Mazid berasal dari Fi'il Mujarrad yang mendapat tambahan huruf:
1) Fi'il Mazid dengan tambahan satu huruf. Terdiri dari beberapa wazan
seperti:
a. أَفْعَلَ - يُفْعِلُ (huruf
tambahannya: Hamzah di awal kata)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
دَخَلَ - يَدْخُلُ (=masuk) أَدْخَلَ - يُدْخِلُ (=memasukkan)
خَرَجَ - يَخْرُجُ
(=keluar) أَخْرَجَ - يُخْرِجُ (=mengeluarkan)
رَسَلَ - يَرْسُلُ (=lepas) أَرْسَلَ - يُرْسِلُ (=melepas, mengirim)
b. فَعَّلَ - يُفَعِّلُ (huruf
tambahannya: huruf tengah yang digandakan/tasydid)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
قَدِمَ - يَقْدِمُ
(=datang) قَدَّمَ - يُقَدِّمُ (=mendatangkan)
عَلِمَ - يَعْلَمُ
(=mengetahui) عَلَّمَ - يُعَلِّمُ (=mengajar)
نَزَلَ - يَنْزِلُ (=turun) نَزَّلَ - يُنَزِّلُ (=menurunkan)
c. فَاعَلَ - يُفَاعِلُ (huruf
tambahannya: Mad Alif setelah huruf pertama)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
قَتَلَ - يَقْتُلُ
(=membunuh) قَاتَلَ - يُقَاتِلُ (=berperang)
فَرَقَ - يَفْرَقُ
(=memisah) فَارَقَ - يُفَارِقُ (=berpisah)
سَبَقَ - يَسْبِقُ
(=mendahului) سَابَقَ - يُسَابِقُ (=berlomba)
2. Fi'il Mazid dengan tambahan dua huruf. Terdiri dari beberapa wazan
seperti:
a. اِنْفَعَلَ - يَنْفَعِلُ (huruf
tambahannya: Alif dan Nun di awal kata).
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
طَلَقَ - يَطْلِقُ
(=menceraikan) اِنْطَلَقَ - يَنْطَلِقُ (=pergi)
فَطَرَ - يَفْطِرُ
(=membelah) اِنْفَطَرَ - يَنْفَطِرُ (=terbelah)
قَلَبَ - يَقْلِبُ
(=membalik) اِنْقَلَبَ - يَنْقَلِبُ (=terbalik)
b. اِفْتَعَلَ - يَفْتَعِلُ (huruf
tambahannya: Alif di awal dan Ta di tengah)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
جَمَعَ - يَجْمَعُ
(=mengumpulkan) اِجْتَمَعَ - يَجْتَمِعُ (=berkumpul)
نَشَرَ - يَنْشُرُ
(=menyebarkan) اِنْتَشَرَ - يَنْتَشِرُ (=tersebar)
لَمَسَ - يَلْمِسُ
(=meraba) اِلْتَمَسَ - يَلْتَمِسُ (=meraba-raba)
c. اِفْعَلَّ - يَفْعَلُّ (huruf
tambahannya: Alif di awal dan huruf ganda di akhir)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
بَيَضَ - يَبِيْضُ (=putih) اِبْيَضَّ - يَبْيَضُّ (=memutih)
حَمُرَ - يَحْمِرُ (=merah) اِحْمَرَّ - يَحْمَرُّ (=memerah)
سَوِدَ - يَسْوِدُ (=
hitam) اِسْوَدَّ - يَسْوَدُّ (=menghitam)
d. تَفَاعَلَ - يَتَفَاعَلُ (huruf
tambahan: Ta di awal dan Mad Alif di tengah)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
حَسَدَ - يَحْسُدُ
(=dengki) تَحَاسَدَ - يَتَحَاسَدُ (=saling dengki)
عَرَفَ - يَعْرِفُ (=kenal) تَعَارَفَ - يَتَعَارَفُ (=saling kenal)
سَأَلَ - يَسْأَلُ (=
bertanya) تَسَائَلَ - يَتَسَائَلُ (=saling bertanya)
e. تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ (huruf
tambahannya: Ta di awal dan huruf ganda di tengah)
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
عَلِمَ - يَعْلَمُ (=mengetahui) تَعَلَّمَ - يَتَعَلَّمُ (=belajar)
كَبُرَ - يَكْبِرُ (=besar) تَكَبَّرَ - يَتَكَبَّرُ (=membesarkan diri)
فَكَرَ - يَفْكِرُ (=
berfikir) تَفَكَّرَ - يَتَفَكَّرُ (=memusatkan fikiran)
3. Fi'il Mazid dengan tambahan tiga huruf. Wazan yang biasa ditemukan
adalah: اِسْتَفْعَلَ - يَسْتَفْعِلُ (huruf
tambahannya: Alif, Sin dan Ta di awal kata).
Fi'il Mujarrad Fi'il Mazid
غَفَرَ - يَغْفِرُ
(=mengampuni) اِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ (=mohon ampun)
قَبِلَ - يَقْبَلُ
(=menerima) اِسْتَقْبَلَ - يَسْتَقْبِلُ (=menghadap)
خَرَجَ - يَخْرُجُ (=
keluar) اِسْتَخْرَجَ - يَسْتَخْرِجُ (=minta keluar)
Carilah contoh-contoh Fi'il Mazid dari al-Quran dan al-Hadits dan
masukkan ke dalam wazan-wazan yang sesuai serta carilah artinya masing-masing.
إِعْرَاب اْلاِسْم
I'RAB ISIM
I'rab ialah perubahan baris/bentuk yang terjadi di belakang sebuah kata
sesuai dengan kedudukan kata tersebut dalam susunan kalimat. Pada dasarnya,
Isim bisa mengalami tiga macam I'rab yaitu:
1. I'RAB RAFA' ( رَفْع ) atau
Subjek; dengan tanda pokok: Dhammah ( ُ )
2. I'RAB NASHAB ( نَصْب ) atau
Objek; dengan tanda pokok: Fathah ( َ )
3. I'RAB JARR ( جَرّ ) atau
Keterangan; dengan tanda pokok: Kasrah ( ِ )
Perhatikan contoh dalam kalimat di bawah ini:
جَاءَ الطُّلاَّبُ = datang siswa-siswa
رَأَيْتُ الطُّلاَّبَ = aku melihat siswa-siswa
سَلَّمْتُ عَلَى الطُّلاَّبِ = aku memberi salam kepada siswa-siswa
Isim الطُّلاَّب (=siswa-siswa) pada contoh
di atas mengalami tiga macam I'rab:
1) I'rab Rafa' (Subjek) dengan tanda Dhammah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبُ )
2) I'rab Nashab (Objek) dengan tanda Fathah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبَ )
3) I'rab Jarr (Keterangan) dengan tanda Kasrah di huruf akhirnya ( الطُّلاَّبِ )
Alamat I'rab seperti ini dinamakan Alamat Ashliyyah (عَلاَمَات اْلأَصْلِيَّة) atau tanda-tanda asli (pokok).
Perlu diketahui bahwa tidak semua Isim bisa mengalami I'rab atau
perubahan baris/bentuk di akhir kata. Dalam hal ini, Isim terbagi dua:
1) ISIM MU'RAB ( اِسْم مُعْرَب ) yaitu
Isim yang bisa mengalami I'rab. Kebanyakan Isim adalah Isim Mu'rab artinya bisa
berubah bentuk/baris akhirnya, tergantung kedudukannya dalam kalimat.
2) ISIM MABNI ( اِسْم مَبْنِي ) yaitu
Isim yang tidak terkena kaidah-kaidah I'rab. Yang termasuk Isim Mabni adalah:
Isim Dhamir (Kata Ganti), Isim Isyarat (Kata Tunjuk), Isim Maushul (Kata
Sambung), Isim Istifham (Kata Tanya).
Perhatikan contoh Isim Mabni dalam kalimat-kalimat di bawah ini:
جَاءَ هَؤُلاَءِ = datang (mereka) ini
رَأَيْتُ هَؤُلاَءِ = aku melihat (mereka) ini
سَلَّمْتُ عَلَى هَؤُلاَءِ = aku memberi salam kepada (mereka) ini
Dalam contoh-contoh di atas terlihat bahwa Isim Isyarah هَؤُلاَءِ (=ini)
tidak mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir kata, meskipun
kedudukannya dalam kalimat berubah-ubah, baik sebagai Subjek, Objek maupun Keterangan.
Isim Isyarah termasuk diantara kelompok Isim Mabni.
Bila anda telah memahami baik-baik tentang pengertian I'rab dan
tanda-tanda aslinya, marilah kita melanjutkan pelajaran tentang Isim Mu'rab.
اِسْم مَرْفُوْع
ISIM MARFU'
Isim yang mengalami I'rab Rafa' dinamakan Isim Marfu' yang terdiri dari:
1) Mubtada' (Subjek) dan Khabar (Predikat) pada Jumlah Ismiyyah (Kalimat
Nominal). Perhatikan contoh-contoh Jumlah Ismiyyah di bawah ini:
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ = rumah itu besar
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ جَمِيْلٌ = rumah itu besar (lagi) indah
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ جَمِيْلٌ = rumah besar itu indah
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ جَمِيْلٌ غَالٌ = rumah besar itu indah (lagi) mahal
Dalam contoh di atas terlihat bahwa semua Isim yang terdapat dalam
Jumlah Ismiyyah adalah Marfu' (mengalami I'rab Rafa'), tandanya adalah Dhammah.
2) Fa'il (Subjek Pelaku) atau Naib al-Fa'il (Pengganti Subjek Pelaku)
pada Jumlah Fi'liyyah (Kalimat Verbal). Contoh:
جَاءَ مُحَمَّدٌ = Muhammad datang
يَغْلِبُ عُمَرُ = Umar menang
يُغْلَبُ الْكَافِرُ = orang kafir itu dikalahkan
لُعِنَ الشَّيْطَانُ = syaitan itu dilaknat
مُحَمَّدٌ
(=Muhammad) --> Fa'il --> Marfu'
dengan tanda Dhammah
عُمَرُ (=Umar)
--> Fa'il --> Marfu' dengan tanda
Dhammah
الْكَافِرُ (=orang
kafir) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.
الشَّيْطَانُ
(=syaitan) --> Naib al-Fa'il --> Marfu' dengan tanda Dhammah.
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran
ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
اِسْم مَنْصُوْب
ISIM MANSHUB
Isim yang terkena I'rab Nashab disebut Isim Manshub. Yang menjadi Isim
Manshub adalah semua Isim selain Fa'il atau Naib al-Fa'il dalam Jumlah
Fi'liyyah.
1) MAF'UL (مَفْعُوْل) yakni
Isim yang dikenai pekerjaan (Objek Penderita).
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ = Muhammad membaca al-Quran
القُرْآنَ (=
al-Quran) --> Maf'ul --> Manshub dengan tanda fathah.
2) MASHDAR ( مَصْدَر ) yakni
Isim yang memiliki makna Fi'il dan berfungsi untuk menjelaskan atau menegaskan
(menguatkan) arti dari Fi'il.
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلاً = Muhammad membaca al-Quran dengan tartil (perlahan-lahan)
تَرْتِيْلاً (=
perlahan-lahan) --> Mashdar --> Manshub dengan tanda fathah.
3) HAL ( حَال ) ialah
Isim yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan Fa'il atau Maf'ul ketika
berlangsungnya pekerjaan.
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ خَاشِعًا = Muhammad membaca al-Quran dengan khusyu'
خَاشِعًا (= orang
yang khusyu') --> Hal --> Manshub dengan tanda fathah.
4) TAMYIZ ( تَمْيِيْز ) ialah
Isim yang berfungsi menerangkan maksud dari Fi'il dalam hubungannya dengan
keadaan Fa'il atau Maf'ul.
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ عِبَادَةً = Muhammad membaca al-Quran sebagai suatu ibadah
عِبَادَةً (=
ibadah) --> Tamyiz --> Manshub dengan tanda fathah.
5) ZHARAF ZAMAN (ظَرْف زَمَان) atau
Keterangan Waktu dan ZHARAF MAKAN (ظَرْف مَكَان) atau Keterangan Tempat.
قَرَأَ مُحَمَّدٌ الْقُرْآنَ لَيْلاً = Muhammad membaca al-Quran pada suatu malam
لَيْلاً (=
malam) --> Zharaf Zaman --> Manshub dengan tanda fathah.
Diantara Zharaf Zaman: يَوْمَ (=pada
hari), اَلْيَوْمَ (=pada hari ini), لَيْلاً (=pada
malam hari), نَهَارًا (=pada
siang hari), صَبَاحًا (=pada
pagi hari), مَسَاءً (=pada sore hari), غَدًا
(=besok), اْلآنَ (=sekarang), dan
sebagainya.
Diantara Zharaf Makan: أَمَامَ (=di
depan), خَلْفَ (=di belakang), وَرَاءَ (=di
balik), فَوْقَ (=di atas), تَحْتَ (=di
bawah), عِنْدَ (=di sisi), حَوْلَ (=di
sekitar), بَيْنَ (=di antara), جَانِبَ (=di
sebelah), dan sebagainya.
6) Mudhaf yang berfungsi sebagai MUNADA (مُنَادَى) atau Seruan/Panggilan.
رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul
Allah) adalah Mudhaf-Mudhaf Ilaih, bila berfungsi sebagai Munada, maka kata رَسُوْل (=Rasul)
sebagai Mudhaf menjadi Manshub.
يَا رَسُوْلَ اللهِ = Wahai Rasul Allah
Sedangkan bila Munada itu adalah Isim Mufrad yang bukan merupakan
Mudhaf-Mudhaf Ilaih, maka Isim tersebut tetap dalam bentuk Marfu'. Contoh:
يَا مُحَمَّدُ = Wahai
Muhammad
7) MUSTATSNA ( مُسْتَثْنَى ) atau
Perkecualian ialah Isim yang terletak sesudah ISTITSNA (اِسْتِثْنَى ) atau Pengecuali. Contoh:
حَضَرَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدًا = para siswa telah hadir kecuali Zaid
إِلاَّ
(=kecuali) --> Istitsna (Pengecuali).
زَيْدًا (=Zaid)
--> Mustatsna (Perkecualian) --> Manshub dengan tanda Fathah
Kata-kata yang biasa menjadi Istitsna antara lain:
إِلاَّ - غَيْرَ - سِوَى - خَلاَ - عَدَا - حِشَا
Semuanya biasa diterjemahkan: kecuali, selain.
Isim yang berkedudukan sebagai Mustatsna tidak selalu harus Manshub.
Mustatsna bisa menjadi Marfu' dalam keadaan sebagai berikut:
a) Bila berada dalam Kalimat Negatif dan Subjek yang dikecualikan
darinya disebutkan. Maka Mustatsna boleh Manshub dan boleh Marfu'. Contoh:
مَا قَامَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدًا = para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
مَا قَامَ الطُّلاَّبُ إِلاَّ زَيْدٌ = para siswa tidak berdiri kecuali Zaid
Kalimat di atas adalah Kalimat Negatif (ada kata: tidak) dan disebutkan
Subjek yang dikecualikan darinya yaitu الطُّلاَّبُ (=para siswa) maka Mustatsna boleh Manshub dan
boleh pula Marfu' (زَيْدًا atau زَيْدٌ).
b) Bila Mustatsna berada dalam kalimat Negatif dan Subjek yang
dikecualikan darinya tidak disebutkan sedangkan Mustatsna itu berkedudukan
sebagai Fa'il maka ia harus mengikuti kaidah I'rab yakni menjadi Marfu'.
Contoh:
مَا قَامَ إِلاَّ زَيْدٌ = tidak berdiri kecuali Zaid
Mustatsna menjadi Marfu' karena berkedudukan sebagai Fa'il (زَيْدٌ) dan
berada dalam Kalimat Negatif yang tidak disebutkan Subjek yang dikecualikan
darinya.
اِسْم مَجْرُوْر
ISIM MAJRUR
Isim yang terkena I'rab Jarr disebut Isim Majrur yang terdiri dari:
1) Isim yang diawali dengan Harf Jarr. Yang termasuk Harf Jarr adalah: بِ
(=dengan), لِ (=untuk), فِيْ (=di,
dalam), عَلَى (=atas), إِلَى (=ke), مِنْ (=dari),
كَـ (=bagai), حَتَّى
(=hingga), وَ / تَـ untuk sumpah (=demi ...).
Perhatikan contoh-contoh berikut:
أَعُوْذُ بِاللهِ = aku berlindung kepada Allah
أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ = aku shalat di masjid
وَالْعَصْرِ = demi
masa!
الله / الْمَسْجِد/ الْعَصْر pada
kalimat-kalimat di atas adalah Isim Majrur karena didahului/dimasuki oleh Harf
Jarr. Tanda Majrurnya adalah Kasrah.
2) Isim yang berkedudukan sebagai Mudhaf Ilaih. Contoh:
رَسُوْلُ اللهِ (=Rasul
Allah) --> رَسُوْلُ
[Mudhaf], اللهِ [Mudhaf Ilaih]
أَهْلُ الْكِتَابِ (=ahlul
kitab) --> أَهْلُ
[Mudhaf], الْكِتَابِ [Mudhaf Ilaih]
Mudhaf Ilaih selalu sebagai Isim Majrur, sedangkan Mudhaf (Isim di
depannya) bisa dalam bentuk Marfu', Manshub maupun Majrur, tergantung
kedudukannya dalam kalimat. Perhatikan contoh-contoh kalimat di bawah ini:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ = berkata Rasul Allah
أُحِبُّ رَسُوْلَ اللهِ = saya mencintai Rasul Allah
نُؤْمِنُ بِرَسُوْلِ اللهِ = kami beriman kepada Rasul Allah
Dalam contoh-contoh di atas, Isim رَسُوْل merupakan Mudhaf dan bentuknya bisa Marfu'
(contoh pertama), Manshub (contoh kedua) maupun Majrur (contoh ketiga). Adapun
kata الله sebagai Mudhaf Ilaih selalu
dalam bentuk Majrur.
3) Termasuk dalam Mudhaf Ilaih adalah Isim yang mengikuti Zharaf.
يَجْلِسُوْنَ أَمَامَ الْبَيْتِ = mereka duduk-duduk di depan rumah
أَقُوْمُ تَحْتَ الشَّجَرَةِ = aku berdiri di bawah pohon
Dalam contoh di atas, Isim الْبَيْتِ (=rumah)
dan Isim الشَّجَرَةِ (=pohon)
adalah Isim Majrur dengan tanda Kasrah karena terletak sesudah Zharaf أَمَامَ (=di
depan) dan تَحْتَ (=di bawah). Dalam hal
ini, kedua Zharaf tersebut merupakan Mudhaf sedang Isim yang mengikutinya
merupakan Mudhaf Ilaih.
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam
pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
إِنَّ وَ كَانَ وَ أَخَوَاتُهُمَا
"INNA" DAN "KANA" SERTA "KAWAN-KAWANNYA"
Kata إِنَّ
(=sesungguhnya) dan كَانَ
(=adalah) serta kawan-kawannya sedikit mengubah kaidah I'rab yang telah kita
pelajari sebelumnya sebagai berikut:
1) Bila Harf إِنَّ
(=sesungguhnya) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah ataupun
Jumlah Fi'liyyah maka Mubtada' atau Fa'il yang asalnya Isim Marfu' akan menjadi
Isim Manshub. Perhatikan contoh di bawah ini:
Jumlah tanpa Inna Jumlah
dengan Inna
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ إِنَّ الْبَيْتَ كَبِيْرٌ
(=rumah itu besar) (=sesungguhnya
rumah itu besar)
اَلْبَيْتُ الْكَبِيْرُ غَالٌ لَكِنَّ اَلْبَيْتَ الْكَبِيْرَ غَالٌ
(=rumah besar itu mahal) (=akan
tetapi rumah besar itu mahal)
نَصَرَ اللهُ الْمُؤْمِنَ لَعَلَّ اللهَ يَنْصُرُ الْمُؤْمِنَ
(=Allah menolong mukmin) (=semoga
Allah menolong mukmin)
Yang termasuk kawan-kawan إِنَّ antara
lain:
أَنَّ
(=bahwasanya), كَأَنَّ
(=seolah-olah), لَكِنَّ (=akan
tetapi), لَعَلَّ (=agar supaya), لَيْتَ
(=andaisaja), لاَ (=tidak,
tidak ada).
2) Bila Fi'il كَانَ
(=adalah) atau kawan-kawannya memasuki sebuah Jumlah Ismiyyah maka Khabar yang
asalnya Isim Marfu' akan menjadi Isim Manshub.
Jumlah tanpa Kana Jumlah
dengan Kana
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ كَانَ الْبَيْتُ كَبِيْرًا
(=rumah itu besar) (=adalah
rumah itu besar)
اَلْبَيْتُ كَبِيْرٌ جَمِيْلٌ ظَلَّ الْبَيْتُ كَبِيْرًا جَمِيْلاً
(=rumah itu besar lagi cantik) (=jadilah
rumah itu besar lagi cantik)
مُحَمَّدٌ سَعِيْدٌ مَا زَالَ مُحَمَّدٌ سَعِيْدًا
(=Muhammad bahagia) (=Muhammad
senantiasa bahagia)
Adapun yang termasuk kawan-kawan كَانَ
(=adalah) antara lain:
أَصْبَحَ / أَضْحَى / ظَلَّ / أَمْسَى / بَاتَ / صَارَ (=menjadi),
مَا زَالَ
(=senantiasa), مَا دَامَ
(=selama), مَا (=tidak), لَيْسَ
(=tidak).
Pahamilah baik-baik semua kaidah-kaidah yang terdapat dalam pelajaran
ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
عَلاَمَات الْفَرْعِيَّة
ALAMAT FAR'IYYAH (TANDA-TANDA CABANG)
Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu kita sudah melihat Alamat Ashliyyah
atau tanda-tanda asli (pokok) dari I'rab yaitu baris Dhammah untuk I'rab Rafa',
baris Fathah untuk I'rab Nashab, dan baris Kasrah untuk I'rab Jarr.
Diantara bentuk-bentuk Isim, ada yang menggunakan tanda-tanda yang
berbeda dari Alamat Ashliyyah untuk menunjukkan I'rab Rafa', Nashab atau Jarr
tersebut, karena bentuknya yang khas, mereka menggunakan Alamat Far'iyyah
yaitu:
1) Isim Mutsanna (Kata Benda Dual).
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Alif-Nun ( ان )
b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
جَاءَ رَجُلاَنِ = datang dua orang lelaki
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ = aku melihat dua orang lelaki
سَلَّمْتُ عَلَى رَجُلَيْنِ = aku memberi salam kepada dua orang lelaki
2) Isim Jamak Mudzakkar Salim (Kata Benda Jamak Laki-laki Beraturan).
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau-Nun ( ون )
b. I'rab Nashab dan I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya-Nun ( ين )
جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ = datang kaum muslimin
رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ = aku melihat kaum muslimin
سَلَّمْتُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ = aku memberi salam kepada kaum muslimin
3) Al-Asma' al-Khamsah ( اَلأَسْمَاء الْخَمْسَة ) atau "isim-isim yang lima" yakni: أَبٌ (=ayah),
أَخٌ (=saudara), حَمٌ (=ipar),
ذُوْ (=pemilik) dan فَمٌ
(=mulut). Isim-isim ini memiliki perubahan bentuk yang khas sebagai berikut:
a. I'rab Rafa' ditandai dengan huruf Wau ( و ) di
akhirnya
b. I'rab Nashab ditandai dengan huruf Alif ( ا ) di akhirnya
c. I'rab Jarr ditandai dengan huruf Ya ( ي ) di
akhirnya
جَاءَ أَبُوْ بَكْرٍ = datang Abubakar
رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ = aku melihat Abubakar
سَلَّمْتُ عَلَى أَبِيْ بَكْرٍ = aku memberi salam kepada Abubakar
Hafalkanlah kelompok-kelompok Isim yang mempunyai tanda-tanda I'rab yang
khas ini, sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
اِسْم غَيْرُ مُنَوَّن
ISIM GHAIRU MUNAWWAN (Isim yang Tidak Menerima Tanwin)
Dalam kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab
cabang), kita harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak
menerima baris tanwin maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah).
Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari:
1) Semua Isim 'Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun
ia adalah Mudzakkar). Misalnya: فَاطِمَةُ
(=Fatimah), آمِنَةُ (=Aminah), مَكَّةُ
(=Makkah), مُعَاوِيَةُ
(=Muawiyah), حَمْزَةُ
(=Hamzah), dan sebagainya.
2) Semua Isim 'Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta
Marbuthah). Misalnya: خَدِيْجَةُ
(=Khadijah), سَوْدَةُ
(=Saudah), زَيْنَبُ (=Zainab), بَغْدَادُ
(=Bagdad), دِمَشْقُ (=Damaskus), dan
sebagainya.
3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam
(bukan Arab). Misalnya: إِبْرَاهِيْمُ
(=Ibrahim), دَاوُدُ (=Dawud), يُوْسُفُ
(=Yusuf), فِرْعَوْنُ (=Fir'aun), قَارُوْنُ
(=Qarun), dan sebagainya.
4) Isim 'Alam yang menggunakan wazan (pola/bentuk) Fi'il. Misalnya: يَزِيْدُ
(=Yazid), أَحْمَدُ (=Ahmad), يَثْرِبُ
(=Yatsrib), dan sebagainya.
5) Isim 'Alam yang menggunakan wazan
فُعَل . Misalnya: عُمَرُ (=Umar),
زُحَلُ (=Zuhal), جُحَا (=Juha),
dan sebagainya.
6) Semua Isim, baik Isim 'Alam maupun bukan, yang diakhiri dengan huruf
Alif-Nun. Misalnya: عُثْمَانُ
(=Utsman), سُلَيْمَانُ
(=Sulaiman), رَمَضَانُ
(=Ramadhan), جَوْعَانُ
(=lapar), غَضْبَانُ (=marah), dan sebagainya.
7) Semua Isim yang menggunakan wazan (pola/bentuk) أَفْعَل .
Misalnya: أَفْضَلُ (=lebih utama), أَكْبَرُ (=lebih
besar), أَسْوَدُ (=hitam), dan sebagainya.
8) Isim Jamak yang mempunyai wazan yang di tengahnya terdapat Mad Alif.
Misalnya: رَسَائِلُ (=surat-surat), أَنَاشِيْدُ (=nasyid-nasyid), شَوَارِعُ
(=jalan-jalan), قَبَائِلُ
(=suku-suku), dan sebagainya.
9) Isim 'ADAD (عَدَد) atau
Bilangan dari satu sampai sepuluh yang menggunakan wazan فَعَال atau مَفْعَل . Misalnya: ثُلاَثُ (=tiga),
رُبَاعُ (=empat), خُمَاسُ (=lima),
مَعْشَرُ (=kelompok), dan
sebagainya.
10) Isim أُخَرُ (=yang
lain) yang merupakan bentuk Jamak dari أُخْرَى .
11) Isim yang huruf akhirnya berupa Alif Mamdudah ( أَلِف مَمْدُوْدَة ) atau Alif Lurus ( اء ).
Misalnya: زَهْرَاءُ (=yang berkilau), عُلَمَاءُ
(=orang-orang berilmu), أَصْدِقَاءُ
(=teman-teman), dan sebagainya.
Seperti dinyatakan di awal tadi, Isim-isim di atas huruf akhirnya tidak
menerima baris tanwin dan kasrah. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan
I'rab, Isim Ghairu Munawwan mempunyai alamat atau tanda-tanda I'rab sebagai
berikut:
a. I'rab Rafa' dan I'rab Nashab tetap menggunakan Alamat Ashliyyah yakni
baris Dhammah untuk I'rab Rafa' dan baris Fathah untuk I'rab Nashab.
b. I'rab Jarr tidak menggunakan baris Kasrah melainkan baris Fathah.
جَاءَ سُلَيْمَانُ = datang Sulaiman
رَأَيْتُ سُلَيْمَانَ = aku melihat Sulaiman
سَلَّمْتُ عَلَى سُلَيْمَانَ = aku memberi salam kepada Sulaiman
Sebagai perkecualian, bila Isim-isim tersebut menggunakan awalan
Alif-Lam Ma'rifah, maka ia menerima baris kasrah bila terkena I'rab Jarr.
Perhatikan:
سَلَّمْتُ عَلَى قَبَائِلَ = aku memberi salam kepada suku-suku
سَلَّمْتُ عَلَى الْقَبَائِلِ = aku memberi salam kepada suku-suku itu
سَلَّمْتُ عَلَى عُلَمَاءَ = aku memberi salam kepada para ulama
سَلَّمْتُ عَلَى الْعُلَمَاءِ = aku memberi salam kepada para ulama itu
Namun masih ada lagi kelompok Isim Ghairu Munawwan yang huruf akhirnya
selalu tetap, tidak mengalami perubahan baris apapun. Yaitu:
12) Isim-isim yang huruf akhirnya Alif Maqshurah ( أَلِف مَقْصُوْرَة ) atau Alif Bengkok ( ى tanpa
titik dua). Misalnya: مُوْسَى (=Musa),
عِيْسَى (=Isa), هُدَى
(=petunjuk), طُوَى (=Thuwa:
nama bukit), dan sebagainya.
Isim-isim ini huruf akhirnya tidak pernah berubah, dalam keadaan I'rab
apapun.
جَاءَ مُوْسَى =
datang Musa
رَأَيْتُ مُوْسَى = aku melihat Musa
سَلَّمْتُ عَلَى مُوْسَى = aku memberi salam kepada Musa
Hafalkanlah istilah-istilah tata bahasa Arab yang terdapat dalam
pelajaran ini sebelum melangkah ke pelajaran selanjutnya.
إِعْرَب فِعْل الْمُضَارِع
I'RAB FI'IL MUDHARI'
Fi'il Mudhari' juga mengalami I'rab atau perubahan baris/bentuk di akhir
kata bila didahului oleh harf-harf tertentu. Fi'il Mudhari mengenal tiga macam
I'rab:
1) I'RAB RAFA' ialah bentuk asal dari Fi'il Mudhari' dengan alamat
(tanda):
a. Baris Dhammah: أَفْعَلُ / نَفْعَلُ / تَفْعَلُ / يَفْعَلُ
b. Huruf Nun: تَفْعَلِيْنَ / تَفْعَلاَنِ / تَفْعَلُوْنَ /
يَفْعَلاَنِ / يَفْعَلُوْنَ
2) I'RAB NASHAB bila dimasuki Harf Nashab. Alamatnya adalah:
a. Baris Fathah: أَفْعَلَ / نَفْعَلَ / تَفْعَلَ / يَفْعَلَ
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ /
تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا
Adapun yang termasuk Harf Nashab ialah: أَنْ
(=bahwa), لَنْ (=tidak akan), إِذَنْ (=kalau
begitu), كَيْ (=supaya), حَتَّى
(=hingga), لـِ (=untuk).
Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
Fi'il Mudhari' Rafa' Fi'il
Mudhari' Nashab
أَنَا أَكْتُبُ الدَّرْسَ أُرِيْدُ أَنْ أَكْتُبَ الدَّرْسَ
(=saya menulis pelajaran) (=saya
mau menulis pelajaran)
هُمْ يَدْرُسُوْنَ. هُمْ يَفْهَمُوْنَ. هُمْ يَدْرُسُوْنَ حَتَّى يَفْهَمُوْا
(=mereka belajar. mereka mengerti) (=mereka
belajar hingga mengerti)
3) I'RAB JAZM ( جَزْم ) bila
dimasuki Harf Jazm. Alamatnya ada tiga:
a. Baris Sukun: أَفْعَلْ / نَفْعَلْ / تَفْعَلْ / يَفْعَلْ
b. Hilangnya huruf Nun: تَفْعَلِيْ / تَفْعَلاَ /
تَفْعَلُوْا / يَفْعَلاَ / يَفْعَلُوْا
c. Hilangnya huruf 'Illat ( عِلَّة ) atau
"huruf penyakit" yaitu ا / و / ى
Adapun yang termasuk Harf Jazm terbagi dalam dua kelompok:
1. Harf Jazm yang men-jazm-kan satu fi'il saja yaitu: لَمْ
(=tidak), لَمَّا (=belum), لِـ/لْـ untuk
perintah (=hendaklah), لاَ untuk
larangan (=jangan).
Perhatikan contoh-contohnya dalam kalimat:
Fi'il Mudhari' Rafa' Fi'il
Mudhari' Jazm
هُوَ يَدْرُسُ وَهُوَ يَفْهَمُ لَمْ يَدْرُسْ وَلَمْ يَفْهَمْ
(=dia belajar, dia mengerti) (=dia
belum belajar dan dia belum mengerti)
أَنْتُمْ تَدْخُلُوْنَ بَيْتِيْ لاَ تَدْخُلُوْا بَيْتِيْ
(=kalian memasuki rumahku) (=jangan
memasuki rumahku)
2. Harf Jazm yang men-jazm-kan dua fi'il yaitu: إِنْ (=jika),
مَنْ (=siapa), مَا (=apa), مَهْمَا
(=jangan), مَتَى (=kapan), أَيَّانَ
(=kapan), أَيْنَ (=dimana), أَيْنَمَا (=dimana
saja), أَنَّى (=darimana), حَيْثُمَا
(=darimana saja), كَيْفَمَا
(=bagaimana saja), أَيُّ (=yang
mana).
Contoh I :
أَنْتَ تَعْمَلُ بِعَمَلٍ ؛ أَنْتَ تُجْزَى بِهِ (=engkau mengerjakan suatu pekerjaan; engkau akan dibalas
dengannya)
إِنْ تَعْمَلْ بِعَمَلٍ تُجْزَ بِهِ (=jika engkau mengerjakan suatu pekerjaan, engkau akan
dibalas dengannya)
Contoh II :
هُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ ؛ اللهُ يَهْدِيْ قَلْبَهُ (=dia beriman kepada Allah; Allah menunjuki hatinya)
مَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ (=siapa yang beriman kepada Allah, Dia akan menunjuki
hatinya)
Contoh III :
أَنْتُمْ تَفْعَلُوْنَ مِنْ خَيْرٍ ؛ اللهُ يَعْلَمُهُ (=kalian melakukan suatu kebaikan; Allah mengetahuinya)
مَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ (=kebaikan apa saja yang kalian lakukan, Allah mengetahuinya)
Contoh IV :
أَنْتُمْ تَتَّقُوْنَ اللهَ ؛ أَنْتُمْ تُفْلِحُوْنَ (=kalian bertaqwa kepada Allah; kalian beruntung)
مَتَى تَتَّقُوا اللهَ تُفْلِحُوْا (=kapan kalian bertaqwa kepada Allah, kalian bertuntung)
Contoh V :
هُمَا يَذْهَبَانِ ؛ هُمَا يُخْدَمَانِ (=mereka berdua pergi; mereka berdua dilayani)
أَيْنَمَا يَذْهَبَا يُخْدَمَا (=kemana saja mereka berdua pergi, akan dilayani)
Contoh VI :
أَنْتَ تَقْرَأُ كِتَابًا ؛ تَسْتَفِيْدُ مِنْهَا (=engkau membaca sebuah buku; engkau memperoleh manfaat darinya)
أَيُّ كِتَابٍ تَقْرَأْ تَسْتَفِدْ (=buku apa saja yang engkau baca, engkau akan memperoleh
manfaat)
Bila anda telah mengerti dan menghafalkan semua pelajaran yang telah
diberikan, anda sudah cukup memiliki bekal untuk mengembangkan keterampilan
bahasa Arab anda dengan bantuan Kamus Bahasa Arab. Selamat belajar dan
berlatih!
عَدَد
'ADAD (BILANGAN)
Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad
(Bilangan):
1 وَاحِدٌ 6 سِتُّ
2 اِثْنَانِ 7 سَبْعُ
3 ثَلاَثُ 8 ثَمَانِي
4 أَرْبَعُ 9 تِسْعُ
5 خَمْسُ 10 عَشْرُ
Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar 'Adad tersebut akan mengalami
sedikit perubahan dengan ketentuan sebagai berikut:
Bilangan 1 (وَاحِدٌ)
terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 (اِثْنَانِ)
terletak di belakang Isim Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah
Muannats maka bentuknya pun menjadi Muannats. Contoh:
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
قَلَمٌ وَاحِدٌ = sebuah pena مَجَلَّةٌ وَاحِدَةٌ = sebuah majalah
قَلَمَانِ اثْنَانِ = 2 buah pena مَجَلَّتَانِ اثْنَتَانِ = 2 buah majalah
Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak
tersebut adalah Mudzakkar maka bentuk 'Adad-nya adalah Muannats, sedang bila
Isim Jamak tersebut adalah Muannats maka bentuk 'Adad-nya adalah Mudzakkar:
JAMAK MUDZAKKAR JAMAK MUANNATS
ثَلاَثَةُ أَقْلاَمٍ = 3 pena ثَلاَثُ مَجَلاَّتٌ = 3 majalah
أَرْبَعَةُ أَقْلاَمٍ = 4 pena أَرْبَعُ مَجَلاَّتٌ = 4 majalah
خَمْسَةُ أَقْلاَمٍ = 5 pena خَمْسُ مَجَلاَّتٌ = 5 majalah
سِتَّةُ أَقْلاَمٍ = 6 pena سِتُّ مَجَلاَّتٌ = 6 majalah
سَبْعَةُ أَقْلاَمٍ = 7 pena سَبْعُ مَجَلاَّتٌ = 7 majalah
ثَمَانِيَةُ أَقْلاَمٍ = 8 pena ثَمَانِي مَجَلاَّتٌ = 8 majalah
تِسْعَةُ أَقْلاَمٍ = 9 pena تِسْعُ مَجَلاَّتٌ = 9 majalah
عَشْرَةُ أَقْلاَمٍ = 10 pena عَشْرُ مَجَلاَّتٌ = 10 majalah
Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad
(Isim Tunggal) meskipun jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan pola
Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris fathah di akhir setiap katanya:
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
أَحَدَ عَشَرَ قَلَمًا = 11 إِحْدَى عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 11
اِثْنَا عَشَرَ قَلَمًا = 12 اِثْنَتَا عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 12
ثَلاَثَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 13 ثَلاَثَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 13
أَرْبَعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 14 أَرْبَعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 14
خَمْسَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 15 خَمْسَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 15
سِتَّةَ عَشَرَ قَلَمًا = 16 سِتَّ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 16
سَبْعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 17 سَبْعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 17
ثَمَانِيَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 18 ثَمَانِيَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 18
تِسْعَةَ عَشَرَ قَلَمًا = 19 تِسْعَ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 19
Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya hanya satu macam yakni Mudzakkar,
meskipun terletek di depan Isim Mudzakkar maupun Muannats. Contoh:
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
عِشْرُوْنَ قَلَمًا = 20 عِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 20
ثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 30 ثَلاَثُوْنَ مَجَلَّةً = 30
أَرْبَعُوْنَ قَلَمًا = 40 أَرْبَعُوْنَ مَجَلَّةً = 40
خَمْسُوْنَ قَلَمًا = 50 خَمْسُوْنَ مَجَلَّةً = 50
Angka satuan dalam bilangan puluhan, disebutkan sebelum angka
puluhannya; dan perubahan bentuk (Mudzakkar atau Muannats) angka satuan
tersebut mengikuti perubahan bentuk Isim yang dihitungnya dengan pola seperti
berikut:
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
وَاحِدٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 21 وَاحِدَةُ وَعِشْرُوْنَ
مَجَلَّةً = 21
اِثْنَانِ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 22 اِثْنَتَانِ وَعِشْرُوْنَ
مَجَلَّةً = 22
ثَلاَثَةٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 23 ثَلاَثٌ وَعِشْرُوْنَ مَجَلَّةً = 23
أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُوْنَ قَلَمًا = 24 أَرْبَعٌ عَشْرَةَ مَجَلَّةً = 24
وَاحِدٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 31 وَاحِدَةُ وَثَلاَثُوْنَ
مَجَلَّةً = 31
اِثْنَانِ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 32 اِثْنَتَانِ وَثَلاَثُوْنَ
مَجَلَّةً = 32
ثَلاَثَةٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 33 ثَلاَثٌ وَثَلاَثُوْنَ
مَجَلَّةً = 33
أَرْبَعَةٌ وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 34 أَرْبَعٌ وَثَلاَثُوْنَ
مَجَلَّةً = 34
Bilangan ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya.
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
مِائَةُ قَلَمٍ = 100 مِائَةُ مَجَلَّةٍ = 100
مِائَةُ قَلَمٍ وَقَلَمٌ = 101 مِائَةُ مَجَلَّةٍ وَمَجَلَّةٌ = 101
مِائَةُ وَعَشْرَةُ أَقْلاَمٍ = 110 مِائَةُ وَعَشْرُ مَجَلاَّتٍ = 110
مِائَتَا قَلَمٍ = 200 مِائَتَا مَجَلَّةٍ = 200
مِائَتَا وَثَلاَثُوْنَ قَلَمًا = 230 مِائَتَا وَثَلاَثُوْنَ
مَجَلَّةً = 230
ثَلاَثُ مِائَةٍ قَلَمًا = 300 ثَلاَثُ مِائَةٍ مَجَلَّةٍ = 300
أَلْفُ قَلَمٍ = 1000 أَلْفُ مَجَلَّةٍ = 1000
Adapun bilangan bertingkat (pertama, kedua, ketiga, kesepuluh, dan
seterusnya) mengalami sedikit perubahan bentuk sebagai berikut:
أَوَّلُ = pertama سَادِسُ = ke enam
ثَانِي = ke dua سَابِعُ = ke tujuh
ثَالِثُ = ke tiga ثَامِنُ = ke delapan
رَابِعُ = ke empat تَاسِعُ = ke sembilan
خَمْسُ = ke lima عَاشِرُ = ke sepuluh
Bila digunakan dalam bentuk kalimat, memiliki bentuk Mudzakkar dan
Muannats yang mengikuti Isim Mudzakkar dan Muannats yang di depannya:
ISIM MUDZAKKAR ISIM
MUANNATS
الْبَابُ اْلأَوَّلُ = Bab Pertama الْغُرْفَةُ اْلأُوْلَى = Kamar Pertama
الْبَابُ الثَّانِيْ = Bab Kedua الْغُرْفَةُ الثََّانِيَةُ = Kamar Kedua
الْبَابُ الثَّالِثُ = Bab Ketiga الْغُرْفَةُ الثَّالِثَةُ = Kamar Ketiga
الْبَابُ الرَّابِعُ = Bab Keempat الْغُرْفَةُ الرَّابِعَةُ = Kamar Keempat
Untuk bilangan bertingkat di atas 10 (kesebelas, keduapuluh, dst) maka
hanya angka satuannya saja yang mengikuti perubahan bentuk seperti di atas.
Contoh:
الْبَابُ الْحَادِيَ عَشَرَ = Bab Kesebelas
الْبَابُ الثَّانِيَ عَشَرَ = Bab Kedua Belas
الْبَابُ الْعِشْرُوْنَ = Bab Kedua Puluh
الْغُرْفَةُ الثَّالِثَةُ وَالْعِشْرُوْنَ = Kamar Kedua Puluh Tiga
الْغُرْفَةُ السَّادِسَةُ وَالسِّتُّوْنَ = Kamar Keenam Puluh Enam
الْغُرْفَةُ الثَّامِنَةُ وَالْمِائَةُ = Kamar Keseratus Delapan
Agar lancar menyebut angka dengan Bahasa Arab, anda harus sering membaca
setiap angka yang anda temukan dengan menggunakan Bahasa Arab.
Langganan:
Postingan (Atom)
PROPOSAL PELATIHAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ” PELATIHAN PEMBUATAN BLOG PENDIDIKAN BAGI GURU-GURU DI KOTA BANGKALA...
-
Kata Pengantar Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat ...
-
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ” PELATIHAN PEMBUATAN BLOG PENDIDIKAN BAGI GURU-GURU DI KOTA BANGKALA...
-
Bagi sobat yang baru mengganti template blogger, maka di beranda template baru tersebut biasanya ada slide gambarnya, bagi sobat yang mungk...