“PERAN MEDIA MASSA DALAM KLB DAN KAB”

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
“PERAN MEDIA MASSA DALAM  KLB DAN KAB”


 





                                                                                                                                 


DI SUSUN OLEH:
1.      1   MOH. ERVAN                                                                          09.05.311.000.
      2.  ASTRI VIANITA                                                                    10.05.311.000.10
      3.  AYU ANGKETY NURSYAKBANI                                     10.05.311.000.07
      4.  DEWI SEKAR ARUM DYAH AYU LESTARI                        10.05.311.000.72
      5.  BADRUS SHOLEH                                                              10.05.311.000.52


PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012 – 2013






Bab 1
Latar belakang
            Era industrialisasi mempengaruhi kompleksitas sistem socsial masyarakat. Perkembangan media masa semakin pesat ketika terjadi perubahan dramatis dalam teknologi komunikasi. Pesatnya kemajuan sistem teknologi informasi, telah memberikan dampak negatif maupun positif terhadap perubahan gelobal dan signifikan bagi pola hidup masyarakat. Komunikasi masa merupakan komunikasi yang menggunakan media masa, baik cetak maupun elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan dan ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Laju perkembangan komunikasi masa begitu cepat dan memiliki bobot nilai tersendiri pada setiap sisi kehidupan sosial budaya yang serat dengan perubahan perilaku masyarakat. Budaya menjadi bagian dari prilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasipun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. “budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya”.
`           Berkat kemajuan teknologi komunikasi, peradaban manusia kini sampai pada tahap yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan berbagai budaya lain. Sebagian interaksi budaya itu bersifat tatap muka, sebagian lagi lewat media masa, sebagian interaksi bersifat selintas (berjangka pendek), sebagian lagi berjangka panjang atau permanen.
      Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai budaya secara logis akan mengalami berbagai permasalahan, persentuhan antar budaya akan selalu terjadi karena permasalahan silang budaya selalu terkait erat dengan curtural materialisme yang mencermati budaya dari pola pikir dan tindakan dari kelompok sosial tertentu dimana pola temperamen ini banyak ditentukan oleh faktor keturunan (genetic), ketubuhan dan hubungan sosial tertentu. 
Masyarakat indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing plural (jamak) dan heterogen (aneka ragam). Pluralitas sebagai kontradiksi dari singularitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan, yaitu dijumpainya berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak bisa di satu kelompokkan satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kebudayaan mereka, sementara heterogenitas merupakan kontraposisi dari homogenitas mengindikasi suatu kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidak samaan dalam unsur-unsurnya.
Adapun dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman kebudayaan kerap kali menemui masalah atau hambatan-hambatan yang tidak diharapkan sebelumnya. Misalnya saja dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau norma-norma masyarakat dan lain sebagainya. Padahal syarat untuk terjalinya hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian dan pertukaran informasi atau makna antara satu dengan lainnya. Komunikasi dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya seperti yang dikatakan Edward T. Hall bahwa komunikasi adalah budaya dan budaya adalah komunikasi.
Berangkat dari pemaparan di atas, maka kami akan mencoba menelusuri tentang: “Bagaimana pengaruh media massa terhadap komunikasi lintas budaya dan komunikasi antar budaya ?”


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pendahuluan
Demikian juga perkembangan dampak dan efek media menjadi sangat penting dalam kehidupan social budaya dan prilaku dimasyarakat.
            Pesatnya kemajuan sistem teknologi informasi telah memberikan dampak negatif maupun positif terhadap perubahan gelobal dan signifikan bagi pola hidup masyarakat, termasuk didalmnya para generasi muda yang nota bane adalah tulanhg punggung harapan bangsa, dengan berbagai imajinasi dan daya kreatifitasnya telah mampu mnciptakan serta menikmati hasil dari kecanggihan  teknologi informasi dan komunikasi.
            Kontelasi kompleksitas item sosial budaya masyarakat mempengaruhi sistem budaya informasi dan komunikasi yang semakin harus bisa mengikuti perkembangan dinamika masyarakat. Dengan kecepatan industrialisai mesin cetak, informasi, rekaman dan proses komunikasi semakin menjadui kebutujhan masyarakat. Ini menandai juga perkembangan media masa sebagai salah satu bagian dalam suatu proses komunikasi masa menjadi satu hal yang penting.
            Dapat dikatan bahawa modernisasi industry media, masyarakat berikut sistem social yang terbentuk didalamnya juga menjadi bagian integra dalam perkembangan komunikasi masa. Dengan kata lain, pemahaman manusia mengenai komunikasi masa, tidak lagi diletakan pada perspektif tunggal, dalam artian bahwa media komunikasi masa tidak dilihat sebagai suatu entitas mandiri, melainkan suatu industry yang didalamnya terdapat totalitas yang saluing berinteraksi dinamis antara pelaku media, masyarakat dan Negara. Media komunikasi masa telah memainkan peran yang cukup besar dalam perubahan budaya dan pwerilaku masyarakat Indonesia pada umumnya.
            Laju perkembangn informasi saat ini telah banyak memberikan informasi bagi semua kalangan yang membutuhkan maupuin  yang tidak. Maka tak salah bila dikatakn bahwa tata nilai social dan nilai budaya kiuta berubah seirinbg dengan derasnya laju informasi yang melanda kita. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, menurut Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan dalam kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
2.      Pembahasan
2.1. Konmunikasi dan komunikasi masa
            Sebagaimana kita ketahui, bahwa komunikasi adalah ketrrampilan paling penting dalam hidup, kata komunikasi berasal dari kata latin “communis” yang memiliki arti sama. Komunikasi mensyaratkan bahwa satu pikiran, sehingga komunikasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme yang menyebabkan  adanya hubungan anatar manusia dan yang memperkembangkan berbagai lambang pikiran, bersama-sama dengan sarana penyiaran dalam ruang dan merekamnya dalam waktu (Charles cooley, 1909).
            Pengertian lain dari komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari komunikator kekomunikan agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan verbal yang dapat dimengerti oleh kedua oihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduannya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa nonverbal atau bahasa isyarat.
            Sedangkan dalam pengertian komunikasis massa merupakan komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik yang di kelolah oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan dan di tujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anomin dan heterogen (dedy mulyana, 2000). Maksud dari pengertian tersebut, salah satu jenis dari bentuk komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, bermacam-macam dan tanpa nama melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat bisa di terima secara serentak dan sesaat.
 2.2. Ciri-ciri Utama Komunikasi Massa
Ciri utama komunikasi massa terletak pada beberapa hal sebagai berikut:

1.     Komunikator Terlembaga
Ciri ini adalah komunikator (penyampai pesan), dalam komunikasi massa komunikator bukanlah personal. Namun, lembaga yang menyampaikan pesan tersebut. Lembaga penyampai pesan komunikasi massa ini adalah media massa itu sendiri, seperti televisi, surat kabar dan radio. Semua media itu bekerja terlembaga. Misalnya, sebuah program tayangan televisi seperti Sergap di RCTI maka terjadinya proses kerja lembaga dalam proses penyajian program tersebut kepda masyarakat. Program itu berawal dari rancangan liputan yang di lakukan oleh wartawan, kemudia wartawan mengirimkan atau menyetorkan hasil liputannya kepada redaktur media tersebut. Redaktur akan mengedit kembali gambar dan tata bahasa yang di gunakan wartawannya. Setelah semuanya berlangsung sesuai prosedur, berita tersebut akan di serahkan ke bagian teknisi untuk di tampilkan ke layar televisi. Skrip berita itu tentunya akan di berikan kepada pembaca berita (presenter). Seluruh proses itu bukan di lakukan secara personal, namun di lakukan oleh tim atau banyak orang. Sehingga di sebutlah komunikator dalam komunikasi massa terlembaga.
2.     Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka. Hal ini di karenakan, komunikan tersebar di berbegai tempat. Selain itu, pesan bersifat umum maksudnya adalah pesan-pesan yang di sampaikan oleh komunikator di tujukan oleh masyarakat luas atau masyarakat umum. Tidak ada klasifikasi pesan, misalnya di khususkan untuk masyarakat di Pulau Jawa dan lain sebagainya. Meskipun demikian, pesan yang di sampaikan melalui komunikasi massa harus melalui tahap seleksi terlebih dahulu. Pesan itu sendiri dapat berupa peristiwa, fakta dan opini. Namun, tidak semua pesan dapat di tayangkan atau di tampilkan melalui komunikasi massa. Tolak ukur pesan dalam komunikasi massa adalah adanya nilai (value) penting dan menarik di dalamnya. Bagi jurnalis atau wartawan ini di sebut sebagai nilai-nilai berita. Nilai penting dan menarik itu sendiri sangat relatif. Semua itu tergantung bagaimana peristiwa, opini dan fakta tersebut penting di ketahui oleh masyarakat. Sehingga masyarakt tertarik untuk menonton tayangan tersebut. Pada akhirnya, masyarakat tidak akan meninggalkan saluran media komunikasi massa tersebut dan berpindah ke saluran (channel) lainnya.

3.     Komunikan Heterogen
Komunikan atau penerima informasi dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Hal ini di karenakan, komunikasi massa menyampaikan pesan secara umum pada seluruh masyarakat, tanpa membedakan suku, ras dan usia. Masyarakat yang menerima pesan ini beragam karakter psikologi, usia, tempat tinggal, adat budaya, strata sosial dan agamanya.
4.     Media Massa bersifat  Keserempakan
Komunikasi massa bersifat keserempakan. Dalam hal ini, keserempakan yang di maksud adalah tayangan atau program siaran di sampaikan secara serempak. Misalnya, sinetron Bawang Merah dan Bawang Putih di RCTI di terima secara serempak oleh seluruh masyarakat Indonesia.
5.     Pesan yang di sampaikan satu arah
Dalam komunikasi massa pesan yang di sampaikan oleh komunikator bersifat satu arah. Tidak terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan dalam sebuah program siaran. Dewasa ini, sifat satu arah ini lebih dominan dari pada sifat interaksi. Meskipun, pada program khusus, kemungkinan interaksi masih terbuka bebas. Misalnya, program Talk Show, bedah editorial Media Indonesia di Metro TV dan lain sebagainya.
6.     Umpan Balik Tertunda (Delayed feed back)
Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang di sampaikan oleh komunikator. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, dalam arti umpan balik yang di sampaikan oleh komunikan tidak langsung di terima oleh komunikator. Misalnya, sebuah tayangan kekerasan di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia. Dalam psikologi di sebutkan, respon yang di terima masyarakat terdiri dari mendukung atau menolak tayangan tersebut. Pro dan kontra ini tidak dapat di sampaikan secara langsung saat program tayangan kekerasan tersebut sedang di siarkan. Butuh waktu untuk menyampaikan pesan. Penyampaian pesan ini dapat berupa kritik terhadap tayangan tersebut melalui surat pembaca di media massa dan lain sebagainya.
2.3. Komunikasi Massa Sebagai Faktor Perubahan Budaya
Bila kita renungkan bersama, bahwa ternyata media komunikasi massa, baik cetak
maupun elektronik telah merubah budaya masyarakat dari tradisional ke budaya modern. Tapi yang jadi pertanyaan disini, seberapa jauh peran komunikasi massa dapat merubah budaya yang telah lama tertanam di masyarakat, dan mengapa bisa terjadi demikian?
           Laju perkembangan komunikasi massa begitu cepat dan memiliki bobot tersendiri pada setiap sisis kehidupan social-budaya yang serat dengan perubahan perilaku masyarakat. Komunikasi massa memiliki fungsi yang berbeda-beda, setidaknya komunikasi massa berfungsi mengisyaratkan untuk membangun konsep diri, pengaktualisasian diri, untak kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagian, menghindari dari tekanan dan ketegangan antara lain melalui media-media yang menghibur.
Saat melakukan komunikasi lintas budaya, kemungkinan besar akan terjadi hambatan lintas budaya, yang di sebabkan oleh semantic, konotasi kata, perbedaan nada dan perbedaan persepsi. Di samping itu, terdapat pula kontek budaya yang dapat di capai dengan mempertimbangkan konsep-konsep tentang konteks budaya tinggi (high context), yakni budaya yang sangat mengandalkan isyarat situasional yang halus dan non verbal dalm berkomunikasi, serta budaya konteks rendah (low context) yang sangat mengandalkan kata penyampaian makna dalam (Stephen R. Robin, 2001).
Era industraliasisasi mempengaruhi kompleksitas system social masyarakat. Setidaknya terjadi proses mekanisme dan massifikasi factor produksi, distribusi dan konsumsi masyarakat. Ini berarti terjadi akselerasi kompleksitas budaya masyarakat yang ada. Komunitas masyarakat yang tidak lagi di lihat dalam satu proses kebudayaan yang sederhana melainkan komunitas masyarakat dilihat sebagai sitem budaya yang mempunyai tingkat budaya yang lebih kompleks.
Dalam bentuknya yang mulai modern, teori masyarakat dan fungsi media massa dalam persepektif empiric kritis melihat secara optimis persepsi yang berkembang dalam masyarakat atas perkembangan media massa. Artinya, bahwa masyarakat ternyata juga mempunyai kemampuan untuk mengontrol media massa berikut dampak-dampaknya.
Dari pemahaman seperti itu, terlihat bahwa media massa berperan untuk membentuk keragaman budaya yang dihasilkan sebagai salah satu pengaruh media terhadap system nilai piker dan tindakan manusia. Pada tititk tertentu, masyarakat massa mengembangkan system budaya massa. Dalam konteks yang hamper sama, terlihat dua ragam budaya massa yang dihasilkan oleh masyarakat. Di satu pihak, budaya dalam konteks masyarakat massa dengan di dukung oleh media massa dilihat sebagai entitas cair dan mampu menghegemoni sebuah masyarakat (terlihat bagaimana media mampu membentuk selera masyarakat atau membentuk cara pandang tertentu terhadap sebuah realitas, dll). Tapi di lain pihak, budaya dalam konteks masyarakat harus dilihat sebagai entitas yang juga turut membentuk media massa.
Pada fungsi komunikasi cultural, budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi dan pada gilirannya komunikasi pun turut menetukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. “Budaya adalah komunikasi” dan “komunikasi adalah budaya” (Edward T. Hall), keduanya mempunyai hubungan timbak balik. Media komunikasi massa dalam perubahan budaya juga berfungsi dalam menyampaikan pesan-pesan ritual yang biasanya dilakukan secara kolektif. Seperti menyiarkan atau memberitahukan perayaan hari besar agama, upacara-upacara ritual, upacara perkawinan yang sering bersifat ekspresif, yakni menyatakan perasaan terdalam seseorang.
Selain itu, fungsi komunikasi massa juga mengandung muatan persuasive, dalam artian bahwa pembicara menginginkan pendengan untuk mempercayai fakta dan informasi yang di sampaikan akurat dan layak untuk di ketahui, terkadang yang mendidik bisa menghibur dan yang menghibur bisa mendidik sekaligus menerangkan dan secara halus bersifat membujuk. Ternyata banyak fungsi dari media komunikasi massa yang akhirnya dapat di kembangkan dari hasil pengamatan atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita.
Media massa juga mempunyai peranan penting dalam membentuk moral bangsa, diantaranya pembentukan jati diri generasi bangsa dan mengubah struktur sosial msyarakat yang mendapat dukungan dari nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan. Nilai atau norma tersebut menjadi unsure-unsur kepribadian para anggota masyarakat, yang dinamakan “supe ego” seseorang. Misalnya saja, dengan adanya akulturasi akan mendorong masyarakat ungtuk beradaptasi dan mensosialisasikan diri untuk menghadapi perubahan tersebut. Manusia, tidak akan lepas  dari yang namanya “Komunikasi”. Terlebih komunikasi melalui media massa yang dalam setiap penyampaian atau penyiarannya memuat pesan-pesan penting dan merupakan suatu pengetahuan, hiburan atau hanya selingan sesaat pada setiap kesibukan.
Diharapkan, media komunikasi massa tidak hanya menyampaikan dan mengambil keuntungan komersial saja dari hasil tersebut bila banyak komunikan yang menyimaknya, tetapi harus mampu menyampaikan pesan moralyang mendidik generasi bangsa, serta berpartisipasi dalam proses pendewasaan pemikiran dan sikap bangsa Indonesia pada khususnya. Mulalui media massa, banyak generasi muda yang memilih gaya hidup (life style) yang kebarat-baratan, seperti cara berpakaian, menikmati hiburan dengan tarian dan alunan music disco, serta kebiasaan-kebiasaan berbicara dengan yang lebih tua.
2.4. Efek Komunikasi Massa Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat
           “Hidup tanpa perubahan berarti mati, dan perubahan tanpa kemajuan berarti sia-sia”. Dari statement tersebut dapat direnungkan bahwa efek yang di timbulkan dari berbagai macam media komunikasi massa telah banyak mengubah kehidupan kita. Kehidupan yang berkembang menuju pada kemudahan dan kemajuan, ataukah menuju arah kesukaran atau kemunduran. Itu semua tergantung pada subyek terlaksana.
           Diakui atau tidak, proses materi dan bentuk dari komunikasi massa telah banyak menimbulkan pergeseran nilai serta mengubah dan mempengaruhi pola pikir dan perilaku hidup kita. Misalnya saja jadwal penyayangan infotaiment dan sinetron televisi di sore hari, yang seharusnya penonton sibuk untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, tetapi waktu yang tersisa untuk menikmati acara tersebut. Dari contoh kecil tersebut, terbukti bahwa media massa dan elektronika khususnya, telah mengubah perilaku hidup kita, yang sebelumya telah menjadi kebiasaan/rutinitas.
           Sehingga proses penyampainan pesan atau informasi dari media komunikasi massa diharapkan harus sesuai sasaran, bila proses penyampaian tersebut hanya mementingkan aspek komersial saja, saya yakin tidak akan terjadi perubahan menuju kemajuan, tetapi sebaliknya hanya berakibat pada kemunduran, khususnya kemunduran moral bangsa.


BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
            Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, komunikasi merupakan suatu tindakan (act) yang selalu dilakukan dan sangat penting untuk menyelaraskan pemikiran, makna dan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Dapat dikatakan pula, komunikasi sebagai transfer atau proses pemindahan ide, pesan dan informasi dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung maupun menggunakan perantara. Perantara yang dimaksud disini adalah media, maka muncul istilah media komunikasi massa, yang terdiri dari media cetak dan media elektronik.
            Dalam perkembangannya, komunikasi massa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan budaya dan perilaku baik pola pikir maupun pola hidup masyarakat yang terangkum suatu perilaku.
            Media komunikasi massa mempunyai peranan penting dalam membentuk jati diri bangsa, disamping itu pula, memiliki peran yang dapat mengubah budaya di masyarakat sehingga nilai serta norma-norma terkadang melenceng dari aturan yang telah lama melekat dan akhirnya menjadi pandangan hidup bangsa.



BAB IV
Daftar Pustaka
Boyd-Barret, Oliver and Chris Newblod (eds), 1995, Aprroches to Media: A Reader, St Martin’s Press Inc: New York dalam artikel karangan Harold. D. Wilensky, Mass Society and Mass Culture: interdependence or Independence ?
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rahmat. 1989. “komunikasi antar budaya” Remaja Rosdakarya. Bandung.
Lusiana Andriani Lubis. 2002. “Penerapan Komunikasi Lintas Budaya Di Antara Perbedaan Kebudayaan”. USUDigital Library.




انواع الكلام


أَنْوَاعُ اَلْكَلَلامِ
اَلْكَلَامُ : هو اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ, اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ
س : افا يغ دي نماكن كلام؟
ج : كلام اياله تياف-تياف لفظ يغ مركب سرتا وضع.  يعني شرط كلام منوروت علماء نحو حروس ترديري داري لفظ دان ترسوسون داري دوا كلمة اتو لبيه باياء سرتا ممباريكن فائده اتو فغرتيان دان بربحساعراب يع دي سغاجا.
منوقيل داري كتاب كفراوي يعني فغرتيان كلام منوروت علماء نحو اياله لفظ, مركب, مفيد, سرتا وضع.
لفظ: منوروت لغة اياله ماليمفر اى رمي سفرتي مغاتكن لفظت داغن معنى رميته، سدغكن منوروت اصطله يايتو سوارا يغ ترديري داري ساله ساتو حروف هجائية يغ 28 سفرتي لفظ زيد، رجل، يايتو ترديري داري حروف هجائية زاء، ياء، دال. ترلفس فمبحاسان لفظ يايتو اشارات دان العقد (فرجنجيان) دان سابكييا، مكا تيداء دينماكن  كلام منوروت علماء نحو نمون دينماكن كلام منوروت لغة.
مركب: اياله تياف-تياف لفظ يغ ترسوسون داري دوا كلمة اتو لبيه باياء سفرتي لفظ قام زيد, زيد قائم في القسم. ترلفس داري فمبحاسان مركب يايتو مفرد سفرتي لفظ زيد مكا تيداء دي نماكن كلام منوروت علماء نحو. نمون ادا جوكا يغ لفظ يا مفرد تافي مايمفان ضمير مستتير سفرتي لفظ قم مكا لفظ ترسبوت دي نماكن كلام كرنا ميمفان ضمير مستتير يايتو انت.
مفيد: اياله تياف-تياف لفظ يغ ممباريكن فائده (فعرتيان) سجارا سمفورنا بايك يغ مغاتاكن موفون يغ منداغركن سفرتي لفظ قام زيد دان لفظ زيد قائم، مكا ساسوغكهيا كادوا جنتوه ترسبوت ممباريكن فائده يغ سمفورنا كافدا اوراغ يغ مغاتاكن موفون كافدا اوراغ يغ منداغركن، يايتو كابار داعن برديري يا زيد. ترلفس دري فمبحاسان مفيدسفرتي لفظ ان قام زيد مكا لفظ ترسبوت تداء دي نماكن كلام نمون دي سبوت كلم كرنا بركومل يا تيكا كلمة يايتو اسم، فعل، حروف دان تيداء بيسا دي مغرتي ساجارا سمفورنا.
وضع: اياله بحاسا عراب يغ دي سعاجا. ادافون مقسود ادايا وضع فدا شرط يا كلام اياله منجاديكن لفظ ساباكي تندا معنى سفرتي لفظ زيد مكا ساسوغكهيا لفظ زيد اني بحاسا يغ بربغسا عراب دان منجاديكن بحاسا عراب ساباكي تندا اتس معنى، يايتو ذات وضع ترحداف لفظ زيد. ترلفس داري فمباحاسان وضع العرابي، يايتو كلام العجم سفرتي بحاسا تركي دان بربري، مكا تيداء دي نماكن كلام منوروت علماء نحو. والله اعلم بالصواب.


Polemik nama Paulus dalam kitab Tafsir "Miracle the Reference" Syaamil Al-Qur'an

Bilal
Senin, 8 Oktober 2012 14:16:34
JAKARTA (Arrahmah.com) - "Bencana besar" sebuah kalimat yang ditulis dengan huruf kapital dikirim ke redaksi arrahmah.com, kalimat "bencana besar" tersebut menjadi kalimat pembuka yang menerangkan telah terjadi persoalan pada dua buah buku tafsir  yang dianggap kontra dengan Aqidah Islamiyah.
Dua  buku tersebut ialah Syaamil Al-Quran, 22  in one, "MIRACLE THE REFERENCE" hal 880 yang dinilai pada bagian tafsir Ibnu Kasir tentang surat yasin ayat 13-14 menceritakan tentang seorang nabi utusan tuhan bernama "PAULUS". Serta kalimat selanjutnya tentang "Rasul-rasul utusan Isa Almasih Putera Maryam", dan dinilai seakan-akan Isa diposisikan adalah Tuhan yang mengutus Rasul-rasul. Surat tersebut menganggap ada  infiltrasi ajaran Kristen. 
Selain itu, pada terjemah TAFSIR IBNU KATSIR (10 jilid, harga Rp. 1.498.000,-), yang diproduksi Syaamil, buku ke 8 halaman 208, dianggap pula terdapat kalimat yang sama dan kesalahan yang sama, yaitu : 
  1. Tentang Seorang nabi utusan tuhan bernama "PAULUS" .
  2. Kalimat yang berbunyi, "Rasul-rasul yang diutus oleh Isa Almasih Putera Maryam"
Kemudian surat tersebut memberikan komentar seperti berikut :
Catatan :  Kalimat selanjutnya tentang "Rasul-rasul utusan Isa Almasih Putera Maryam", seakan-akan Isa adalah tuhan sehingga mampu mengutus Rasul-rasul ? PT Gramedia dan Syaamil, benarkah  ini tidak disengaja ...?,Atau PT. Syaamil  membawa misi Kristen ...?  Buku-buku ini akan diwarisi oleh anak cucu kita, dan mereka sejak kecil akan dikenalkan dengan seorang Rasul bernama Paulus, langkah kedua akan semakin mudah bagi kristen, untuk memperkenalkan nama seorang Tuhan Yesus. Bagi yang punya akses, lakukan upaya agar penerbit menarik & merevisi buku-buku ini.Ini kewajiban kita bersama. 
Klarifikasi dari Penerbit Syaamil
Redaksi kami pun menerima sebuah link klarifikasi dari redaksi penerbit Syaamil(http://syaamilquran.com/penjelasan-mengenai-miracle-reference-dan-tafsir-ibnu-katsir.html).
Penjelasan mengenai Miracle the reference dan Tafsir Ibnu Katsir
Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian umat Islam terhadap mushaf Al-Quran Miracle the Reference dan Terjemah al Misbaahul Muniir fii Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir.
Mushaf Al Quran Miracle The Reference adalah salah satu produk terbitan Syaamil Quran dari PT Sygma Examedia Arkanleema. Produk ini adalah hasil pengembangan lanjutan dari produk sebelumnya, Al Quran The Miracle 15 in 1.
Mengapa produk hasil pengembangan ini disebut "Miracle The Reference"? Pertama, "Miracle" sendiri dimaksudkan sebagai sinonim (arti dalam bahasa Inggris) dari kata "Mukjizat", salah satu kata yang paling tepat untuk menyebut Al Quran. Kedua, "The Reference" dimaksudkan bahwa produk ini, selain berisi mushaf Al Quran, juga berisi konten-konten lain yang berfungsi menjelaskan maksud dari ayat-ayat Al Quran. Tujuan penyediaan konten-konten tersebut bukanlah menambah atau mengurangi isi Al Quran-nya sendiri, melainkan untuk memberi sarana bagi setiap pembaca Al Quran agar semakin memahami kandungan isi ayat-ayat-Nya.
Oleh sebab itu, konten-konten tersebut tentu tidak boleh sembarangan, baik dari nilainya, keshahihannya, maupun penulisannya. Dewan Redaksi dari produk ini kemudian berkeputusan untuk mengambil rujukan/referensi dari kitab-kitab atau karya para ulama yang diakui umat Islam secara jumhuri, baik dari sisi penulisnya maupun konten karyanya, serta dinilai penting oleh umat Islam. Kitab-kitab tersebut adalah: Tafsir Ath Thabari/Jami'ul Bayan At Ta'wil Al Quran (Muhammad Abu Ja'far Ibn Jarir), Tafsir Ibnu Katsir (Al Hafidz Imaduddin Ismail bin Amr Ibnu Katsir), Mu'jam I'rab Al Fadzil Quran (Syaikhul Azhar Sayyid Tantawi), Shahih Bukhari (Imam Al Bukhari), Shahih Muslim (Imam Muslim), Al Adzkar Al Muntakhabah min Kalaami Sayyidil Abrar (Imam An Nawawi), Syarah Shahih Muslim (Imam An Nawawi), Riyadushshalihin (Imam An Nawawi), Lubabunnuquul fii Asbaabinnuzuul (Imam Jalaluddin As Suyuti), Asbaabunnuzuul (Imam Al Wahidi), Misbaahul Muniir fii Tahdzib Tafsir Ibnu Katsir (Tahkik Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury), lebih dari 50 karya Harun Yahya, dan lain-lain. 
Tanda Tashih, Kapasitas Para Ulama, dan Kelayakan Konten
Seluruh konten dalam Miracle the Reference telah mendapat pemeriksaan dari para pakar dalam bidang terkait, yaitu: Prof. Dr. K.H. Maman Abdurrahman, MA. (Guru Besar Syariah Universitas Islam, Bandung); Dr. H. Engkos Kosasih, Lc. (Doktor bidang Tafsir Hadits UIN Bandung); Dr. Dadang Darmawan, MA. (Doktor bidang Tafsir Hadits UIN Bandung); Drs. Abu Z Maulana Akbar Khan, M. Ag. (Direktur LPIQ MUI Jawa Barat); K.H. Amin Muchtar (Director of Hadits Institute Ibnu Hajar, Bandung); dan Ust. Muhammad Saifudin, Lc. M. Ag. (Direktur Akademik Lembaga Studi Ulumul Quran (LSUQ) Bandung, Jawa Barat. Selain itu, keseluruhan dari susunan perpaduan mushaf Al Quran dan penjelasannya ini telah mendapatkan pemeriksaan yang utuh dari tim Lajnah Pentashih Al Quran Kementerian Agama, sebuah lembaga yang mendapat kewenangan dan tanggung jawab penuh atas penilaian layak atau tidaknya sebuah produk mushaf Al Quran disebarkan di masyarakat.
Konten Tafsir Ibnu Katsir Pada Hlm. 880 (QS. Yaasin, 36: 13-14)
Dalam Miracle The Reference halaman 880 yang belum direvisi, pada box Tafsir Ibnu Katsir untuk QS. Yasin, 36: 13-14 paragraf 3, terdapat kalimat-kalimat berikut:
Allah swt. berfirman, "Kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga". Allah mengutus seorang nabi lagi untuk lebih memperkuat utusan usaha kedua nabi sebelumnya. Ibnu Juraij meriwayatkan dari Wahab bin Sulaiman dari Syu'aib al-Jubba'i, nama dua orang nabi yang pertama adalah Syam'un dan Yohanes, sedangkan Nabi ketiga Paulus…"…  dst.
Pencantuman nama ketiga orang tersebut (terutama Paulus) ternyata menimbulkan opini-opini tertentu, terutama bila dikaitkan dengan keyakinan penganut Nasrani yang sekarang.
Perlu kami jelaskan bahwa kami telah melakukan REVISI untuk cetakan Miracle berikutnya (terhitung mulai cetakan Juni-Juli 2012) dengan tidak menyebutkan nama-nama dari ketiga utusan tersebut, karena banyaknya versi rujukan penyebutan nama berdasarkan berbagai sumber. Kami juga telah melakukan pengeditan ulang pada kalimat terakhir tafsir tersebut mengenai utusan Isa Al-Masih a.s. Hal ini kami lakukan untuk menghindari kontroversi dan perdebatan lebih lanjut. Hasil revisinya YANG TELAH KAMI CETAK adalah sebagai berikut: 

Namun, selama proses penyebaran cetakan hasil revisi ini berjalan, jika di antara umat Islam masih menemukan edisi lama sebelum revisi, berikut adalah penjelasan dari kami mengenai teks dalam Miracle the Reference, box Tafsir Ibnu Katsir halaman 880 tersebut:
Dalam beberapa referensi yang dirujuk, di antaranya: Tafsir Ibnu Katsir, Kitab Albidayah Wannihayah;  Tafsir Almunir Fil 'Aqidah Wal Syari'ah, DR. Alwahbah Zuhaily; Addar Almantsur Fi Attafsir Bilmatsur, Imam Suyuthi; Tafsir Ibnu Abi Hatim; Tafsir Allubab Ibn 'Adil; Tafsir Ruhul Ma'ani 'Umdatu Al Qari Syarah Al Bukhari; dan beberapa rujukan lain dalam menafsirkan surat Yasin ayat 13 dan 14,  kata yang (ditulis dalam bahasa arabnya Baulus dengan akhiran huruf sin atau baulush dengan akhiran huruf shad), diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Paulus karena huruf P (dalam huruf latin) ditulis dengan huruf Ba (dalam bahasa arab). Sebagai contoh, Pakistan menjadi Bakistan, Paris menjadi Baris (silakan merujuk buku-buku pelajaran bahasa Arab seperti Al'arabiyah Baina Yadaik karangan tim pakar bahasa Arab, cet. ketiga, Maktabah Almalik Fahd, KSA, th. 2004. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kata Baulus atau Baulush berasal dari bahasa asing yang ditulis dengan huruf Arab sehingga kalau ditulis dalam bahasa Indonesia menjadi Paulus.
Secara kaidah ilmiah, tidak ada hal yang menyalahi ketentuan yang berlaku dari penulisan kata tersebut di dalam Miracle The Reference, karena Dewan Redaksi mengambil rujukan-rujukan yang terpercaya seperti dijelaskan di atas.
Berikut ini kutipan teks asli dari kitab Ibnu Katsir yang sudah disarikan yang disebut dengan kitab Al misbah al Munir fi Tahdzib tafsir Ibnu Katsir yang menjadi salah satu rujukan langsung Miracle The Reference, 
قال ابن جُرَيْج، عن وهب بن سليمان، عن شعيب الجبائي قال: كان اسم الرسولين الأولين شمعون ويوحنا، واسم الثالث بولس …
Ibnu Juraij berkata, dari Wahb bin Sulaiman, dari Syu'aib Al Jabbai berkata, bahwasannya nama dua orang utusan yang pertama adalah Syam'unYuhana, dan nama utusan yang ketiga, Baulus...
(جماعة من العلماء بإشراف الشيخ صفيّ الرحمن المباركفورى،  المصباح المنير فى تهذيب تفسير ابن كثير، الرياض، دار السلام للنشر و التوزيع، الطبعة الأولى، 1420هــ/1999م، ص.903.)
(Tim pakar ulama di bawah pengarahan Syaikh Shafiyu al Rahman al Mubarakfuri, al Misbah al Munir fi tahdzib tafsir ibn katsir, Riyadh, Daar as salam linnasyr wa tauzi', cet. Pertama, 1420H./1999M., hal.903)
Berikut ini sebagai perbandingan dari rujukan kitab-kitab yang lain:
Rujukan Kitab Tafsir Fathul Qadir:
في قوله : {إذ أرسلنا إليهم اثنين فكذبوهما فعززنا بثالث فقالوا إنا إليكم مرسلون قالوا ما أنتم إلا بشر مثلنا وما أنزل الرحمن من شيء إن أنتم إلا تكذبون قالوا ربنا يعلم إنا إليكم لمرسلون} ، قيل : واسم الاثنين يوحنا ، وشمعون . وقيل : أسماء الثلاثة : صادق ، ومصدوق ، وشلوم قاله ابن جرير ، وغيره . وقيل : سمعان ، ويحيى ، وبولس
Dalam firman Allah ta'ala, yang artinya, (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu." Dikatakan bahwa nama dua orang utusan tersebut adalah YuhanaSyam'un. Dan sebagian pendapat dikatakan, nama ketiga orang utusan tersebut adalah, Shadiq, Mashduq dan Syalum, demikian pendapat Ibnu Jarir dan yang lainnya. Dikatakan dlm pendapat lain, Yam'anYahya dan Bulis.
(Muhammad bin Ali bin Muhammad al Syaukani, fathu al Qadir, Al manshurah, Dar al Wafa, cet. Ketiga, 1426H./2005M., jilid 4, hal. 480).
Jadi, memang banyak perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai ketiga utusan itu. Ada yang menyebutnya seperti nama ketiganya demikian (Ibnu Katsir dengan mengutip riwayat Qatadah, Ibnu Jarir dari Wahab dari Ibnu Sulaiman dari Syu'aib Al Jiba'i). Ada juga yang berpendapat bahwa mereka bernama Shadiq, Shaduq, dan Shalum (Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas ra.). Tidak ada yang bisa memastikan yang sebenar-benarnya siapa mereka kecuali Allah. Siapa dan apa pun nama mereka, secara zahir, berdasarkan bunyi ayat 14, Al-Quran menyebut mereka sebagai utusan Allah.
Menurut Ibnu Jarir dalam Tafsir Ath Thabari, yang mengutip riwayat Qatadah, mereka adalah bagian dari kaum Hawariyyin (para pengikut Nabi Isa as. sebagaimana disebutkan dalam Al Quran). Oleh karena itu, para mufasir (di antaranya: Ibnu Katsir dengan mengutip riwayat Qatadah, Ibnu Jarir dari Wahab dari Ibnu Sulaiman dari Syu'aib Al Jiba'i, dan Imam As Suyuti) juga ada yang berpendapat bahwa ketiganya merupakan "utusan" Nabi Isa as., hal itu karena posisi ketiganya seperti Muadz bin Jabal (sahabat Rasulullah saw.) ketika "diutus" oleh Rasulullah saw. untuk berdakwah ke Yaman. Jadi yang dimaksud dengan "diutus" di sini adalah ditugaskan, diperintahkan untuk melakukan dakwah. Kata "diutus" tersebut bukan bermaksud menyamakan kedudukan Nabi Isa a.s. dengan Allah swt. Hanya Allah swt. yang berhak menjadikan seseorang sebagai nabi dan rasul. 
Yang perlu digarisbawahi, siapa pun ketiga orang tersebut, termasuk apa pun namanya (Allahua'lam bimuraadih), sesungguhnya bukanlah tujuan utama yang dimaksudkan oleh Allah untuk mendapatkan perhatian umat Islam karena Al Quran sendiri tidak memberitahukannya secara gamblang siapa mereka sebenarnya. Yang harus menjadi perhatian umat Islam, adalah bagaimana spirit perjuangan dakwah mereka bertiga kepada kaum yang menentang dakwah mereka.
Selain itu secara historis, sesungguhnya sangat mungkin yang dimaksud Baulus yang ditugaskan oleh Nabi Isa berbeda dengan Paulus yang sangat ditokohkan dalam agama Nasrani sekarang. Di dalam kitab rijalul hadits, siapa pun dapat menemukan nama-nama para sahabat yang sama, tetapi orangnya berbeda. Begitu juga dalam sejarah-sejarah yang lain.
Pencantuman nama-nama tersebut di cetakan Miracle the Reference yang belum direvisi, bukan berarti membenarkan ajaran Nasrani sekarang, karena akar akidahnya sudah berbeda. Dalam Islam, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah tidak memiliki anak serta tidak diperanakkan (QS. Al-Ikhlas: 3). 

"Wahai ahli kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Maka, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, "(Tuhan itu) tiga," berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nya lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung. Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya." (QS. An-Nisa, 4:171-172). 

Oleh karena itu, karena nama mereka bukanlah tujuan utama yang dimaksudkan oleh Allah untuk mendapatkan perhatian umat Islam, juga karena sangat menghargai masukan yang disampaikan oleh sejumlah kalangan, maka Dewan Redaksi memutuskan untuk melakukan revisi atas konten tersebut. Tujuan paling utama dari hal ini adalah untuk menjaga kepentingan ukhuwah yang lebih besar dan menghindari perdebatan tanpa ilmu yang akan menjerumuskan.
Ini menjadi salah satu pelajaran utama bagi para pembelajar yang senang mempelajari Al Quran melalui Miracle The Reference. Tentu hal ini menjadi hikmah tersendiri karena Miracle The Reference telah menjadi referensi pembelajaran Al Quran untuk para pembelajar Islam. 
Revisi Dan Pengeditan Ulang Pada Paket Buku Tafsir Ibnu Katsir, Buku Ke-8 hal. 208. 
Pada hari Selasa, 25/09/12, redaksi Syaamil Books mendapat brodcast blackberry messenger (BBM) "DUA BUKU TAFSIR TERBITAN GRAMEDIA BERMASALAH". 

Berikut adalah klarifikasi atas isi BBM tersebut:
  1. Produk yang dimaksud "Miracle The Reference", dan terjemah "Misbaahul Muniir fii Tahdziib Tafsir Ibnu Katsir", adalah terbitan Syaamil Quran, sama sekali bukan terbitan Gramedia. Dalam kemasannya pun sama sekali tidak tertera tulisan Gramedia. Gramedia hanyalah partner Syaamil Quran dalam disritibusinya. Gramedia menjualkan produk-produk Al-Quran terbitan Syaamil Quran, juga Quran dari penerbit-penerbit lainnya. 
  2. Syaamil Al-Quran sebagai penerbit, telah menuliskan tulisan, gagasan, idea, dan pemikiran Imam Ibnu Katsir Rahimahullah sebagai penulis "Misbaahul Muniir fii Tahdziib Tafsir Ibnu Katsiir" (Paket Lengkap Tafsir Ibnu Katsir) dan menyampaikannya kepada publik. Pada tafsir surat Yaasin: 13-14 (halaman 208), kitab tafsir tersebut memang menyampaikan tentang seorang nabi utusan Tuhan bernama "Paulus" (ditulis dalam bahasa Arab : "BAULUS atau BULISH" yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "PAULUS"). Ada pula kalimat "rasul-rasul utusan Isa putera Maryam". Penjelasan mengenai "Paulus" telah dijelaskan di atas. Sementara, kata 'rasul-rasul' yang dimaksud di sana bukan rasul bermakna "Rasulullah", namun utusan biasa (dalam bahasa Arab, "rasul" artinya "utusan" dalam bahasa Indonesia). Hal ini juga telah dijelaskan di atas. 
  3. Berikut adalah naskah asli Tafsir Ibnu Katsir yang menyebutkan tentang "Baulus"
  4. Untuk tetap menjaga ukhuwah, redaksi Syaamil Quran SUDAH melakukan penyesuaian   pada produk Miracle The Reference 22 in 1 cetakan baru dan Syaamil Books SEDANG melakukan hal yang sama untuk "Misbaahul Muniir fii Tahdziib Tafsir Ibnu Katsiir", atau Paket Lengkap Tafsir Ibnu Katsir. 
  5. Syaamil sebagai penerbit buku-buku agama Islam dan Al-Quran, sama sekali tidak mendapat titipan misi apa pun dari siapa pun. Syaamil Quran konsisten dengan upayanya  mendakwahkan Al-Quran, tanpa intervensi dari pihak manapun, apalagi kalangan non-Islam.
  6. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi: redaksi.syaamilquran@gmail.com atau kantor  redaksi di Jl. Babakan Sari 1 No. 71 Kiaracondong – Bandung, telp. 022-7208298.
Demikian hak jawab ini sebagai tabayyun atas informasi yang beredar. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap istiqamah dalam kebenaran-Nya.
Kami berterima kasih pula pada semua pihak yang telah membantu, termasuk para Ustadz, Ulama dan rekan-rekan muslim yang tetap memandang hal ini secara positif dan mendukung upaya-upaya informasi yang kami lakukan. Kita semua bersaudara, dan memiliki niatan baik untuk mendapat ridha Allah SWT.

Selesai kutipan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
(bilal/arrahmah.com)

PROPOSAL PELATIHAN

            PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA       ” PELATIHAN PEMBUATAN BLOG PENDIDIKAN BAGI GURU-GURU DI KOTA BANGKALA...